Pendidikan bukanlah menabur benih pada dirimu, melainkan menumbuhkan benih-benih yang ada dalam jiwamu.
Bila benih itu mendapatkan pupuk dan penerangan jiwa yang baik, ia akan tumbuh jadi pohon pengetahuan dan kebijaksanaan yang subur.
Itulah satu-satunya kekayaan manusia yang tak bisa lenyap.
Bahkan kematian tak bisa mematikan pohon keilmuan-kearifan yang kau tumbuhkan. Ia akan beranak-pinak melahirkan benih-benih baru yang menyuburkan dan memakmurkan negeri.
Kekayaan sejati suatu negeri bukanlah kekayaan alamnya, melainkan kekayaan pengetahuan dan kebijaksanaan dlm jiwa bangsa, hasil budidaya pendidikan
Daulat Ilmu
Nabi Muhammad bersabda, "Ulama paling buruk adalah yg mengunjungi penguasa dan penguasa paling baik adalah yg mengunjungi ulama."
Tentang hal ini Jalaluddin Rumi berpendapat, bukan berarti ulama (ilmuwan) tidak boleh memasuki istana (kekuasaan), melainkan tak sepatutnya memperhambakan ilmu pada kekuasaan; sehingga daulat kebenaran ilmu diperbudak ambisi materi dan jabatan.
"Jika seorang ulama menghias dirinya dengan ilmu bukan untuk menarik perhatian para penguasa, melainkan semata demi Kebenaran (Al-Haq); jika perilakunya sesuai dengan jalan yang benar dan itu jadi karakter dirinya, maka ia tidak akan melakukan sesuatu selain demi Kebenaran.
Seperti ikan yg tak akan mampu hidup dan tumbuh selain di air. Orang alimseperti itu benar-benar memiliki akal yang dapat mengontrol dirinya...
Dengan itu para penguasa akan mendapat manfaat dari kemilau cahaya ilmunya."
***
Yudi Latif, Belajar Merunduk.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews