Pecatur Amerika Serikat kelahiran Filipina, Wesley So, akhirnya tampil sebagai juara seri pertama Grand Chess Tour 2018, Your Next Move, di Leuven, Belgia. Ia satu-satunya pecatur yang mencetak skor 22 poin dari 27 babak di turnamen ini.
Sempat unggul 3 poin kemudian 1½ poin dan terakhir ½ poin dari dua saingan terdekatnya Karjakin dan MVL membuat babak terakhir catur blitz menjadi sangat menegangkan.
So pegang Hitam menghadapi Nakamura. Karjakin pegang Hitam juga lawan Mamedyarov, hanya Maxime Vachier Lagrave yang pegang Putih ketemu Vishy Anand. Hasilnya: tiga-tiganya kalah!
Dengan demikian GM Wesley So keluar sebagai juara dan memenangi hadiah pertama sebesar 37.500 dollar AS atau sekitar 525 juta rupiah. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh GM Sergey Karjakin dan Maxime Vachier Lagrave masing-masing dengan 21½ poin.
"I’d like to dedicate this tournament to the Lord because it’s a miracle, really!" ujar Wesley mensyukuri kemenangannya ini. Foto di atas adalah reaksi So saat mengetahui ia tetap juara meskipun kalah dari Nakamura.
Setelah Belgia, So dan para pemain lainnya naik kereta ke Paris, tempat seri kedua Grand Chess Tour (Rapid & Blitz) digelar pada 20-24 Juni 2018.
Keluarga angkat So
Pada tahun 2012, orangtua Wesley So berimigrasi ke Kanada dengan meninggalkan So sendirian tinggal di Filipina. Usianya memang bukan lagi usia seorang anak-anak kala itu tetapi ia belumlah menjadi seorang pria dewasa di tengah karier caturnya yang tengah berkembang.
Banyak yang berpandangan bahwa perasaan ditinggalkan ini adalah sumber kebencian yang dirasakan oleh si jenius catur ini terhadap kedua orang tuanya.
Pada tahun yang sama, Wesley menerima beasiswa catur dari Webster University dan menjadi bagian dari Susan Polgar Institute for Chess Excellence (Spice). Lembaga yang didirikan dan dikelola oleh Susan Polgar bersama suaminya, Paul Truong.
[caption id="attachment_17245" align="alignleft" width="560"] So dan keluarga (Foto: Arsip Wesley So)[/caption]
Wesley hanya bertahan selama dua tahun lebih di kampus itu. Setelah memenangi hadiah pertama sebesar 100 ribu dollar AS atau sekitar 1,4 miliar rupiah di turnamen Millionarie Chess, Las Vegas, bulan Oktober 2014, Wesley So memutuskan untuk hengkang dari Webster.
Alasan Wesley untuk keluar adalah karena dia ingin full time mengejar karier caturnya tanpa terganggu dengan berbagai urusan kuliah. Ini juga menjadi salah satu bahan pertengkaran antara Wesley So dengan ibu kandungnya, Eleanor, yang menginginkan anaknya itu menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu di Webster baru menekuni catur.
Sekeluarnya dari Webster, Wesley So diajak pasangan keluarga Filipina bernama Lotis Key dan suaminya Renato Kabigting untuk tinggal di rumah mereka di Minnessota, salah satu kota di negara bagian AS di mana keluarga ini telah tinggal di sana sejak tahun 1980.
Mereka pernah mengundang Wesley So dalam sebuah jamuan makan malam pribadi saat So berkunjung ke Minnesotta tahun 2013. Jamuan makan malam yang sangat berkesan.
Lotis mengatakan, Wesley So masuk ke dalam kehidupan keluarga mereka dengan cara yang tidak terduga dan terlihat sangat bahagia saat berkumpul bersama mereka.
Masih menurut Lotis Key, Wesley So adalah seorang anak baik, anak yang menyenangkan dan Wesley So sangat cepat beradaptasi dengan keluarganya termasuk dengan putrinya Abbey. Wesley sekarang tinggal bersama keluarga ini dan menyebut Lotis Key dan Kabigting sebagai ibu dan ayahnya.
Lotis Key sendiri adalah mantan aktris terkenal Filipina yang sudah membintangi 85 judul film. Setelah hijrah ke AS, dia menekuni karier sebagai novelis dan penulis lepas.
Dia juga bertindak sebagai manajer dan mengatur jadwal So. Lotis Key menemani Wesley bepergian keberbagai belahan dunia untuk mengikuti berbagai turnamen termasuk sat ini ke Leuven dan Paris.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews