Bahagianya Bisa Berbagi

Kamis, 21 Juni 2018 | 16:33 WIB
0
702
Bahagianya Bisa Berbagi

Dalam kerelaan berbagi manusia bahagia dengan karunia berlimpah. Al-Qur’an melukiskan nafkah yang dibagikan ibarat sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, dan setiap bulir berbuah seratus biji (QS. 2: 261).

Semakin banyak memberi, semakin banyak menerima, sehingga kesuburan dan kesejahteraan negeri bertambah.

Di sini berlaku hukum kekalan energi. Tidak ada energi yang hilang. Tubuh dan mental manusia senantiasa menjalin relasi saling memberi dan menerima dengan semesta.

Mencipta, mencintai dan menumbuhkan menjamin keberlangsungan relasi ini.

Semakin banyak kita memberi makin terlibat dalam sirkulasi energi semesta; pada gilirannya semakin banyak kita peroleh dalam bentuk cinta, materi dan ketentraman.

Maka jika kita memberi, berilah dengan senang hati. Jika hendak diberkati, berkatilah sesama dengan mengirimkan percikan pemikiran positif.

Jika kita tak punya uang, berikanlah pelayanan. Kita tidak pernah kekurangan dalam apa yang dapat diberikan.

Bercermin

Apa yang bisa dikatakan telinga pada bibir? Biarkan kudengar dulu sebelum kau bicara. Suka bicara tanpa mendengar membuat hati merasa pintar, tanpa pintar merasa.

Banyak penyeru mengira problem kehidupan itu ada di luar sana. Bila hati pintar merasa akan segera terlihat, problem itu pun bersemayam dalam diri sendiri dan orang-orang terdekat.

Seseorang tak akan begitu menikmati membincangkan keburukan orang seberang bila diri sendiri tak berlumur noda.

Bagaimana bisa membersihkan kotoran pada pihak lain dengan sapu diri yang kotor juga?

***

Yudi Latif, Belajar Merunduk.