Dahlan Iskan Menjawab (9): Pagar alias Tembok Itu Pencitraan Trump

Minggu, 10 Juni 2018 | 05:07 WIB
0
707
Dahlan Iskan Menjawab (9): Pagar alias Tembok Itu Pencitraan Trump

Hery, Pak Dahlan sering berkenalan dengan orang-orang baru lengkap dengan profesi dan asalnya. Jadi penasaran. Kalau pak Dahlan memperkenalkan diri sebagai apa? Mantan mentri? Mantan direktur bumn?Bos koran..  atau.. apa?

Tanggapan Dahlan Iskan:

Kebetulan orang Amerika itu beda: kurang hobi menanyakan latar belakang pribadi seseorang. Apalagi sayalah yang terus banyak bertanya. Hahahaha… habis waktu mereka untuk bertanya.

Dalam rapat-rapat resmi juga tidak perlu memperkenalkan diri. Sebelum menyetujui untuk bertemu mereka sudah googling: siapa saya.

Kebetulan di Google saya sudah ditampilkan dengan sangat telanjang. Sisi-sisi buruknya juga ada. Lepas benar atau setengah benar atau tidak benar.

Di Amerika berbeda dengan di Jepang. Tentu saya menyiapkan kartu nama. Satu kotak kecil. Tapi utuh. Tidak berkurang satu pun. Saya termasuk yang tidak hoby membagi kartu nama.

Di Jepang beda sekali. Ketemu siapa pun harus memberi kartu nama. Saya pernah ke Jepang membawa satu kotak: tidak cukup. Kunjungan berikutnya membawa dua kotak: tidak cukup. Akhirnya saya tahu: harus tiga kotak.

Sebagai orang yang punya kebiasaan salaman, saya pernah kecele. Di Jepang. Waktu lawan bicara mengajukan tangan saya sambut dengan telapak tangan saya. Ternyata ia mengajukan kartu nama. Tidak perlu salaman. Tapi sudah terlanjur. Saya ajak ia salaman. Baru tukar kartu nama.

Julung Darmanto, kalau ke perbatasan Meksiko liput juga tentang pagar pembatas yang dibangun Donald Trump.

Tanggapan Dahlan Iskan: 

Memang Trump berjanji akan bangun tembok perbatasan dengan Meksiko itu. Di tahun pertama. Atas biaya yang ditagihkan ke Meksiko.

Sampai hari ini belum ada yang dilaksanakan. Sepotong pun.

Yang sudah dilakukan adalah pencitraan: membangun contoh-contoh desain tembok itu. Ada beberapa desain. Bisa dilihat di google. Tapi desain yang mana yang terpilih belum ada putusan. Seandainya sudah ada putusan pun masih sulit dilaksanakan.

Trump selalu menyalahkan parlemen. Yang tidak mau menyediakan anggaran. Lho bagaimana dengan biaya yang ditanggung Meksiko? Tentu ini bagian omong kosong yang begitu nyaring itu.

Apalagi bulan depan Meksiko Pemilu. Tokoh yang akan menang kayaknya yang sudah dua kali nyapres tapi gagal itu.

Kalau betul ia yang menang maka akan ada dua Trump. Satu di Amerika satunya lagi di Meksiko.

Jargon capres ini sama dengan Trump: Mexico First! Gayanya juga mirip.

Ranggi Reksa, maaf pak dahlan… Sebenarnya apa sih definisi dari lilo?

Tanggapan Dahlan Iskan:

Definisi lilo adalah: ได้รับใจทั้งหมดไม่ว่าอะไรจะเกิดขึ้น.

Agung Setyawan, biasanya level persaudaraan di masjid kecil dengan jumlah jamaah yang minimalis itu nampak lebih erat dan tulus, bagaimana menurut pak Disway?

Tanggapan Dahlan Iskan:

Anda benar sekali. Saya juga ke beberapa masjid yang lebih besar: terasa individualistisnya. Cuek bebek.

Saya harus mengeluarkan banyak jurus untuk bisa bertanya. Dan untuk bisa mendapat jawaban.

Makanannya pun dari catering. Jumlahnya terbatas. Jenisnya juga. Sedang di masjid kecil ibu-ibunyalah yang masak. Yang laki-laki tinggal menata dan melayani. Itu sudah seperti hukum alam. Di negara mana pun. Di agama apa pun.

Kesimpulan saya yang lain: di mana-mana banyak orang baik. Tapi ada juga yang kurang baik. Di negara mana pun. Di agama apa pun.

***