Foto "Imam Besar" Habib Rizieq, Amien Rais dan Prabowo hilang dari akun Instagram. Dan para pengikutnya tidak terima atas hilangnya foto-foto umroh yang diunggah di Instagram teresebut.
Bahkan hanya gara-gara foto hilang dari Instagram, Komisi I DPR akan menggelar rapat untuk menindaklanjuti atas hilangnya foto-foto Imam Besar dan tokoh politik tersebut.Anggota DPR akan menggelar rapat setelah Lebaran.
"Untuk IG akan kami rapatkan setelah lebaran," kata Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari, Selasa, 5 Juni 2018.
Atas peristiwa ini, Rizieq Shihab menjelma menjadi tokoh yang tidak boleh dikritik atau dicela, hanya fotonya hilang dari media sosial saja sudah heboh dan mau mengadakan rapat DPR, hanya untuk mengetahui, kenapa foto sang "Imam Besar" hilang dari IG? Apa tidak ada hal-hal yang lebih penting lagi DPR ini?
Bahkan Andre Rosiade yang merupakan kader DPP Gerindra menuduh atas hilangnya foto-foto Rizieq, Amien Rais dan Prabowo sebagai bentuk kepanikan penguasa. Ade menunduh, bahwa hilangnya foto-foto yang ada di IG ada campur tangan penguasa atau pemerintah.
"Ada indikasi bahwa foto ini bikin 'panik' penguasa sehingga patut diduga 'penguasa' ikut serta dalam kasus ini," ujar Andre kepada wartawan.
Apa kurang kerjaan sampai pemerintah menyuruh pihak IG untuk menghapus foto-foto sang "Imam Besar"? Hanya foto hilang di IG saja kok ribut!?
Bagaimana kalau sang "Imam Besar" kelak menjadi presiden? Bisa-bisa setiap wartawan yang menulis tentang dirinya yang tidak disukai bisa kena hukuman. Lha hilang foto di media sosial saja heboh.
Malah menuduh pemerintah atau penguasa dengan tuduhan pemerintah panik dan membatasi kebebasan berekspresi.
Ujung-ujungnya Demo lagi, demo lagi...
Pemerintah lewat menteri terkait sudah membantah ikut-campur dalam urusan "dalam negeri" IG. Semua yang terjadi di dapur IG ya hasil masak-masak, goreng-goreng, IG sendiri. Intinya, IG punya "term of conditions" alias punya aturannya sendiri.
Salah satunya IG "concern" terhadap perdamaian dunia, bikin dunia tentrem. Untuk menjadikan dunia tentrem, aman dan damai, ya segala biang kerok teroris di manapun, atas nama agama atau ideologi apapun, harus dibersihkan dari IG, minimal dicegah penyebarannya (baca: pengaruhnya) lewat IG.
Atas upaya IG bersih-bersih dari anasir-anasir yang boleh jadi bakal bikin dunia kacau-balau, maka ia memperhatikan usulan, riset, dan peneltian lembaga swadaya internasional yang juga concern terhadap upaya bersih-bersih dunia dari unsur teror. Salah satunya memperhatikan web TracTerrorism.org.
[caption id="attachment_16671" align="alignleft" width="481"] Ilustrasi (Foto: Twitter.com)[/caption]
Dengan mudah pengguna web tersebut memasukkan nama organisasi yang terindikasi. Contoh yang paling sederhana, karena Rizieq Shihab adalah pimpinan dan pendiri Front Pembela Islam, maka organisasi itu bisa dianalisa dan bisa terlihat hasilnya.
Karena dunia Artificial Intelligence sudah semakin berkembang, di mana software pemindai pengenal wajah (face recognition) bisa dilekatkan kepada web tersebut, maka mesin itu akan mengenali wajah-wajah yang sebelumnya sudah dimasukkan alias ditandai sebagai anggota kelompok teroris tertentu.
Itu sebabnya Foto Rizieq Shihab sebagai pimpinan FPI hilang dari IG. Yang ketiban sial adalah Amien Rais dan Prabowo Subianto yang fotonya juga lenyap saat berada satu "frame" dengan Rizieq Shihab.
Jika FPI keberatan atas dimasukkannya organisasi pimpinan Rizieq Shihab ke dalam web Trac Terrorism tersebut, maka ia bisa mengajukan keberatan tersebut kepada pengelola web yang bersangkutan, tentu saja disertai bukti berupa bantahan bahwa FPI memang organisasi baik-baik dan sama sekali tidak terkait organisasi atau kelompok teroris, seperti yang sudah ditandai (tag) oleh mesin web tersebut. Memperkarakan di jalur hukum pun boleh-boleh saja.
Nah atas peristiwa ini, apa Andre Rosiade dari Gerindra masih akan terus menuduh pemerintah lewat kementrian informasi telah intervensi ke IG untuk menghapus foto-foto Amien Rais, Rizieq Shihab dan Prabowo? Apakah Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyharimasih akan melanjutkan sidang sekaligus "menyidangkan" IG dan kementrian komunikasi setelah Lebaran nanti?
Salah-salah mendengar penjelasan IG nanti mereka malah bakal semakin membuka aib orang lain terkait hilangnya foto Rizieq Shihab dan kawan-kawan dari Instagram. Eh, dari IG.... eh.... sama saja kan!?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews