Di artikel sebelumnya, ada teman yang memberikan komentar berupa pertanyaan mengapa orang yang menderita gangguan jiwa tidak sakit karena memakan makanan yang sudah berjamur atau busuk.
Pertanyaan ini, sudah pernah saya dengar semenjak esde atau esempe dahulu, cukup sering saya dengar di tengah-tengah masyarakat. Hingga mereka menduga-duga apa mungkin mereka itu kebal penyakit.
Jika dilihat fisik mereka dari luar, kesannya mereka memang baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak.
Mikroorganisme patogen "tidak perduli" inangnya, maaf, orang gila atau normal. Jika mahluk teramat mungil ini sudah memasuki tubuh manusia, ianya akan berkembang biak, di mana dalam proses perkembangbiakan itu mikroorganisme penyebab penyakit ini akan melepaskan senyawa-senyawa kimia yang bersifat racun bagi tubuh, yang akan mengganggu sistem metabolisme tubuh.
Dalam tubuh manusia normal, sistem kekebalan tubuh akan otomatis teraktivasi jika ada zat asing (benda mati atau mahluk hidup) memasuki sistem peredaran darah. Sistem akan "mengepung", membunuh atau menghambat perkembangbiakannya, kemudian mengeluarkannya dari tubuh dalam bentuk nanah, keringat, urin atau feses.
Jika sistem kalah, maka sistem syaraf akan memberitahukan kepada alam sadar melalui rasa yang tidak nyaman, yang umumnya kita sebut dengan sakit.
Orang gila tersebut, sistem sarafnya sudah terganggu, sistem informasi dalam tubuhnya sudah rusak. Ianya tidak mengetahui apakah ia sedang sakit atau tidak, sehingga kita seringkali tidak bisa melihat ekspresi rasa sakit yang dideritanya.
Orang gila yang pernah saya kenal, tiba-tiba saja meninggal di pinggir jalan. Jika diamati terus, demikian juga yang terjadi pada orang-orang gila yang berkeliaran, tidak ada yang mengurusnya. Ya itu tadi, di antaranya disebabkan oleh penyakit infeksi yang dideritanya.
Bagaimanapun, kemungkinan orang gila jadi kebal penyakit tetap ada, yang saya yakini kemungkinannya sangat kecil.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews