Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi berada pada level 3,6%. Negara maju yang tergabung dalam G7 diprediksi ekonominya akan tumbuh sebesar 2% pada tahun 2018, di mana pertumbuhan ekonomi negara G7 sempat berada di angka 1,7% pada tahun 2015 lalu.
Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang tetap menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2018 dengan prediksi pertumbuhan sebesar 4,8%. Negara berkembang disini meliputi negara-negara di kawasan Asia, Amerika Selatan, dan Afrika.
Di antara seluruh kawasan yang ada di dunia, ternyata ASEAN 5 (Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina) diprediksi dapat tumbuh di angka 5,2%.
Sebagai investor tentunya akan mencari negara dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dan kualitas pertumbuhan yang memadai dalam berinvestasi, dimana negara-negara yang terdapat pada ASEAN 5 ini bisa menjadi pilihan yang menarik bagi investor.
Indonesia sendiri diprediksi akan tumbuh di angka 5,3%-5,4% pada tahun 2018.
Dengan ekspektasi angka inflasi yang rendah dapat menjaga daya beli masyarakat pada tingkat yang baik sehingga bisa berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia serta profitabilitas perusahaan.
Tren suku bunga 7-Day Reverse Repo Bank Indonesia yang kami prediksi tahun 2018 akan berada pada kisaran 3,5% – 4% akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kondisi yang baik untuk mencapai target 2018.
Neraca perdagangan Indonesia juga menunjukkan surplus yang baik sepanjang periode Januari – September 2017, sebesar USD 10,8 milyar, tumbuh 70% dari tahun 2016.
Nilai tukar Rupiah yang berada pada level kisaran IDR 13.000 per USD memberikan daya saing kompetitif komoditas ekspor Indonesia, baik dari sisi migas dan non-migas.
Di 2018 aktivitas ekspor Indonesia tetap akan berada pada tren positif melihat pertumbuhan ekonomi dunia yang kami prediksi akan membaik.
Sumber data : Danareksa Investment Management & Danareksa Research Institute
***