Mahfud MD benar-benar meradang. Penyebabnya yaitu yang bersangkutan dikirimi meme oleh kader PKS yang bernama Abdul Aziz. Memenya “Saya Pancasila, saya 100 juta.”
Meme itulah yang membuat seorang Mahfud MD “muntap" (Jawa) atau meradang. Karena orang yang mengirimi ini orang yang dikenal baik dan sering berdiskusi dengan Mahfud MD. Tiba-tiba mengirimi meme yang seakan melecehkan atau merendahkan martabatnya. Dan dianggap kurangajar kepada dirinya.
Ini bermula dari para anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang di gaji Rp100 juta, termasuk Mahfud MD.
Sebenarnya menurut Mahfud MD isu gaji Rp100 juta untuk anggota BPIP adalah untuk menyerang atau menyasar Megawati yang menjadi Ketua BPIP. Padahal Mahfud MD sudah menjelaskan rincian gaji, kenapa sampai Rp 100 juta. Itu termasuk kecil dibanding pejabat negara lainnya, kata Mahfud MD.
Sepertinya kader PKS ini salah mencari lawan. Mahfud MD adalah pakar hukum tata negara dan ia juga seorang yang paham ilmu agama karena pernah di pesantren. Rekam jejaknya tidak usah diragukan. Ia seorang yang jujur dan transparan terkait penghasilan yang ia terima.
Mahfud MD tidak tinggal diam karena tersinggung dengan meme yang dikirimkan kepadanya, ia membalas ke pusatnya langsung dan tanpa tedeng aling-aling menyebut bahwa ada dua kader PKS yang masuk penjara karena korupsi. Itu belum yang masih dalam proses hukum lainnya.
Bahkan Mahfud MD juga menyerang mantan ketua MPR, Hidayat Nurwahid. ”Berapa banyak uang atau anggaran yang dihambur-hamburkan Hidayat Nurwahid waktu kunjungan keluar negeri dan kunjungan ke daerah, apakah ada yang protes atau mempermasalahkan?” tanyaMahfud MD.
Menurut Mahfud MD, anggota DPR malah lebih besar penghasilannya, bahkan untuk para ketua DPR lebih besar lagi. Kenapa orang-orang tidak pada ribut dan mempermasalahkanya, toh sama-sama anggaran negara.
Bahkan mantan ketua MPR Amien Rais juga mendapat serangan balik dari Mahfud MD. Yang sebelumnya, Amien Rais melontarkan kritikan kepada anggota BPIP dengan mengatakan: ”Hanya ongkang-ongkang kaki dapat gaji 100 juta.” Mahfud MD membalas dengan mengatakan dirinya tidak pernah mendapat gaji atau aliran dana yang diduga dari yang tidak halal, malah Amien Rais yang hanya ongkang-ongkang mendapat dana 600 juta.
Sekedar infomasi, dalam persidangan KPK dengan terdakwa Siti Fadilah Supari, terungkap bahwa Amien Rais mendapat aliran dana dari Yayasan milik Sutrisno Bachir sebesar Rp600 juta secara bertahap dan uang itu diduga dari hasil korupsi Siti Fadilah Supari. Dan sampai saat ini uang itu juga tidak dikembalikan ke KPK, dan KPK juga tidak menindaklanjuti lagi. Mungkin kalau tokoh lain sudah jadi tersangka.
Kalau tidak bersih-bersih amat jangan suka menyerang orang yang lebih bersih atau jujur, kalau diserang balik malah malu sendiri. Merasa diri bersih, eee... gak tahunya juga doyan menerima uang yang asal-usulnya tidak jelas.
Serangan Mahfud MD kepada kader PKS membuat khawatir sang presiden PKS Sohibul Iman, takut melebar ke mana-mana Sohibul Iman meminta maaf kepada Mahfud MD dan sudah menegur kedernya yang telah mengirim meme kepadanya dan masalah dianggap selesai.
Fahri Hamzah yang terkenal galak dan vokal dan suka menyerang siapa saja, termasuk presiden Jokowi, tetapi kalau menghadapi Mahfud MD yang bersangkutan tidak banyak kata-kata karena bisa dicounter dengan logika-logika sederhana dari sang profesor.
Kalau mau cari lawan soal bersih,jujur, transaparan dan tidak pernah menerima uang dari sumber yang tidak jelas, jangan ke Mahfud MD, salah-salah malah kebuka ntar aibmu yang tidak bersih itu.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews