Beberapa hari lalu sebelum umroh, Amien Rais dalam kata sambutan melontarkan doa, mungkin lebih tepat sumpah serapah, yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo. ”Bahwa Presiden Jokowi akan dilengserkan Allah," harapnya sambil menunjuk foto Sang Presiden.
Setelah itu juru bicara Presiden yang baru saja diangkat dan masih anget alias fresh from the oven, yaitu Ali Mukhtar Ngabalin, membalas "doa" itu sekaligus meng-counter doa Amien Rais dengan mengatakan: Presiden Jokowi dikawal Allah.
Bagi orang kebanyakan yang terlalu "eneg" dengan ucapan -dan biasanya- bernada sirik Amien Rais, gampang saja mengatakan bahwa lengsernya Jokowi tentu karena Allah. Amien Rais mungkin lupa, naiknya atau terpilihnya kembali Jokowi -jika itu terjadi- juga karena Allah. Allah Maha Adil dan Berimbang!
Sekarang para politikus itu sedang umroh, Amien Rais, Prabowo dan beberapa elit PKS. Tentu doa para politkus tidak jauh dari kekuasaan. Apakah para politkus itu di depan Ka’bah memanjatkan doa supaya Jokowi segera lengser atau #2019GantiPresiden dan mendoakan Prabowo menjadi Presiden? Aya-aya wae.
Mungkin di seluruh dunia ini, hanya di Indonesia tingkah polah para politikusnya lucu-lucu begitu.
Umroh yang awalnya ibadah sunah untuk meningkatkan keimanan dan kepasrahan individu-indvidu orang kepada Allah dan setiap orang umroh pasti ingin doa yang dipanjatkan di depan Ka’bah terkabul atau diijabah oleh Allah.
Tetapi kalau doa para poliktikus agak berbeda, berdoanya bukan karena dilandasi oleh kebersihan hati atau jiwa, tetapi dipenuhi oleh rasa kebencian kepada seseorang dan supaya seseorang itu tidak terpilih kembali.
Jadi ini doa hamba yang egois, ingin keuntungan berpihak kepada dia dan di pihak lain supaya tidak memperoleh keberuntungan.
Tuhan disuruh memihak dan mengabulkan doanya untuk urusan politik. Mereka mengadu kepada Tuhan, bahwa penguasa itu dzalim, maka harus dilengserkan. Tuhan Yang Maha Ramah bisa saja tersenyum melihat tingkah polah hambanya ini.
Nah, bagamaimana kalau kubu Jokowi juga melakukan umroh dan berdoa juga di depan Ka’bah? Tentu doanya ingin Jokowi terpilih lagi alias berkuasa dua periode.
Tentu akan terjadi "perang" doa di depan Ka’bah, dan dua kubu saling ngotot supaya doanya dikabulkan. Apalagi dua kubu juga mempunyai pengikut yang militan, bahkan ketika umroh atau haji sering terselip doa-doa politik. seperti menulis dengan huruf besar dan di unggah di media sosial dengan misi tertentu.
Tuhan tidak akan bingung tingkah-polah oleh hamba-hambanya yang lucu ini, Tuhan tahu persis saat doa mana yang akan dikabulkan-Nya. Dua kubu hanya tinggal berharap saja, tidak lebih.
Di luar kehendak dan hak prerogatif Tuhan, inilah resikonya kalau Tuhan dibawa-bawa dalam urusan politik atau kampanye. Seperti pesan Gus Mus: Tuhan kok dibawa-bawa kampanye.
Jangan sampai ketika doa-doa yang dipanjatkan nanti tidak diijabah atau dikabulkan oleh Tuhan lantas menuduh Tuhan tidak berpihak kepadanya dan timbul rasa kecewa, lalu menuduh Tuhan berpihak kepada kubu sebelah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews