Banyak orang cerdas di dunia ini. Mereka tersebar di berbagai tempat. Mereka dilahirkan dengan kemampuan intelektual yang tinggi. Di banyak tempat, kecerdasan intelektual semacam ini dikagumi dan dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
Mereka mungkin pandai menghitung. Matematika dan fisika bukanlah sesuatu yang sulit bagi mereka. Teknik dan komputer pun dengan mudah mereka kuasai. Sekolah bukanlah sesuatu yang sulit untuk dikerjakan.
Mereka juga bisa pandai menghafal. Beberapa bahkan memiliki ingatan fotografik. Mereka mampu mengingat secara persis apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Ujian-ujian sekolah dan universitas pun dengan mudah dikerjakan secara sempurna.
Orang-orang cerdas ini biasanya mempunyai pendidikan tinggi. Walaupun lahir dari keluarga miskin, kesempatan mereka untuk mendapatkan beasiswa cukup tinggi. Mereka biasanya bergelar master atau doktor dari institusi pendidikan ternama. Beberapa bahkan mendapatkan gelar tinggi dari negara-negara dengan tingkat pendidikan yang sudah maju.
Mereka juga biasanya sukses dalam karir. Ada yang bekerja di perusahaan swasta, dan menduduki posisi tinggi. Ada yang menjadi pejabat pemerintah, dan memiliki kekuasaan besar. Apapun bidangnya, orang-orang cerdas ini sungguh dikagumi oleh lingkungan sekitarnya.
Kebodohan Orang-orang Cerdas
Sayangnya, orang-orang cerdas ini kerap kali tidak mampu melihat dunia secara keseluruhan. Mereka dibutakan oleh kecerdasan mereka sendiri. Mereka menjadi sombong, dan kehilangan empati. Mereka tidak mampu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, atau merasakan penderitaan orang lain di sekitarnya.
Mereka hidup dalam ilusi, bahwa mereka adalah mahluk-mahluk unggul. Para ilmuwan biasanya terjebak dalam ilusi dan kesombongan semacam ini. Mereka tak merasa bersalah menjadikan tumbuhan, hewan ataupun mahluk lain sebagai bahan eksperimen mereka. Mereka merusak alam atas nama penemuan ilmiah dan terobosan teknologi.
Orang-orang cerdas seringkali tidak kritis. Mereka tidak mempertanyakan pandangan-pandangan yang mereka anut. Mereka mengira, pikiran yang muncul di kepala mereka adalah kebenaran. Akhirnya, mereka kerap kali melakukan kesalahan yang merusak, tanpa mereka sadari.
Mereka juga kerap kali bermulut besar. Mereka gemar mengumbar janji. Mereka gemar juga memberikan harapan-harapan besar yang, sayangnya, palsu. Orang hanya perlu sedikit kritis, guna melihat kepalsuan yang dibalut dengan kesombongan di dalam diri orang-orang cerdas ini.
Orang-orang cerdas ini seringkali juga penuh dengan kontradiksi. Misalnya, mereka mengaku membela rakyat dengan mencuri uang rakyat. Mereka berbicara soal menyelamatkan alam dengan terlebih dahulu merusak alam. Mereka berbicara soal hal-hal luhur, sambil menjadi maling yang tak terlihat.
Inilah kebodohan orang-orang cerdas. Jangan terpesona dengan gelar pendidikan tinggi, ataupun jabatan tinggi. Sebenarnya, merekalah justru perusak kehidupan sosial maupun alam, tempat kita semua hidup. Jika kebodohan orang-orang cerdas ini didiamkan, dunia kita akan hancur.
Mari buka mata kita.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews