Ini Nyata, Hanya di Indonesia Ada Pembagian Sperma Gratis!

Minggu, 13 Mei 2018 | 08:09 WIB
0
2227
Ini Nyata, Hanya di Indonesia Ada Pembagian Sperma Gratis!

Apakah spermamu laku dijual? Sepertinya tidaklah, kalau terbuang percuma, sepertinya iya!

Apakah kehamilanmu sudah dinanti-nanti atau diinginkan? Bisa iya-bisa tidak! Bagi pasangan yang habis menikah, kehamilan biasanya sesuatu yang diinginkan dan membawa kabar bahagia, tapi bagi pasangan yang belum menikah atau tidak ada ikatan resmi, kehamilan adalah seperti mimpi buruk atau kehamilan yang tidak diharapkan.

Kalau yang satu ini justru “kebuntingan” adalah sesuatu yang dinanti-nantikan dan diharapkan. Tidak peduli mau kawin secara resmi atau tidak resmi, mau dicatat di KAU atau tidak, dan tidak perlu Ijab! Pokoknya Indukan wajib bunting!

Ini terkait program pemerintah, khususnya dari Kementerian Pertanian, lewat Direktorat Jenderal Peternakan dan Pengawasan Hewan, yaitu program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting atau (UPSUS SIWAB).

Program Sapi Indukan Wajib Bunting ini melalui IB yang dibagikan gratis kepada masyarakat atau peternak sapi. Secara nasional, baik tingkat provinsi atau kabupaten. Sperma sapi unggulan yang sudah dibekukan dibagikan secara gratis kepada para peternak sapi. Sperma sapi aja laku, lha punyamu hanya terbuang percuma!

Bahkan progran Sapi Indukan Wajib Bunting ini sudah membawa hasil yang menggembirakan. Program pelayanan Inseminasi Buatan sejak Januari 2017 sampai dengan April 2018 yang sudah terealisasi sebanyak 5.364.355 tingkat kebuntingan atau keberhasilan IB 2.387.648 ekor dan tingkat kelahiran sebanyak 1.153.574 ekor. Ini data dari Kementerian Pertanian yang disampaikan menteri Amran Sulaiman. Dalam acara Kontes Ternak dan Panen Pedet di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, 26 April 2018 lalu.

Menurut menteri pertanian Amran Sulaiman, ”Semenjak pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, kami sudah mengratiskan Inseminasi Buatan kepada lima juta sapi. Jika nanti sapi-sapi itu besar, beratnya hingga satu ton dengan harga rata-rata 50 juta. Hasilnya bisa mencapai 250 triliun.”

Sekedar informasi, sapi unggulan jenis Limosin, Simental dan Brahman bisa mencapai bobot 1.200 kg.

Menteri Amran juga menjelaskan, ”Modalnya hanya sperma sapi harganya Rp50 ribu, tapi kalau sudah lahir harganya bisa 10 juta. Ini baru namanya beternak dengan cerdas.” Bahkan menteri Amran dalam acara tersebut juga membeli sapi jenis Simental, usia tiga bulan dengan harga 15 juta.

Sapi-sapi unggulan atau sapi pedaging yang saat ini di sukai para peternak adalah jenis Limosin, Simental (Metal) dan Brahman. Jenis Sapi-sapi ini dikawinkan dengan sapi lokal, supaya hasilnya menjadi sapi yang lebih baik dari segi bobot/berat dan daging yang dihasilkan lebih banyak.

Dan cara mengawinkan sapi-sapi ini tidak dengan cara alamiah seperti jaman dulu, yaitu sapi betina yang sudah dewasa atau siap kawin di campur dengan sapi jantan dalam satu kandang dan akan terjadi kawin dengan sendirinya. Cara ini butuh modal besar karena minimal harus punya satu sapi betina dan satu sapi jantan. Kalau satu sapi lokal harganya 20 juta, berarti harus punya modal 40 juta.

Tetapi dengan kemajuan teknologi, perkawinan sapi bisa dilakukan dengan cara yang lebih praktis dan simpel, yaitu Inseminasi Buatan tadi. Jadi tidak usah pakai sapi jantan secara fisik, cukup spermanya saja. Sapi yang sudah cukur umur atau sudah birahi bisa dilakukan dengan Inseminasi Buatan yang dilakukan oleh dokter hewan dan mantri penyuluh yang sudah punya keahlihan dalam hal menyuntikan atau memasukkan sperma sapi unggulan kedalam rahim sapi.

Dan tidak semua masyarakat bisa melakukan Inseminasi Buatan sendiri-sendiri. Kalau ingin belajar harus ikut program pelatihan.

Sapi betina yang sudah cukup umur tetapi tidak mengalami birahi tidak bisa dilakukan Inseminasi Buatan, kalau pun dilakukan (IB) tidak akan bisa bunting.

Bukan hanya manusia yang punya akte kelahiran, sapi pun sekarang harus punya semacam akte kelahiran, ini supaya tahu umur sapi tersebut untuk mengetahui apakah sapi tersebut sudah cukup umur untuk kawin atau belum. Dan ini perlu karena kalau sapi betina itu di jual pembeli pasti akan nanya berapa usia sapinya?.

Kalau dulu untuk mengetahui sapi sudah dewasa atau belum biasanya melihat dari struktur giginya.

Kalau manusia pernikahan dini  tidak dianjurkan karena usia yang masih relatif muda, dalam peternakan sapi perkawinan dini juga tidak dianjurkan karena akan berakibat buruk bagi kesehatan dan perkembangan anak sapi atau induk sapi itu sendiri. Rata-rata usia sapi yang siap kawin dan dibuahi adalah 2 sampai 2,5 tahun. Ini pun juga tergantung jenis sapi-sapi itu sendiri.

Program Sapi Indukan Wajib Bunting mendapat sambutan yang sangat antusias dari para peternak sapi, malah petugas atau mantri yang bertugas untuk melakukan Inseminasi Buatan kewalahan melayani permintaan dari peternak.

Untuk mengetahui apakah sapi betina sudah siap kawin dan sedang birahi ini juga tidak mudah, beda dengan perkawinan sapi alamiah, sapi jantan sudah tahu apakah sapi betina sedang birahi atau tidak dan akan kawin sendiri, tidak usah disuruh-suruh.

Mengetahu sapi birahi

Layaknya seorang wanita yang punya siklus mentruasi dalam sebulan, kalau dalam sebulan dihitung 28 hari, dipotong 7 hari, maka masa subur “ada” dalam rentang waktu 21 hari atau tiga minggu. Masa subur wanita mungkin hanya satu hari atau 24 jam.

Nah, bagaimana dengan sapi? Ternyata sapi juga punya siklus birahi yang hanya terjadi dalam 21 hari atau tiga minggu sekali. Sekalipun sapi tidak mengalami menstruasi.

Siklus birahi sapi berjalan secara teratur karena ada hormon yang mengaturnya. Kerja hormon akan terhenti pada saat sapi bunting.  Mirip seperti reproduksi wanita,kalau sedang hamil disertai dengan berhentinya menstruasi.

Oleh karena itu sapi betina tidak bisa dikawinkan setiap saat.

Ciri sapi betina sedang birahi ini yang umum dan mudah dilihat atau diketahui oleh para peternak sapi, yaitu Vulva warnanya merah dan sering keluar lendir, membengkak dan hangat (kalau diraba). Dalam bahasa Jawa yang sangat populer di kalangan peternak sapi dikenal dengan istilah 3A (Abang/merah, Abuh/bengkak, dan Anget/hangat). Sepertinya persis dengan dengan wanita yang sedang birahi atau siap dibuahi bagi yang program bayi.

Apabila tanda-tanda sapi birahi  dari awal sudah diketahui, misal birahi diketahui pada pagi hari, maka Inseminasi Buatan akan dilakukan pada sore hari. Dan apabila birahi diketahui pada sore hari, maka IB dilakukan pada pagi hari. Kenapa mesti seperti itu? Karena karena sapi mengalami birahi atau masa subur hanya 18 jam. Dan masa subur yang bagus atau masa subur yang optimum terjadi 9 jam setelah tanda-tanda birahi diketahui dan sampai 6 jam sesudah birahi berakhir.

Jadi kalau terlalu awal IB dilakukan sebelum 9 jam, ketika masa subur belum matang atau optimum dan 10 sesudah birahi selesai, maka tidak akan terjadi kebuntingan pada sapi betina. Kenapa? Karena sel telur sapi tidak bisa dibuahi kalau IB dilakukan setelah birahi berakhir lebih dari 10-12 jam.

Memang tidak gampang melakukan IB pada sapi betina, belum lagi tingkat keberhasilan sapi akan bunting. Tapi kalau dilakukan oleh ahlinya seperti dokter hewan dan mantri tingkat keberhasilan sapi bisa bunting cukup tinggi.

Berdasarkan fakta dilapangan yang dilakukan oleh mantri atau petugas IB tingkat keberhasilan ada yang sampai 95%.

Setelah sapi betina dilakukan inseminasi buatan langkah berikutnya yang ditunggu-tunggu dan dinanti-nanti adalah kabar atau berita sapi bunting.

Cara mengetahui kebuntingan

Setelah proses inseminasi buatan dilakukanuntuk mengetahui apakah IB tadi berhasil dan sapi bunting atau tidak, yaitu menunggu waktu 2 sampai 3 bulan. Di bawah 2 bulan sulit untuk mengetahui apakah sapi itu sudah bunting atau belum.

Kalau wanita mudah mengetahui hamil atau tidak,cukup beli test pack dan lewat air seni/urine bisa diketahui apakah hamil atau tidak, kalau plus tandanya hamil, kalau min tandanya belum hamil. Atau tandanya lainnya sudah tidak menstruasi atau sering mual-mual pada pagi hari atau muntah.

Lha kalau sapi, yang tidak bisa ditanya dan ngomong? Apakah perutnya mual-mual atau muntah? Tidak bisa diketahui. Dan belum ada test pack khusus untuk sapi. Sebagai alat untuk mengetahui bunting atau tidak sapi yang telah diinseminasi buatan.

Cara yang sering dilakukan oleh dokter hewan atau mantri/petugas yang sudah terlatih yaitu dengan teknik Palpasi Rektal, dengan cara merogoh (Jawa) atau memasukkan tangan dengan memakai sarung tangan plastik yang tipis kedalam rahim sambil ngemek-ngemek atau meraba bagian dalam sapi untuk mencari tanda-tanda kebuntingan sapi tersebut.

Bagi yang sudah ahli atau terampil cara ini tidak terlalu sulit untuk bisa mengetahui sapi sudah bunting atau belum.

Cara lain yang mudah dan murah dan tidak perlu keahlihan atau keterampilan khusus dan bisa dilakukan siapa saja, yaitu dengan asam sulfat.

Asam Sulfat dapat digunakan untuk mendeteksi apakah sapi sudah bunting atau belum. Alasan yang rasional yaitu karena dalam sapi yang sedang bunting mengandung hormon estrogen.

Kalau urin sapi betina ditetesi dengan asam sulfat berubah warna menjadi “keunguhan”, maka sudah pasti sapi betina telah bunting. Dan ini menjadi kabar gembira bagi peternak sapi yang menggunakan dengan cara IB.

Tanda sapi bunting lainnya hampir mirip dengan manusia atau wanita. Seperti berat atau bobot sapi meningkat atau kelihatan gemuk di bagian perut. Sapi yang bunting lebih jinak dan tidak terlalu banyak gerak. Nafsu makan bertambah dan kelenjar susu membesar. Umumnya hewan yang menyusui.

Nah ada yang berbeda atau terbalik dengan manusia atau wanita yang sedang hamil, sapi yang sudah bunting tidak akan birahi lagi atau tidak mau kawin lagi dengan sapi jantan,k alau manusia atau wanita laki justru kebalikannya. Malah sering kawin sampai mau lahiran. Malah ada sebagian dokter kandungan yang menganjurkan.

Sapi betina yang sudah di-IB tetapi gagal tidak bunting tidak usah khawatir karena dapat dilakukan IB lagi sesudah 3 bulan dari IB pertama dilakukan.I nilah kelebihan dari metode inseminasi buatan. Lebih cepat ditangani.

Dan kalau sapi betina/indukan yang habis melahirkan bisa dilakukan IB atau dikawinkan kembali setelah 60  hari atau tiga bulan. Hal ini dilakukan karena dalam sapi yang habis melahirkan ada alat reproduksi yang sobek waktu proses lahiran dan menunggu untuk sembuh atau kering terlebih dahulu. Sebenarnya sapi betina 6 minggu setelah lahiran sudah birahi lagi. Waah ngebet banget ini sapi.

Sekedar informasi: inseminasi buatan ini tidak hanya untuk sapi saja, tetapi juga terjadi pada kerbau,atau untuk kambing atau domba.

Tujuan pemerintah menggalakkan program Sapi Indukan Wajib Bunting lewat Inseminasi Buatan adalah untuk mengejar atau percepatan jumlah populasi sapi pedaging, juga untuk swasembada daging sapi secara jangka panjang.

Karena konsumsi daging sapi dari tahun ketahun semakin meningkat dan harganya juga semakin naik apalagi menjelang puasa sebentar lagi. Setiap bulan puasa harga daging selalu naik, baik daging sapi atau ayam.

Dan untuk memenuhi pasaran terpaksa pemerintah masih impor sapi dan daging beku. Diharapkan dengan program Indukan Sapi Wajib Bunting,impor sapi secara jangka panjang bisa ditekan dan menguntungkan peternak sapi lokal. Karena harga jualnya yang cukup menggiurkan.

Untuk anak-anak muda,dan untuk mempersiapkan masa pensiun, ternak sapi sepertinya peluang yang sangat menjanjikan. Hanya beli sapi betina yang sudah siap kawin dan tidak perlu membeli sapi jantan. Cukup beli sperma sapi unggulan, seperti jenis Limosin, Simental dan Brahman. Dan dibantu oleh ahlinya atau petugas yang sudah berpengalaman untuk melakukan IB.

Selamat mencoba, selamat berternak, pengalaman adalah guru terbaik dan paling bijak, jangan hanya tergiur keuntungannya saja, tetapi juga apa kendala-kendala atau masalah-masalah yang sering timbul dalam dunia ternak sapi atau lainnya.

Sehingga kerugian dalam berternak bisa diantisipasi atau ditekan sekecil mungkin.

***