Kontestasi pilpres sering kali memunculkan kecelakaan politik dari sisi yang dirugikan, dan sebaliknya keuntungan bagi lawannya.
Pilpres 2014 mencatat soal ini, swing voter yang beralih dari rencana memilih Prabowo berpindah ke Jokowi adalah karena twitt Fahri Hamzah yang kurang dari 150 karakter:
"Jokowi janji 1 Muharam hari santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting...!"
Twitt Fahri Hamzah itu diolah sedemikian rupa oleh team Jokowi, dan berbuah manis - pemilih NU yang cukup besar migrasi ke Jokowi.
Dengan demikian, Fahri Hamzah adalah Jurkam Prabowo tetapi sukses memperbesar suara Jokowi. Fahri Hamzah orang yang paling produktif menghasilkan suara bagi kemenangan Jokowi-JK, pada 2 hari menjelang pencoblosan di Pilpres 2014. Aneh, kan? Ya itulah politik.
Lalu bagaimana prospek pilpres 2019 yang sudah mulai menghangat? Blunder apa yang menguntungkan kubu Jokowi?
Adalah statementnya Amien Rais soal "Partai Allah vs Partai Setan", maka foto koruptor dari kubu yang dilabeli Partai Allah pun bermunculan, lengkap ada yang menggunakan code "Juzz", ayat dalam Al Qur'an, ada yang berjilbab rapat, ada juga wajah berhias atsar bekas sujud yang menghitam namun korup, maka berseliweranlah foto dengan tulisan singkat "Partai Allah kok maling, nih orangnya...!?"
Pernyataan Yusril Ihza Mahendra soal "Waspadai maraknya tenaga kerja asing", lalu netizen pun menjawab dengan lugas: " Waspada tenaga kerja asing tapi bininya juga dapat Import...?!"
Gagasan Mardani Alisera dari PKS soal #2019GantiPresiden yang disosialisasi lewat penjualan kaos, mug dan gelang.
Tetapi dalam perjalananya menuai musibah politik dengan persekusi emak-emak dengan anaknya, juga bapak tua yg memakai kaos #DiaSibukKerja, dan kini sudah masuk ke jalur hukum di mana peristiwa itu di laporkan ke Polisi oleh orang yang tidak nyaman karena perlakuan di luar batas.
Peristiwa di CFD itu kemudian melahirkan foto seperti terlampir, foto itu memberi pesan: Kalian yang melakukan persekusi terhadap seorang perempuan dan anaknya itu, bagaikan Tindakan pengecut Kurawa kepada Dewi Drupadi.
Sehingga kesan yang ditimbulan adalah: Kampret itu Kurawa, berwatak culas, pengecut, bisanya main keroyokan.
Kecebong adalah pandawa, Gentelmant, jujur dan humble.
Ya itulah etalase medsos kini, pendukung siapa yang bisa menjaga prilakunya, maka ia akan mempunyai image yang bagus - karena itu jagalah emosi dengan pernyataan yang terukur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews