Pemilu Malaysia dari Sudut Pandang Intelijen, Melihat Nasib Najib

Rabu, 9 Mei 2018 | 15:18 WIB
0
657
Pemilu Malaysia dari Sudut Pandang Intelijen, Melihat Nasib Najib

Pemungutan suara untuk memilih anggota parlemen dan legislatif negara bagian di Malaysia akan berlangsung pagi ini Rabu 9 Mei 2018 pkl 08.00. Kemudian parlemen akan mengumumkan nama perdana menteri baru.

Selain PM Najib Razak (64) sebagai incumbent, mantan PM Mahathir Mohamad (92) kini bergabung dengan kelompok oposisi Barisan Nasional turun ke arena pemilihan.

 

Dari sudut pandang intelijen, terbaca ada upaya proksi serangan kepemimpinan PM Najib sejak 2014, seperti kasus Teror MH370, MH17, tuduhan korupsi 1MDP, pembunuhan Kim Jong-Nam, dan kedekatan hubungan Malaysia dengan China.

Munculnya Mahathir Mohammad adalah harapan terbesar oposisi dan mengubah konstelasi politik pemilu. Berbagai survey mengindikasikan 65% kursi di parlemen berpotensi berpindah tangan, dibandingkan 50% saat pemilu 2013.

Nah, dengan adanya proksi dan berita korupsi hingga US$4,5 Miliar yg diusut FBI, peluang Najib dinilai lebih kecil dibandingkan Mahatir untuk menjadi PM baru.

Pukulan Mahatir mematikan. "Pemilu kali ini bersifat pribadi. Saya merasa dikhianati oleh Najib," kata Mahathir kepada The Guardian. "Orang ini mencuri uang, bukan beberapa ratus atau ribuan Dollar, dia mencuri miliaran Dollar!"

[irp posts="15310" name="Dag Dig Dug Pemilu Malaysia, Tampilnya Syed Syaddiq Politikus Milenial"]

Peluang Najib walau kecil masih ada, bila kekuasaan dimainkannya untuk menang, tapi negara-negara kepentingan seperti Amerika Serikat memonitor ketat, kalau bocor jatuhnya akan makin dalam.

Pesan moral dari pemilu Malaysia bagi Indonesia:

"Dalam politik tidak ada musuh abadi dan juga tidak ada teman abadi. Waspadai proksi tekait kepentingan negara lain, itu pasti ada".

Najib akhirnya tumbang

Gabungan oposisi Malaysia yang dipimpin mantan PM Mahathir Mohamad akhirnya berhasil meraih kemenangan bersejarah dalam pemilu Malaysia.

Hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum memperlihatkan aliansi gabungan oposisi Pakatan Harapan dan satu partai di negara bagian Sabah meraih 115 kursi parlemen atau melewati ambang mayoritas 112 kursi.

 

Koalisi yang dipimpin Dr Mahathir terdiri dari berbagai partai dan tidak ada yang memiliki mayoritas dominan jadi mereka bersatu dan bertarung sebagai mitra. Sementara Barisan Nasional praktis didominasi oleh UMNO.

Maka oposisi yang akan membentuk pemerintahan dan Mahathir Mohamad akan menjadi PM tertua di dunia pada usia 92 tahun. PM baru akan dilantik dan diambil sumpahnya Kamis pagi ini  dan Mahathir akan mengumumkan hari libur nasional.

"Kami tidak mengupayakan balas dendam, kami ingin memulihkan penegakan hukum," kata Mahathir kepada para wartawan.

Seperti analisis (prediksi) yang Pray susun kemarin, kekuatan koalisi BN dibawah Najib akan runtuh karena beberapa hal, terutama adanya serangsn proksi.

***