Kalaulah Survey Litbang Kompas Itu Benar, Sakitnya Tuh di Sini...

Jumat, 27 April 2018 | 08:23 WIB
0
725
Kalaulah Survey Litbang Kompas Itu Benar, Sakitnya Tuh di Sini...

Saya ini orang yang sangat awan untuk teori-teori tentang survey. Konon mereka cuma mengambil 1.200 sample. Apa bisa 1.200 orang bisa mewakili 250 juta dan tersebar di seluruh provinsi, beragam suku, agama, dan tingkat pendidikan?

Dalam pemikiran awan, terasa tidak mungkin. Namun lembaga survey itu demikian yakinnnya, mengklaim, tingkat akuransinya 95% , tingkat error 2-3%. Hebat sekaligus  heran.

Namun memang terbukti dalam beberapa pilpres, pilkada, pemilu memang hasilnya mendekati. Karena sering berhasil meramalkan, orang jadi percaya. Percayanya bukan karena mengerti teorinya. Akhirnya saya ikut-ikutan percaya, karena orang- percaya. Saya sampai sekarang tidak mengerti teorinya.

Okay lah kita kembali ke judul di atas. Saya garis bawahi, “Kalaulah benar survey Litbang Kompas" karena saya juga tidak yakin 100%.

Kalau benar, selain PDI-P, semua partai mengalami penurunan. Yang tadi papan atas, turun kelas ke menengah, yang tadi menengah atas, sekarang menengah bawah, yang tadi menengah bawah akan hilang ditelan bumi, yang baru dapat tiket, tidak bisa masuk.

Sayang partai oposisi yang banyak down grade, sayang partai bernuansa agama yang hilang pengikut. Di mana salahnya?

Saya bukan pengamat bersekolah, saya hanya orang tua yang penggemar Internet. Saya kira kekeliruan partai oposisi itu, karena menyerang pemerintah tanpa sedikitpun memberi apresiasi terhadap hasil yang dibuat pemerintah. Pokok main hantam saja. Maka terkesan juga berita hoax dibikin oleh oposisi, walaupun mungkin tidak.

Pemerintah menjadi orang terzalimi dan mendapat simpati!

Isu agama selalu maju kepermukaan, perdebatan ahli-ahli tentang politik campur agama tidak ada habis-habisnya. Kedua pihak punya dalil masing-masing. Kalau yang pro politik – agama berdasarkan dalil-dalil jaman sahabat Nabi, kalau yang kontra berdasar bukti kasat mata di Timur Tengah.

Namun perdebatan tidak akan pernah selesai. Berdebat bisa menang, tapi belum tentu memenangi hati orang. Pemenang hati orang ditentukan oleh hasil nyata pemilu. Atau mungkin belum selesai saat pemilu, karena biasa yang kalah akan berteriak curang

Kembali lagi "Kalaulah benar survey Litbang Kompas itubenar", hasil pemilu 2019 akan untuk penentuan capres 2024. Setuju atau tidak , itu sudah undang--undang.

***

Editor: Pepih Nugraha