Trik menarik Simpati dengan memposisikan diri "teraniaya" memang sangat mengena dalam masyarakat yang melodrama, ini sangat difahami oleh sebagian politisi, dengan mengangkat isu seakan-akan ada yang ingin mengkriminalisasi Prabowo Sybianto, maka diharapkan serangan terhadap lawan Prabowo semakin tajam.
Dengan demikian tidak perlu mesin partai kerja keras untuk menggerus elektabilitas lawan, dengan sendirinya publik mengambil reaksi terhadap isu tersebut. Yang menjadi persoalan adalah, apa yang mendasari pemikiran Prabowo akan dikriminalisasi, apa Prabowo jejak rekam yang buruk? Apakah Prabowo punya riwayat hubungan yang buruk dengan lawan politiknya, 'kan tidak Ada.
Sebuah strategi diciptakan untuk mendapatkan feedback yang bagus, tapi ketika strategi tersebut salah diterapkan maka sebaliknya akan menjadi bumerang. Kader partai yang mumpuni adalah mesin penggerak bagi partai politik, ketika mesin penggerak tersebut tidak mampu memaksimalkan produksinya, maka partai tidak Akan berjalan sebagaimana mestinya.
[caption id="attachment_14039" align="alignleft" width="515"] Arief Poyuono (Foto: Tribunnews.com)[/caption]
Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono memberikan alasan kenapa Gerindra beberapa waktu lalu belum mendeklarasikan deklarasi Prabowo sebagai capres (kemarin akhirnya dideklarasikan juga di Hambalang), meskipun Prabowo sendiri mengatakan alasannya karena belum mendapat tiket, menurut Arief lain lagi, Jokowi sendiri belum Deklarasi, kalau Prabowo lebih dulu takutnya ada kriminalisasi,
"Kita tahu kok kalau kita cepat-cepat umumkan Prabowo dan cawapres dan parpol-parpol dan timsesnya yang akan mengusung Prabowo, nanti pasti ada kriminalisasi oleh pihak kompetitor kita dan itu pasti. Makanya, kita main tarik-ulur aja," imbuh Poyuono sebagaimana diberitakan Detik.com.
Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi berharap agar Prabowo Subianto tidak menunda deklarasi karena takut dikriminalisasi, apalagi Prabowo adalah figur yang baik.
"Kalau sudah siap deklarasi, tidak usah takut dikriminalisasi. Kalau dikriminalisasi, kesannya aparat pemerintah penegak hukum akan berbuat tidak adil dan tidak independen," kata Viva lewat pesan singkat, Sabtu 7 April 2018.
Alasan takut Dikriminalisasi adalah alasan yang dicari-cari, alasan sesungguhnya menunggu deklarasi kubu Jokowi komplit dengan Cawapresnya, karena dengan mengetahui siapa yang menjadi Cawapres Jokowi, maka semakin mudah berhitung kekuatan koalisi lawan, karena sampai saat ini Koalisi Gerindra yang baru dianggap jelas cuma PKS, itu pun masih dalam tahap bargaining.
Efektifkah Gerindra memposisikan Prabowo sebagai seorang yang teraniaya? Sementara yang masyarakat melihat justeru Jokowi yang selalu menjadi bulan-bulanan para elit mau pun masyarakat yang ada di sosial media.
Entah siapa yang lebih teraniaya, biarlah sepenuhnya masyarakat yang menilai.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews