Partai Caper yang Keblinger, Tatkala Tsamara "Mention" Vladimir Putin

Minggu, 8 April 2018 | 06:19 WIB
0
1146
Partai Caper yang Keblinger, Tatkala Tsamara "Mention" Vladimir Putin

Kemarin seharian berandaku penuh dengan candaan kepada Dek Tsamara Amany, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang lagi mencoba "go international".

Maksud hatinya ingin menyerang Bang Fadli Dzon, tapi karena masih sangat kurang wawasan akhirnya kebablasan mengibarkan bendera perang kepada Lae Putin dan Rusia.

Mungkin saja karena masih sangat hijau di dunia politik, seringkali ulah para petinggi PSI ini jadi bahan lelucon dan bahan candaan bagi para Politikus bahkan masyarakat awam.

Saya tahu pertama kali PSI dari komentar kawan-kawan tentang munculnya secara ajaib Partai Anak Muda dengan sapaan khas, "Sis" dan "Bro".

Sebagai Ketua Partai sekaligus pengamat politik independent, saya mencoba mencari tahu platform partai ini mulai dari rajin bertamu ke FP-nya di fesbuk, membaca di media sampai karena "kenakalan", khususnya dari Dek Tsamara jadi sering dikupas-tuntas para Emak-emak militan.

Bagi saya pribadi, keberadaan Partai ini cukup aneh dan melawan logika Politik Sehat.

Sepemahaman saya, kelahiran Partai Baru adalah untuk meluruskan atau karena ada yang salah di sistem politik yang sedang berlangsung.

Jadi lucu, kalau ada Partai Baru justru mendukung rezim yang sedang berkuasa!

Kalau merasa rezim yang sekarang memerintah bagus, untuk apa mendirikan Partai Baru, Neng? Kenapa tidak bergabung dengan Partai Pendukung Pemerintah yang ada?

Maaf kalau saya jadi curiga, kalau kehadiranmu hanya berusaha menjadi orang kedua (atau ketiga, kelima dan seterusnya), dan kehadiranmu hanya karena mau ikutan berebut sisa pembagian kue kekuasaan yang ada.

Semakin lucu dan semakin melawan logika karena selama ini yang menjadi sasaran tembak para politikus "kinyis-kinyis" ini justru parpol dan politikus dari oposisi seperti Gerindra, PKS, Prabowo SubiantoFahri HamzahFadli Zon dan Azwar Siregar.

[irp posts="12259" name="Tsamara Amany; Junior, Women, and Citizen"]

Maaf, lupakan nama yang terakhir, justru Ketua Partai Tirik Yaluk selalu hadir untuk mencerahkan Dek Tsamara (maaf, maksudnya yang dicerahkan pemikiran bukan bagian dapur yang hitam...).

Saya sampai sekarang masih tetap merasa lucu, ketika Raja Antoni yang menjadi Sekjen PSI pernah diundang Bung Karni di ILC-TV One dan dikuliti habis-habisan oleh Bang Fadli.

Statement ngawur-nya yang aneh dengan meminta oposisi harus punya solusi terhadap permasalahan bangsa membuat saya berulangkali tepuk pantat.

Seandainya-pun oposisi memiliki solusi, apakah akan berguna?

Tidak mungkin rezim berkuasa mau menggunakan solusi dari oposisi, sama saja mereka bunuh diri.

Dalam sepakbola, apa mungkin pelatih Madrid mau menggunakan bisikan taktik dari Pelatih Barcelona? Ngawur kowe, Bro Ton ...

Tentu saja saya tidak akan menceritakan ulang, bagaimana fitnahan si Bro Ton kepada Bang Fadli dan ketika ditantang meminta maaf, malah ngeles bajaj.

Dasar Politikus Amatiran !

Kalau tidak percaya, tinggal tonton saja di Youtube dan siapkan tissue serta tempat meludah, karena kadang kelucuannya sudah memuakkan dan bikin mau muntah.

Sebagai penutup, saya pikir kita semua sepakat kalau kehadiran setiap Partai seharusnya punya ideologi dan tujuan yang jelas.

Kalau hanya sekedar untuk mempopulerkan sapaan "Sis" dan "Bro", lebih baik jadi group W/A saja.

Kalau merasa rezim yang berkuasa tidak ada masalah dan hanya mengejar sisa remah-remah pembagian kue kekuasaan yang ada, lebih baik menjadi kelompok relawan seperti Projo, Jasmev dan puluhan Group Relawan pendukung Jokowi lainnya.

Kalau hanya sekedar untuk lucu-lucuan dan selalu jadi bahan tertawaan, lebih baik membuat group lawak saingan Srimulat.

Sepertinya uangnya lebih banyak, itu kalau mereka beruntung seperti Andre dan Sule.

Ok-lah kalau begitu, terima kasih Sis dan Bro semua.

Berpolitik bukan hanya sekedar bermodalkan jidat licin, wajah ayu dan bibir merah merona (iya, saya sedang memujimu Dek Tsamara dan Bu Ketum yang cantik jelita), tapi harus punya konsep, gagasan, ideologi, visi dan misi yang jelas. Karena Partai Politik akan menjadi rumah rakyat, bukan tempat penampungan gerombolan sesat!

***

Editor: Pepih Nugraha