Kemarin seharian berandaku penuh dengan candaan kepada Dek Tsamara Amany, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang lagi mencoba "go international".
Maksud hatinya ingin menyerang Bang Fadli Dzon, tapi karena masih sangat kurang wawasan akhirnya kebablasan mengibarkan bendera perang kepada Lae Putin dan Rusia.
Mungkin saja karena masih sangat hijau di dunia politik, seringkali ulah para petinggi PSI ini jadi bahan lelucon dan bahan candaan bagi para Politikus bahkan masyarakat awam.
Saya tahu pertama kali PSI dari komentar kawan-kawan tentang munculnya secara ajaib Partai Anak Muda dengan sapaan khas, "Sis" dan "Bro".
Sebagai Ketua Partai sekaligus pengamat politik independent, saya mencoba mencari tahu platform partai ini mulai dari rajin bertamu ke FP-nya di fesbuk, membaca di media sampai karena "kenakalan", khususnya dari Dek Tsamara jadi sering dikupas-tuntas para Emak-emak militan.
Bagi saya pribadi, keberadaan Partai ini cukup aneh dan melawan logika Politik Sehat.
Sepemahaman saya, kelahiran Partai Baru adalah untuk meluruskan atau karena ada yang salah di sistem politik yang sedang berlangsung.
Jadi lucu, kalau ada Partai Baru justru mendukung rezim yang sedang berkuasa!
Kalau merasa rezim yang sekarang memerintah bagus, untuk apa mendirikan Partai Baru, Neng? Kenapa tidak bergabung dengan Partai Pendukung Pemerintah yang ada?
Maaf kalau saya jadi curiga, kalau kehadiranmu hanya berusaha menjadi orang kedua (atau ketiga, kelima dan seterusnya), dan kehadiranmu hanya karena mau ikutan berebut sisa pembagian kue kekuasaan yang ada.
Semakin lucu dan semakin melawan logika karena selama ini yang menjadi sasaran tembak para politikus "kinyis-kinyis" ini justru parpol dan politikus dari oposisi seperti Gerindra, PKS, Prabowo Subianto, Fahri Hamzah, Fadli Zon dan Azwar Siregar.
[irp posts="12259" name="Tsamara Amany; Junior, Women, and Citizen"]
Maaf, lupakan nama yang terakhir, justru Ketua Partai Tirik Yaluk selalu hadir untuk mencerahkan Dek Tsamara (maaf, maksudnya yang dicerahkan pemikiran bukan bagian dapur yang hitam...).
Saya sampai sekarang masih tetap merasa lucu, ketika Raja Antoni yang menjadi Sekjen PSI pernah diundang Bung Karni di ILC-TV One dan dikuliti habis-habisan oleh Bang Fadli.
Statement ngawur-nya yang aneh dengan meminta oposisi harus punya solusi terhadap permasalahan bangsa membuat saya berulangkali tepuk pantat.
Seandainya-pun oposisi memiliki solusi, apakah akan berguna?
Tidak mungkin rezim berkuasa mau menggunakan solusi dari oposisi, sama saja mereka bunuh diri.
Dalam sepakbola, apa mungkin pelatih Madrid mau menggunakan bisikan taktik dari Pelatih Barcelona? Ngawur kowe, Bro Ton ...
Tentu saja saya tidak akan menceritakan ulang, bagaimana fitnahan si Bro Ton kepada Bang Fadli dan ketika ditantang meminta maaf, malah ngeles bajaj.
Dasar Politikus Amatiran !
Kalau tidak percaya, tinggal tonton saja di Youtube dan siapkan tissue serta tempat meludah, karena kadang kelucuannya sudah memuakkan dan bikin mau muntah.
Sebagai penutup, saya pikir kita semua sepakat kalau kehadiran setiap Partai seharusnya punya ideologi dan tujuan yang jelas.
Kalau hanya sekedar untuk mempopulerkan sapaan "Sis" dan "Bro", lebih baik jadi group W/A saja.
Kalau merasa rezim yang berkuasa tidak ada masalah dan hanya mengejar sisa remah-remah pembagian kue kekuasaan yang ada, lebih baik menjadi kelompok relawan seperti Projo, Jasmev dan puluhan Group Relawan pendukung Jokowi lainnya.
Kalau hanya sekedar untuk lucu-lucuan dan selalu jadi bahan tertawaan, lebih baik membuat group lawak saingan Srimulat.
Sepertinya uangnya lebih banyak, itu kalau mereka beruntung seperti Andre dan Sule.
Ok-lah kalau begitu, terima kasih Sis dan Bro semua.
Berpolitik bukan hanya sekedar bermodalkan jidat licin, wajah ayu dan bibir merah merona (iya, saya sedang memujimu Dek Tsamara dan Bu Ketum yang cantik jelita), tapi harus punya konsep, gagasan, ideologi, visi dan misi yang jelas. Karena Partai Politik akan menjadi rumah rakyat, bukan tempat penampungan gerombolan sesat!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews