Pemilu Big Data dalam Humor, Mati Ketawa Cara Algoritma

Sabtu, 7 April 2018 | 07:28 WIB
0
775
Pemilu Big Data dalam Humor, Mati Ketawa Cara Algoritma

Saya kebanjiran pertanyaan soal tulisan big data dan algoritma. Khususnya bagaimana menggunakannya.

Termasuk dari tokoh seperti Yusril Ihza Mahendra. Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Yang nyaris tidak bisa ikut Pemilu. Kalah dengan partai baru. Tanpa dana. Tanpa tokoh nasional.

Tentu tidak mudah bagi saya untuk menjawabnya. Apalagi kalau sudah soal algoritma.

Saat lagi cari cara untuk menjawabnya, teman Amerika saya mengirim WA. Saya pikir itu lelucon biasa.

Ternyata …. ups! Itu bisa saya kutip untuk menjawab pertanyaan pembaca.

Itulah sebagian praktik penggunaan big data. Tentu dalam bentuk humor. Saya kutipkan saja lelucon itu. Untuk Anda.

Tentu setelah saya tukangi sendiri agar sesuai dengan kondisi lokal kita.

– Hallo…ini Gojex?

+ Bukan… ini Gofoog.

– Oh maaf salah sambung.

+ Anda tidak salah sambung. Gojex dan Gofoog itu satu grup. Data kami bisa saling tukar.

– Kalau begitu bisa belikan pecel Madiun di warung bu Wenny?

+ Menurut data kami dalam seminggu ini Anda sudah empat kali beli pecel.

– Apa salahnya? Itu kan hak saya. Itu kegemaran saya.

+ Tapi menurut catatan kami asam urat Anda lagi naik. Perlu mengurangi makan sayur kacang panjang.

– Saya tidak punya asam urat. Ngawur saja. Saya ini rajin olahraga.

+ Menurut catatan kami Anda sudah enam bulan tidak olahraga. Kamera yang dipasang di sekitar rumah Anda tidak menunjukkan Anda pernah keluar rumah dengan sepatu olahraga.

– Trus sebaiknya saya pesan makanan apa?

+ Ini lagi ada promo buntil daun pepaya. Harganya cuma Rp 10.000. Pas dengan saldo uang Anda di bank.

– Hah? Anda tahu saldo uang saya di bank? Ini sudah keterlaluan. Melanggar privacy. Melanggar hak-hak asasi manusia.

+ Data kami menunjukkan kartu kredit Anda baru saja ditolak. Saat Anda belanja lipstik Channel. Saldonya tidak cukup.

– (Dalam hati) Upsssss…. jangan-jangan istri saya juga tahu…cilaka!

+ Bagaimana? kok diam? Jadi pesan buntil atau tidak?

– Ya… sudah..saya pesan buntil daun pepaya. Satu. Tapi soal lipstik tadi jangan sampai bocor ya….

+ Dikirim ke mana? Soalnya menurut data kami rumah Anda lagi disegel bank.

– (Dalam hati: Huhhh…. ini sudah benar-benar telanjang. Kurang ajar. Tapi apa boleh buat) … Hemmm…. kirim ke alamat ini (sambil mendektekan alamat baru).

+ Menurut data kami alamat itu kantor sementara partai Gorengan. Yang baru sekali ini lolos ferifikasi KPU.

– Iya… saya lagi jadi tim sukses untuk Pilkada di partai itu.

+ Tapi menurut data kami penduduk sekitar kantor Anda bukan pendukung calon dari partai Anda. Selamat menikmati buntil daun pepaya…. Selamat bekerja keras.

***