Saya kebanjiran pertanyaan soal tulisan big data dan algoritma. Khususnya bagaimana menggunakannya.
Termasuk dari tokoh seperti Yusril Ihza Mahendra. Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Yang nyaris tidak bisa ikut Pemilu. Kalah dengan partai baru. Tanpa dana. Tanpa tokoh nasional.
Tentu tidak mudah bagi saya untuk menjawabnya. Apalagi kalau sudah soal algoritma.
Saat lagi cari cara untuk menjawabnya, teman Amerika saya mengirim WA. Saya pikir itu lelucon biasa.
Ternyata …. ups! Itu bisa saya kutip untuk menjawab pertanyaan pembaca.
Itulah sebagian praktik penggunaan big data. Tentu dalam bentuk humor. Saya kutipkan saja lelucon itu. Untuk Anda.
Tentu setelah saya tukangi sendiri agar sesuai dengan kondisi lokal kita.
– Hallo…ini Gojex?
+ Bukan… ini Gofoog.
– Oh maaf salah sambung.
+ Anda tidak salah sambung. Gojex dan Gofoog itu satu grup. Data kami bisa saling tukar.
– Kalau begitu bisa belikan pecel Madiun di warung bu Wenny?
+ Menurut data kami dalam seminggu ini Anda sudah empat kali beli pecel.
– Apa salahnya? Itu kan hak saya. Itu kegemaran saya.
+ Tapi menurut catatan kami asam urat Anda lagi naik. Perlu mengurangi makan sayur kacang panjang.
– Saya tidak punya asam urat. Ngawur saja. Saya ini rajin olahraga.
+ Menurut catatan kami Anda sudah enam bulan tidak olahraga. Kamera yang dipasang di sekitar rumah Anda tidak menunjukkan Anda pernah keluar rumah dengan sepatu olahraga.
– Trus sebaiknya saya pesan makanan apa?
+ Ini lagi ada promo buntil daun pepaya. Harganya cuma Rp 10.000. Pas dengan saldo uang Anda di bank.
– Hah? Anda tahu saldo uang saya di bank? Ini sudah keterlaluan. Melanggar privacy. Melanggar hak-hak asasi manusia.
+ Data kami menunjukkan kartu kredit Anda baru saja ditolak. Saat Anda belanja lipstik Channel. Saldonya tidak cukup.
– (Dalam hati) Upsssss…. jangan-jangan istri saya juga tahu…cilaka!
+ Bagaimana? kok diam? Jadi pesan buntil atau tidak?
– Ya… sudah..saya pesan buntil daun pepaya. Satu. Tapi soal lipstik tadi jangan sampai bocor ya….
+ Dikirim ke mana? Soalnya menurut data kami rumah Anda lagi disegel bank.
– (Dalam hati: Huhhh…. ini sudah benar-benar telanjang. Kurang ajar. Tapi apa boleh buat) … Hemmm…. kirim ke alamat ini (sambil mendektekan alamat baru).
+ Menurut data kami alamat itu kantor sementara partai Gorengan. Yang baru sekali ini lolos ferifikasi KPU.
– Iya… saya lagi jadi tim sukses untuk Pilkada di partai itu.
+ Tapi menurut data kami penduduk sekitar kantor Anda bukan pendukung calon dari partai Anda. Selamat menikmati buntil daun pepaya…. Selamat bekerja keras.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews