Menanti Dua Petinggi Korsel dan Korut Bersulang Bersama

Selasa, 3 April 2018 | 08:38 WIB
0
877
Menanti Dua Petinggi Korsel dan Korut Bersulang Bersama

Krisis dua Korea, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan sepertinya menemui babak baru dalam hubungan kedua negara tersebut. Sebelumnya Korea Utara melakukan provokasi dengan uji coba rudal antarbenua yang menyebabkan hubunggan kedua negara tersebut panas, bahkan Amerika Serikat yang tak lain sekutu Korea Selatan juga ikut campur dan memanaskan kawasan Semenanjung Korea.

Tetapi setelah beberapa pejabat keamanan Korea Selatan berkunjung ke negara Korea Utara dan disambut oleh pemimpin tertinggi, yaitu Kim Jong Un dan dari hasil pertemuan diplomatik tersebut disepakati menyelesaikan konflik Semananjung Korea dengan cara-cara damai, bukan dengan cara militer.

Dan selang beberapa hari setelah pertemuan pejabat tinggi Korea Selatan dan Kim Jong Un (Korea Utara) menghasilkan kesepakatan yang ingin mempertemukan tokoh gaek, Presiden Amerika Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada akhir bulan Mei.

Tentu ini pertemuan bersejarah bagi kedua negara yang mempertemukan kedua tokoh kontroversial abad ini.

Dan gara-gara krisis Korea ini Presiden Donald Trump memecat menteri luar negerinya, yaitu Rex Tillerson karena dianggap terlalu lunak dengan "Si Roket Kecil", julukan untuk Kim Jong Un dari Donald Trump.

Beberapa hari yang lalu dunia dihebohkan dengan pertemuan antara presiden China Xi Jinping dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Dan pertemuan tersebut dilakukan di China.

Pertemuan antara Xi Jinping dan Kim Jong Un baru diungkap oleh media masa China setelah pemimpin Korea Utara sudah pulang ke negaranya.

Lewat foto-foto dan video yang beredar, nampak kedua pemimpin negara tersebut berjalan didampingi istri dari kedua pemimpin itu. Ini kunjungan kenegaraan pertama kali yang dilakukan oleh Kim Jong Un setelah menjadi pemimpin Korea Utara. Kunjungan kenegaraan yang berlangsung empat hari ini termasuk kunjungan yang lama.

Bahkan pertemuan kedua pemimpin ini tidak terendus atau tercium oleh musuh bebuyutannya,yaitu Amerika atau Kores Selatan.

Pertemuan kedua pempimpin ini memang sangat rahasia dan menggunakan jalur darat, yaitu kereta api. Kim Jong Un dan rombongan menggunakan transportasi kereta api menuju China.

Dan ini juga termasuk pertemuan bersejarah bagi kedua negara antara pemimpin terkuat China Xi Jinping dengan pemimpin muda Korea Utara Kim Jong Un.

Kim Jong Un sangat khawatir kalau berkunjung ke luar negeri karena jangan-jangan kunjungan ke luar negeri malah tidak bisa pulang lagi ke negerinya alias disingkirkan. Tapi China adalah sahabat yang bisa dipercaya dan akan menjaga keselamatannya selama berada di negerinya.

Dalam foto-foto yang beredar pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan gaya potongan rambut seperti mendiang ayahnya Kim Jong il.

Tentu pertemuan kedua pemimpin ini membahas agenda-agenda politik dari kedua negara tersebut, juga membahas rencana pertemuan dengan Presiden Korea Selatan yang akan dilaksanakan tanggal 27 April bulan ini. Dan pertemuan dengan presiden Amerika Donald Trump pada bulan Mei setelah itu dengan pemimpim Jepang pada bulan Juni.

Jadi, pertemuan-pertemuan yang secara maraton akan dilakukan oleh Kim Jong Un dengan negara-negara tersebut dalam rangka menciptakan keamanan kawasan di Semanjung Korea, terbebas dari senjata nuklir dan uji coba senjata lainnya yang akan memancing situasi semakin panas, bahkan bisa terjadi perang. Tentu dengan syarat-syarat dan kompensasi.

Bagaimanapun China adalah sahabat atau negara yang membantu perdagangan Korea Utara karena Korea Utara terisolasi dengan negara-negara lain. Sekalipun kadang juga dibikin jengkel oleh Kim Jong Un dalam masalah uji coba rudal antar benua pemimpin tambun ini susah diperingatkan, ditekan malah semakin berani dan nekat.

Mudah-mudahan pertemuan-pertemuan berikutnya, pemimpin Korea Utara dengan pemimpin Korea Selatan, semakin membawa dampak positif dalam hubungan kedua negara. Dan tercapainya perdamaian di Semenanjung Korea yang bebas dari senjata nuklir dan menata ekonomi Korea Utara semakin lebih baik bagi rakyatnya.

***

Editor: Pepih Nugraha