Saya termotivasi untuk menuliskan sekilas tentang pengemudi kendaraan umum di Australia. Bukan untuk memuji kinerja polisi di negeri orang, melainkan sekedar sebuah masukan. Siapa tahu dapat menjadi input yang bermanfaat untuk diterapkan di Indonesia.
Salah satu kejadian, yang kebetulan dialami oleh saya dan istri adalah ketika menumpang bis umum yang merupakan satu satunya public transportation resmi dari pemerintah negara bagian Australia Barat. Seluruh operasi kendaraan ini, berada di bawah kendali Transperth, yang tidak hanya mengatur masalah jadwal dan kelancaran transportasi, tapi memiliki Petugas Polisi khusus untuk ini.
Bis Hampir Terbalik
Kami menumpang bis dari kediaman kami di Burns Beach yang kebetulan Stopan bis hanya berjarak sekitar 100 meter. Dari sini, kami diantarkan ke Joondalup Train station dan sekaligus merupakan perhentian bis umum. Kami menumpang bersama 40 lainnya menuju ke Crowns Hotel untuk makan siang bersama para Senior Citizen. Tarip Khusus, yakni hanya 5 dolar dengan catatan "all you can eat and drink."
Pengemudinya seorang wanita yang masih muda, mungkin berusia sekitar 30 tahun. Pada awalnya semua berjalan lancar. Ketika singgah di stopan bis berikutnya di James Street dan masuk ke dalam jalan kecil, tiba tiba ada orang yang melintas sangat dekat dengan bagian depan bis.
Pengemudi membanting stir dan tiba tiba terdengan bunyi "Kraak" dan badan bis menjadi miring.
Hal ini membuat para penumpang, terutama wanita menjerit histeris. Dalam hitungan detik, badan bis masih terasa bergoyang, untuk kemudian, sekali lagi terdengar bunyi berderak dan badan bis agak terhempas. Rupanya, batu pembatas jalan,tidak kuat menahan beban bis, plus 42 orang penumpang dan batu pembatas ambruk.
Tetap Melanjutkan Perjalanan
Walaupun bunyi kendaraan sudah tidak lagi nyaman bagi telinga, namun pengemudi tetap melanjutkan perjalanan dengan perlahan lahan menuju ke tujuan di Crowns Hotel. Terdengar penumpang di samping saya menelpon polisi dan melaporkan bahwa pengemudi bis dengan nomor sekian, telah membahayakan penumpang.
[irp posts="13086" name="Dalam Hal Tolong Menolong, Kita Kalah Oleh Orang Australia"]
Ketika bis tiba di tujuan dan penumpang sudah turun, saya menyaksikan ada kendaraan polisi yang bertuliskan"Ranger" sudah berhenti di sana dan 2 orang polisi mendatangi pengemudi. Tampak pengemudi wanita tersebut menyerahkan kunci bis kepada polisi dan ia ikut dalam kendaraan polisi.
Kejadian seperti ini sudah sering saya saksikan, yakni bilamana ada kendaraan yang ngebut atau dianggap membahayakan pengguna jalan lainnya, maka penumpang kendaraan lain, pasti akan menelpon polisi dan dalam waktu singkat kendaraan yang dilaporkan akan diburu oleh mobil patroli polisi.
Polisi Tak Pernah Libatkan Pelapor
Seperti yang sudah pernah di postingkan, di Australia, setiap orang adalah informan polisi. Tanpa diminta mereka akan melaporkan apa saja yang dianggapnya dapat membahayakan. Bahkan tetangga menyiksa anjing juga dilaporkan. Di dinding kereta api dan bis umum selalu ada tulisan, "Tell Police what you see or what you hear".
Dan polisi di sini,tidak pernah melibatkan orang yang melaporkan. Saya sudah pernah melaporkan ada anak muda yang mabuk di cafe dan tingkah lakunya menghadirkan rasa tidak nyaman. Tidak sampai 5 menit, 2 orang polisi datang. Mengucapkan "thank you for good cooperation, Sir" kepada saya dan cuma itu saja. Saya sama sekali tidak di konfrontasi dengan anak muda yang mabuk tadi, karena ia menjadi urusan polisi.
Semoga di Indonesia juga bisa diterapkan seperti ini untuk meminimalkan tindakan ugal-ugalan oleh pengemudi angkutan umum. Baik angkutan daring maupun angkutan konvensional. Setidaknya dapat menekan angka kecelakaan dan tentunya menghindari korban berjatuhan.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews