Rahasia di Balik Dukungan Yusril kepada Khofifah di Pilgub Jatim

Jumat, 30 Maret 2018 | 19:24 WIB
0
542
Rahasia di Balik Dukungan Yusril kepada Khofifah di Pilgub Jatim

Pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto yang akan berlaga pada Pilkada Jatim 2018 mendapat dukungan dari Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra.

Yusril membenarkan partainya akan memberikan dukungan terhadap paslon Khofifah – Emil pada Pilkada Jatim 2018. Menurutnya, dukungan pada paslon nomor urut satu ini diberikan sudah melalui berbagai pertimbangan yang matang.

Bahkan, keputusan tersebut sudah melalui pertimbangan dari Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj. “Sebelum memutuskan ini kami sudah melakukan konsultasi dengan Pak Said Aqil Siradj,” ungkap mantan MenkumHAM itu.

Kiai Said Aqil kemudian mengatakan, “Monggo Pak Yusril kalau mau dukung Bu Khoffiah atau Gus Ipul sama saja. Karena sama-sama kader NU,” ungkap tokoh yang akrab dipanggil Bang Yusril itu kepada JawaPos.com, Rabu 28 Maret 2018.

Ditambahkan Yusril, dukungan pada paslon Khofifah – Emil ini sudah sesuai dengan yang diusulkan oleh DPW PBB Jatim. Selanjutnya, dalam waktu dekat, DPW PBB Jatim akan menyerahkan dukungan tersebut secara resmi pada Khofifah – Emil.

Menurut Bang Yusril, ada pertemuan dengan DPW Jatim pada Sabtu 24 maret 2018 lalu. “Kami sudah singgung akan putuskan dukungan pada Ibu Khofifah. Dan, mekanisme selanjutnya ya pertemuan saja antara DPW dengan pasangan calon,” terangnya.

Dukungan PBB dan Bang Yusril itu tentunya dinyatakan menyusul putusan Bawaslu, pada Minggu 4 Maret 2018, yang memenangkan gugatan PBB atas sengketa hasil verifikasi partai politik calon peserta Pemilu 2019 atas KPU.

Sengketa ini bermula sejak KPU pada 17 Februari 2018 menyatakan PBB tidak lolos karena dinilai tidak memenuhi syarat saat proses verifikasi faktual di Kabupaten Manokwari Selatan, Papua. Padahal, pada 30 Januari 2018, PBB dinyatakan lolos verifikasi tingkat nasional.

Tapi, PBB akhirnya ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2019 setelah memenangkan gugatan sengketa. Hal ini diumumkan dalam sidang putusan adjudikasi yang dibacakan oleh Bawaslu, Minggu 4 Maret 2018, seperti dilansir Republika.co.id.

Pakar hukum tata negara ini menegaskan, meski partainya hanya menjadi partai pendukung, pihaknya akan all out dalam memenangkan paslon Khofifah – Emil. Bahkan, Bang Yusril mengaku siap jika diminta menjadi juru kampanye dalam masa kampanye.

“Silahkan aja, kalau diperlukan dan kalau ada waktu yang cocok, insya’ Allah saya datang menjadi Jurkam,” tegasnya. Dukungan Bang Yusril pada paslon yang diusung 6 parpol ini (Demokrat, Golkar, PAN, PPP, NasDem, dan Hanura) bisa menjadi amunisi baru.

Meski PBB bukan parpol parleman (karena tidak memiliki wakil di DPRD Jatim), nama Guru Besar Universitas Indonesia (UI) ini cukup dikenal di masyarakat Jatim, terutama di kalangan dunia pendidikan dan kampus. Siapa yang tak kenal Bang Yusril?

[caption id="attachment_6473" align="alignleft" width="493"] Khofifah Indar Parawansa (Foto: Jawapos.com)[/caption]

Jejak karier Bang Yusril sangat jelas. Ia memulai kariernya sebagai pengajar di UI hingga memperoleh gelar Guru Besar Ilmu Hukum. Selain mengajar, Bang Yusril juga aktif dan menjadi pengurus beberapa organisasi.

Seperti Muhammadiyah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Dari sinilah ia banyak berkenalan dengan tokoh muslim nasional, terutama Mohammad Natsir yang banyak mempengaruhi pandangannya.

Pada 1996, Bang Yusril diangkat oleh Presiden Soeharto sebagai penulis pidato presiden. Hingga 1998, ia telah menulis pidato untuk presiden sebanyak 204 buah. Ketika Reformasi  1998, Bang Yusril menjadi salah satu pihak yang mendukung perubahan politik di Indonesia.

Pada masa itu, Bang Yusril berperan besar terutama ketika ia menuliskan pidato berhentinya Soeharto. Bersama para reformis muslim, dia mendirikan partai politik, Partai Bulan Bintang (PBB). Partai sebagai pewaris Partai Masyumi ini digagas oleh 22 Ormas Islam.

Dalam partai tersebut, Bang Yusril duduk sebagai ketua umum dari 1998 hingga 2005. Pada Pemilu 1999, PBB meraih suara sebesar 2,84% dan menempatkan 13 wakilnya di parlemen. Bersama Amien Rais, dia ikut mengusung Abdurrahman Wahid menjadi Presiden.

Bang Yusril telah tiga kali menempati jabatan sebagai menteri dalam kabinet pemerintahan Indonesia, yaitu Menteri Hukum dan Perundang-undangan pada Kabinet Persatuan Nasional, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada Kabinet Gotong Royong, dan terakhir, Menteri Sekretaris Negara pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Saat menjabat Menteri Hukum dan Perundangan, Bang Yusril bertemu dengan Kofifah Indar Parawansa yang menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan semasa Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri.

Bisa jadi, di sinilah Bang Yusril mengenal betul sosok Khofifah yang kini maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Jatim 2018. Seperti halnya saat mengusung Ketua Umum PBNU yang akrab dipanggil Gus Dur pada Pemilu 1999, jejak prestasi Khofifah-lah yang dilihatnya.

Ibu enam anak kelahiran Surabaya tersebut tercatat pernah menyelesaikan pendidikannya di beberapa universitas di Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ailangga (strata I), Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Surabaya (strata I), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (Strata II).

Dalam kariernya di bidang politik, Khofifah juga tercatat pernah menduduki sejumlah posisi sentral di pemerintahan di antaranya Pimpinan Fraksi PPP DPR RI (1992-1997), Pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995-1997), Anggota Komisi II DPR RI (1997-1998), Wakil Ketua DPR RI (1999), Sekretaris Fraksi PKB MPR RI (1999).

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001), Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (1999-2001), Ketua Komisi VII DPR RI (2004-2006), Ketua Fraksi PKB MPR RI (2004-2006), Anggota Komisi VII DPR RI (2006). Terkahir, kini perempuan berusia 53 tahun itu menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos) periode 2014-2019.

Selain itu, Khofifah ternyata memiliki sejumlah prestasi gemilang, yakni pada 2011 Khofifah pernah didapuk sebagai tokoh penggerak masyarakat oleh Islamic Fair of Indonesia. Ketua Umum PP Muslimat NU ini juga pernah mendapat penghargaan dari Menteri Kehutanan atas kontribusinya menggerakan warga Muslimat NU menanam pohon, pada 2011.

Sebagai inisiator Koperasi An-Nisa, Khofifah juga berhasil mendapatkan penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM, yakni pada tahun 2008 dan 2013, atas komitmennya keliling provinsi mengajak perempuan/Muslimat NU agar segera membangun koperasi.

Di forum internasional, Khofifah juga banyak menoreh prestasi, dipercaya menjadi ketua delegasi pemerintah Indonesia di beberapa negara, seperti menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam “Women 2000, Gender Equality, Development and Peace for the Conventi on on The Elliminati on of All Forms of Discriminati on Against Women” di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, 28 Febuari 2000.

Juga tercatat pernah menjadi narasumber di sejumlah forum internasional bergengsi, seperti Menjadi narasumber utama pada Commission on the Advancement of Women, Commission on the Status of Women, di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Amerika Serikat, 1-2 Maret 2006, dan lain sebagainya.

Segudang prestasi Khofifah jelas menjadi pertimbangan Bang Yusril yang jejaknya nyaris sama. Ia ikut dalam kepanitiaan konferensi internasional seperti Sidang AALCO, Konfrensi Internasional tentang Tsunami dan Konfrensi Tingkat Tinggi Asia Afrika.

Bukan hanya di dalam negeri, Bang Yusril juga aktif di organisasi Internasional, seperti di Regional Islamic Da’wah Council of Southeast Asia and the Pasific yang bermarkas di Kuala Lumpur.

Organisasi itu diketuai oleh Tuanku Abdul Rahman Putra Al-Haj (Mantan Perdana Menteri Malaysia). Bahkan Yusril Ihza Mahendra pernah menjabat Vice President dan President Asian-African Legal Consultative Organization, bermarkas di New Delhi.

Selain itu, Bang Yusril merupakan anggota dan Ketua Delegasi Republik Indonesia dalam berbagai perundingan internasional termasuk sidang ASEAN, Organisasi Konfrensi Islam dan APEC, termasuk menjadi wakil Indonesia untuk berbicara dan berpidato dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa, Komisi Hak Asasi Manusia PBB (United Nations) di Jenewa.

Dan juga ikut menyusun Konvensi PBB serta menandatanganinya atas nama Pemerintah Republik Indonesia seperti UN Convention on Transnational Organized Crime di Palermo, Italia, dan UN Convention Against Corruption di Markas PBB New York.

Menyimak jejak karier dan prestasi keduanya, tentunya sangatlah wajar jika akhirnya Bang Yusril dan PBB mendukung Khofifah. Karena, bagaimanapun, keduanya pernah bersama “tunggal guru” yang bernama Gus Dur, Pahlawan Nasional dari kalangan NU.

***

Editor: Pepih Nugraha