Nasehat Abu Hamzah dan Dukungan untuk Perjuangan Gerakan 212

Kamis, 29 Maret 2018 | 21:11 WIB
0
783

Lelaki berjidat legam itu dicegat wartawan sebelum memasuki mobil tahanan. Dia berpesan dengan sebuah nasehat. "Saya berharap para jamaah semua sabar dan tawakal," ujarnya. Sebuah nasihat yang indah.

Abu Hamzah, lelaki itu, mulanya hanya tukang es keliling di Jakarta. Merasa karirnya mentok sebagai pedagang es dia kembali ke kampungnya. Dari modal alakadarnya, dia mulai membangun bisnis barunya : travel umroh dan haji.

Dengan kiat jitu, menawarkan paket umroh murah, bisnis berkembang cepat. Ribuan jemaah mendaftar. Membawa uang ke Abu Hamzah. Dia mendadak kaya raya.

Bisnisnya terus berkembang ke berbagai kota. Jamaah dari seluruh Indonesia menanti janji Abu Hamzah untuk memberangkatkannya ke tanah suci.

Tapi Abu memang tukang es, bukan pebisnis travel. Ada 86 ribu jemaah Abu Tour yang bertahun-tahun tidak juga berangkat. Sementara Abu sendiri sudah berangkat keliling dunia. Gerobak esnya berganti Lamborghini dan Fararri.

 

Orang-orang marah. Jika dikumpulan seluruh uang jamaah yang masuk ke kantor Abu mencapai Rp 1,8 triliun. Sejumlah satu triliun sampai sekarang belum jelas kemana larinya.

 

Tapi Abu Hamzah bukan sembarang pebisnis. Dia juga pejuang. Dari sakunya keluar lumayan banyak untuk memperjuangkan gerakan 212. Dari tukang es, aku hendak menggapai surga. Bukan hanya memberikan jasa mengantar orang ke Mekah dan Madinah. Juga membela gerakan 212 sebagai simbol politik.

[irp posts="13297" name="Umrah dan Penipuan Berkedok Ibadah"]

Sayangnya Abu lupa, duit yang ada di tangannya itu bukan miliknya. Itu milik orang lain. Dia memanfaatkan untuk investasi, membeli barang mewah, ongkos keliling dunia, dan koleksi mobil.

Sekarang Abu Hamzah ditangkap polisi. Dia dituduh menggelapkan dana jamaah umroh.

Sebelum digelandang ke mobil tahanan, Abu memberikan nasihatnya kepada jamaah yang belum berangkat. Nasihat yang keluar dari hati yang dalam. "Semoga semua jamaah sabar dan tawakal. Mengikhlaskan semuanya dan berserah diri kepada Allah..."

Sebuah nasihat yang luar biasa. Adakah nasihat yang lebih indah dari ini?

Hiyaaattt dezziiggg...

***