Seorang Perwira Polisi Perancis tewas ditembak demi untuk menyelamatkan seorang wanita dalam penyerangan tunggal yang dilakukan oleh seorang pria. Perancis telah siaga tinggi sejak serangkaian serangan ekstremis pada tahun 2015 dan 2016 yang menewaskan lebih dari 200 orang kembali berduka akibat tewasnya beberapa warganya termasuk seorang perwira polisi.
Pelakunya adalah Redouane Lakdim, berusia 25 tahun, seorang warga negara Perancis yang lahir di Moroko dikenal oleh polisi karena kejahatan kecil dan kepemilikan obat-obatan di mana ia menghabiskan satu bulan di penjara pada tahun 2016.
Pria yang digambarkan oleh saksi mata sebagai orang yang berjenggot hitam panjang, pada Jumat pagi setelah merampok sebuah kendaraan, membunuh penumpang dan melukai pemiliknya. Kemudia dia melaju menuju barak militer terdekat di mana dia menunggu beberapa menit.
Kemudian entah apa sebabnya pria ini mengubah target. Memutar kendaraan rampasannya menuju garnisun polisi anti huru hara di mana dia menembak empat petugas. Dari sini, menyerbu ke supermarket di kota Trebes yang berdekatan. Unit-unit polisi khusus berkumpul di tempat kejadian sementara pihak berwenang memblokir jalan dan mendesak warga untuk menjauh
Pria ini menuntut pembebasan Salah Abdeslam, satu-satunya penyerang yang selamat dari serangan 13 November 2015 di Paris yang menewaskan 130 orang. Tapi karena Polisi tidak menanggapi tuntutannya, maka pria ini, kemudian meneriakkan sesuatu dan menembak mati seorang pelanggan dan seorang karyawan sebelum menyandera puluhan pengunjung lainnya.
[irp posts="12955" name="Khadafi Disebut Terkait Penangkapan Mantan Presiden Perancis Sarkozy"]
Seorang perwira polisi dengan rela bersedia menyerahkan dirinya sebagai sandera untuk menggantikan seorang wanita, juga ditembak mati oleh pria berjenggot ini. Pada saat itu polisi anti huru hara menyerbu dan pelaku penembakan tewas ditembak Polisi.
Kantor berita Aamaq yang terkait IS mengatakan, penyerang menanggapi panggilan kelompok itu untuk menargetkan negara-negara dalam koalisi pimpinan AS yang melakukan serangan udara terhadap militan IS di Suriah dan Irak sejak 2014. Perancis berulang kali dijadikan sasaran karena partisipasinya.
Terlepas dari masalah apakah pelaku penembakan ini adalah bagian dari jarigan teroris atau tidak, biarlah menjadi urusan Perancis untuk menyelidiki dan menanganinya.
Yang menarik perhatian adalah bahwa di zaman ini ternyata masih ada seorang perwira polisi yang mau menjadikan dirinya sebagai sandera untuk menggantikan seorang wanita yang bukan siapa-siapa bagi dirinya.Walaupun sebagai seorang perwira ia pasti sangat memahami resiko yang akan dihadapinya.
Dan ternyata hal tersebut memang terjadi. Akibat kebuntuan negosiasi antara pelaku yang menuntut pembebasan Salah Abdeslam, salah satu pelaku yang selamat dalam serangan yang menewaskan banyak orang, maka dirinya langsung menjadi sasaran tembakan perwira ini tewas sebagai pahlawan kemanusiaan.
Hal yang sudah sangat langka dizaman ini dan mungkin patut menjadi contoh teladan bagi para petugas polisi di dunia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews