Polmark Menangkan Gus Ipul, Giliran Poltracking Menangkan Khofifah

Rabu, 21 Maret 2018 | 07:39 WIB
0
808
Polmark Menangkan Gus Ipul, Giliran Poltracking Menangkan Khofifah

Setelah hasil survei PolMark Indonesia menempatkan Saifullah Yusuf alias Gus Ipul unggul 15,5 persen dari Khofifah Indar Parawansa, ternyata hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis pada Minggu 18 Maret 2018, Khofifah justru unggul 6,6 persen.

Jadi, sampai saat ini siapa yang bakal memenangi Pilkada Jatim 2018 belum bisa dipetakan. Alasannya, ada 21,8 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya. Mereka belum bisa memastikan untuk memilih paslon Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto atau Gus Ipul – Puti Guntur Soekarno.

Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan, berdasarkan dengan simulasi kertas suara, elektabilitas Khofifah – Emil mencapai 42,4 persen. Paslon ini unggul 6,6 persen dari paslon Gus Ipul – Puti Guntur yang memeroleh suara sebesar 35,8 persen.

“Sisanya 21,8 persen undecided voters,” ujar Hanta Yuda di Hotel Sari Pan Pacific, Thamrin, Jakarta Pusat, pada hari yang sama, seperti dilansir berbagai media online. Jika dilihat dari kandidat tunggal, Khofifah mendapat voting 42,6 persen, Gus Ipul 39,6 persen.

Keunggulan elektabilitas juga diperoleh cawagub Emil, unggul 8 persen dibandingkan Puti Guntur. Sementara itu jika mengacu pada peta wilayah demografi pemilih, berdasarkan peta sub-kultur yang dibagi menjadi 5 wilayah.

Khofifah – Emil unggul signifikan dengan menguasai 4 wilayah dibanding Gus Ipul – Puti Guntur hanya 1 wilayah. Empat wilayah yang diungguli Khofifah – Emil: Arek 46,6 persen; Madura 47,2 persen; Mataraman 41,8 persen; dan Mataraman Pesisir 47,9 persen.

“Sementara Gus Ipul – Puti Guntur hanya unggul di Tapal Kuda 54,5 persen,” lanjut Hanta, seperti dikutip JawaPos.com. Begitu pula dengan survei berdasarkan kategori lain seperti, kelompok gender, kelompok suku, hingga basis agama dan kulturalnya, Khofifah – Emil unggul dibanding Gus Ipul – Puti Guntur.

Hanta mengungkapkan, pemenang Pilkada Jatim 2018 belum bisa dipastikan. Pasalnya, ada 21,8 persen pemilih belum menentukan arah dukungannya. Apalagi waktu pemungutan suara masih ada tiga bulan lagi.

“Masih sulit menentukan siapa yang akan menang, karena waktu masih sekitar 3 bulan lagi, undecided voters-nya juga masih 21,8 persen masih belum dapat ditentukan,” tegas Hanta.

Survei Poltracking ini dilakukan pada 6 hingga 11 Maret 2018, dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Responden yang dilibatkan mencapai 1.200 dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei dilakukan di 29 kabupaten dan 9 kota di seluruh wilayah Jatim secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara tatap muka dengan kuisioner terhadap responden yang terpilih secara acak. Setiap desa atau kelurahan terpilih diwakili oleh 10 responden.

Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding yang hadir saat rilis itu mengaku tidak khawatir atas kekalahan yang mendera paslon Gus Ipul – Puti Guntur versi Poltracking itu. Karena ia yakin pada saat pemungutan suara, keadaan dapat berbalik.

“Saya tidak terlalu khawatir dengan survei ini. Bupati yang kita punya lebih banyak daripada partai koalisi Khofifah – Emil. Ini hanya masalah teknis pemenangan saja. Apalagi, Bu Khofifah sudah bertarung 3 kali dengan Pak Saiful, dan Pak Saiful sudah menang 2 kali, insya’ Allah ketiga kalinya ini akan dimenangkan Pak Saiful,” ujar Abdul Kadir.

Jika menyimak hasil survei PolMark Indonesia yang dirilis Rabu 14 Maret 2018 lalu, bukan tak mungkin apa yang diyakini Abdur Kadir itu menjadi kenyataan, meski hasil survei Litbang KOMPAS sebelumnya menyatakan Khofifah unggul tipis, 0,5 persen, dari Gus Ipul.

Menurut lembaga survei milik Eef Saefulloh Fatah ini, Gus Ipul – Puti Guntur menang telak atas Khofifah – Emil. Mengutip Merdeka.com, Gus Ipul – Puti Guntur unggul dengan selisih cukup tebal, 15,5 persen.

“Hasil survei, Gus Ipul – Puti menang dengan 42,7 persen, sedangkan pasangan Khofifah – Emil 27,2 persen,” ujar Direktur Riset Polmark Eko Bambang Subiantoro saat menggelar jumpa pers di Hotel Mercure, Surabaya, Rabu 14 Maret 2018.

Hasilnya, dari 1.200 responden, Gus Ipul – Puti Guntur mendulang 42,7 persen, Khofifah – Emil hanya mencapai 27,2 persen. Sisanya, 30,1 persen menyatakan belum menentukan pilihan. “Itu sangat ngawur,” ujar tokoh relawan Khofifah – Emil kepada Pepnews.com.

Namun, berpijak dari hasil survei Litbang Kompas di atas, prediksi perolehan suara Khofifah – Emil yang lebih unggul 0,5 persen atas Gus Ipul – Puti Guntur, menunjukkan betapa ketat persaingan diantara dua paslon pada Pilkada Jatim 2018 tersebut.

Khofifah – Emil unggul di empat wilayah Jatim. Mataraman Pesisir (Bojonegoro, Lamongan, Tuban) 54,1 persen, Mataraman (Pacitan, Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Nganjuk, Blitar, Tulungagung) unggul di angka 47,2 persen; Madura 50,7 persen, Osing (Banyuwangi) menjadi milik Khofifah – Emil dengan persentase 53,1 persen.

Survei Poltracking mencatat, ketika simulasi kandidat tunggal yang hanya diikuti cawagub, elektabilitas Emil lebih tinggi, yakni 35,2 persen dan Puti 27,7 persen. Hanta mengatakan, pada Januari 2018, elektabilitas Khofifah – Emil di bawah Gus Ipul – Puti Guntur. Saat itu, elektabilitas Gus Ipul – Puti Guntur 39,9 persen, sedangkan Khofifah-Emil 38,5 persen.

Demikian pula elektabilitas Gus Ipul dalam simulasi pemilihan tanpa disertai cawagub, pada bulan Januari masih lebih tinggi daripada Khofifah. Gus Ipul saat itu elektabilitasnya 43,3 persen, sedangkan Khofifah 37,1 persen.

Dalam survei Poltracking itu pula, paslon Gus Ipul – Puti Guntur belum mampu mengungguli paslon Khofifah – Emil di empat dari lima wilayah Jatim, yakni Mataraman, Mataraman Pesisir, Arek, dan Madura.

Gus Ipul – Puti Guntur kalah di wilayah Tapal Kuda, wilayah dari sejumlah kabupaten dan kota di Jatim yang warganya didominasi kaum santri. Dalam surveinya, elektabilitas paslon ini di wilayah 'tapal kuda' mencapai 54,5 persen, sedangkan Khofifah-Emil 33,2 persen.

Sementara di Mataraman, Mataraman Pesisir, Arek, dan Madura, elektabilitas Khofifah – Emil unggul dibandingkan Gus Ipul – Puti Guntur. Elektabilitas Khofifah – Emil di wilayah Mataraman Pesisir paling tinggi di antara kelima wilayah tersebut, yakni 47,9 persen.

Di Mataraman Pesisir, elektabilitas Gus Ipul – Puti Guntur paling rendah di antara kelima wilayah, yakni 19,3 persen. Meski unggul di empat wilayah, Hanta menilai, posisi Khofifah – Emil belum aman. Sebab, elektabilitas Khofifah – Emil belum mencapai 60 persen.

“Belum aman, baru sekitar 42,4 persen saja elektabilitasnya. Jadi, Khofifah ini sekarang bisa dikatakan unggul, tren elektabilitasnya naik, tapi untuk menang belum. Kalau bisa dikatakan aman itu, jika saat ini perolehannya (elektabilitas) mencapai 60 persen suara,” ujar Hanta.

Pada Pilkada Jatim 2018, Khofifah – Emil diusung Partai Demokrat, Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, dan PAN. Sedangkan Gus Ipul – Puti Guntur diusung PDIP, PKB, Gerindra, dan PKS. Pilkada Jatim 2018 masih sekitar 3 bulan lagi. Siapa pemenangnya?

Akankah prediksi Abdul Kadir itu terbukti? Selisih tingkat elektabilitas yang amat tipis juga pernah terjadi pada Pilkada Jatim 2008. Dari lima pasangan calon peserta pilkada, tidak ada pasangan yang perolehan suaranya lebih dari 30 persen.

Pasangan Soekarwo – Saifullah Yusuf (KarSa) hanya memperoleh 26,44 persen suara pada putaran pertama, sedangkan pasangan Khofifah – Mudjiono (KaJi) mendulang 24,82 persen suara. Pilkada Jatim 2008 diikuti lima paslon.

Pilkada Jatim berlangsung dua putaran. Pilkada Jatim putaran II yang digelar 4 November 2008 berjalan tertib dan lancar. Pada putaran kedua terjadi persaingan yang sangat sengit antara dua paslon yang bisa disebut sama-sama kuat tersebut.

Hasil akhir dari putaran kedua yang dirilis KPU Jatim memenangkan pasangan KarSa atas pasangan KaJi dengan perolehan suara 7.729.944 (50,20 persen) dan 7.669.721 (48,80 persen). Pilkada Jatim ini berbuntut ke Mahkamah Konstitusi.

Khofifah menggugat ke MK dan berbuah putusan putaran ketiga, yaitu pemungutan ulang di Sampang dan Bangkalan, dengan hasil akhirnya KarSa menang dengan 50,11 persen suara sementara KaJi dengan 49,89 persen suara.

Makanya, ketika berlangsung Pilkada Jatim 2013, pasangan KarSa kembali memenangkan pertarungan melawan Khofifah Indar Parawansa – Herman Surjadi Sumawiredja. Pilkada Jatim kali ini diikuti oleh empat paslon cagub-cawagub Jatim 2013.

Pilkada Jatim 2013 akhirnya dimenangi oleh paslon KarSa dengan perolehan suara sebesar 8.195.816 (47,25%) sesuai dengan keputusan KPU Jatim pada 7 September 2013. Khofifah – Herman 6.525.015 (37,62%). Akankah realisasinya nanti berubah?

***

Editor: Pepih Nugraha