Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno bertemu Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Siswono Yudhohusodo di kantor DPP NasDem di Jl. Gondangdia Menteng, Jakarta, Kamis 15 Maret 2018.
Surya Paloh menggambarkan, pertemuan yang berlangsung hangat dan kekeluargaan itu ibarat pertemuan antara keponakan dengan pamannya karena Surya Paloh dan Siswono adalah sahabat baik Guntur Soekarno, ayahanda Puti Guntur.
Puti Guntur yang didampingi Ketua Tim Pemenangan Pilkada Jatim 2018 Ahmad Basarah menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan tugas dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mendampingi Saifullah Yusuf, Calon Gubernur Jatim.
Surya Paloh mengatakan sangat senang ketika mengetahui Puti Guntur ditugaskan sebagai cawagub Jatim. “Keputusan PDIP menetapkan Puti Guntur sebagai cawagub menggantikan Abdullah Azwar Anas adalah keputusan yang sangat tepat,” kata Surya Paloh.
Raja media yang sukses semasa Orde Baru itu pun kemudian memberi semangat dan doa untuk kesuksesan Puti Guntur . “Maju terus Puti, kamu anak muda yang cerdas dan cantik. Saya doakan kamu sukses,” tegas Paloh kepada cucu Soekarno itu.
Berita pertemuan Puti Guntur – Surya Paloh tersbut telah beredar luas di berbagai media. Ada banyak penafsiran yang mengartikan peristiwa tersebut. Namun, Ketua DPW Nasdem Jatim Hasan Aminuddin menganggapnya itu bukan pertemuan resmi.
“Itu bukan pertemuan, tapi Mbak Puti diantar Pak Basarah sowan ke Ketua Umum. Itu bukan pertemuan resmi. Namanya Bapak kan diterima, beliau kan negarawan, siapapun tamu pasti diterima. Pernyataan (Surya Paloh) sebagai bapak,” kata Hasan.
Mengutip Merdeka.com, dukungan Nasdem pada pasangan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto tidak mungkin berubah. “Kalau dukungan partai gak mungkin berubah. Tetap ke Khofifah dan Emil,” tegas Anggota DPR dari Dapil II Jatim itu.
Seperti diketahui Puti Guntur maju Pilkada Jatim 2018 bersama Saifullah Yusuf alias Gus Ipul. Keduanya memperoleh nomor urut dua. Gus Ipul – Puti Guntur didukung koalisi PDIP, PKB, PKS, dan Gerindra. NasDem sendiri mengusung Khofifah – Emil.
Pertemuan Puti Guntur – Surya Paloh telah membuat spekulasi dalam politik Jatim. Fakta itu bisa merugikan Khofifah – Emil, karena masa akar rumput di daerah bisa dikatakan tak solid. Itulah yang dikatakan D. Jupriono kepada Merdeka.com, Jum’at 16 Maret 2018.
“Massa bawah Khofifah – Emil ini mulai tidak solid, makanya ada pertemuan antara Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dengan Puti,” kata Pakar Komunikasi Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya itu.
Menurutnya, tanda-tanda ketidaksolidan massa Khofifah – Emil terlihat adanya pertemuan-pertemuan dengan lawan politik. Seharusnya, para pembesar partai menghindari pertemuan dengan pihak lawan politik yang bersentuhan langsung dalam persaingan memperebutkan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur.
Pertemuan yang dilakukan itu justru akan menggerus massa partai pendukung, misalnya pimpinan Nasdem mengadakan pertemuan dengan Puti Guntur. Padahal, ia adalah lawan politik Nasdem dalam pilkada, maka secara tidak langsung dukungan ke arah calon yang didukung (Khofifah – Emil) berkurang.
“Jelas ini sesuatu yang tidak biasa, masa’ tidak bisa menahan syahwat politiknya. Kan Pak Surya Paloh seharusnya tahu, kalau Nasdem mendukung Khofifah – Emil,” ujar Jupriono. Ia melihat, ada keinginan tersembunyi yang dilakukan Surya Paloh dalam pertemuan itu.
Bisa jadi, Surya Paloh tidak puas dengan keputusan dukungan terhadap Khofifah. Fakta itu dilampiaskan dengan bertemu lawan politik Khofifah, bahkan Surya Paloh juga mendoakan Puti Guntur untuk menjadi Wagub Jatim.
“Bisa juga di tingkat atas bermain ganda. Kan Jokowi juga terkesan seperti itu,” lanjutnya. Jujur, pertemuan antara Surya Paloh dengan Puti Guntur bakal membawa dampak yang sangat besar di tingkat bawah.
Menurut Jupriono, pertemuan tersebut memiliki pengaruh yang sangat signifikan di kalangan bawah, minimal massa dari NasDem yang sudah memutuskan mendukung Khofifah menjadi bingung. Imbasnya, massa tersebut bisa beralih ke paslon Gus Ipul – Puti Guntur.
“Massa seperti inilah yang bisa digoyang, karena mereka sebagai massa akar rumput bingung dengan pertemuan Pak Surya Paloh dengan Puti,” tegas Jupriono. Doa itu memiliki makna, Surya Paloh secara terang-terangan sudah mendukung Puti Guntur maju dalam Pilkada.
[irp posts="8391" name="Beratnya Khofifah Tatkala Harus Melawan Puti Guntur di Mataraman"]
Jujur, manuver politik yang dilakukan Puti Guntur dengan sowan ke Surya Paloh bisa disebut sebagai langkah cerdas dari seorang cucu Proklamator RI tersebut. Pendekatan kekeluargaan dipakainya sebagai alasan untuk “merusak” konsentrasi kekuatan lawan politik.
Liputan berbagai media jelas merupakan upaya pembentukan opini bahwa Surya Paloh jelas-jelas mendukung Puti Guntur untuk menjadi Wagub Jatim. Jika pertemuan sifatnya pribadi, rasanya tidak perlu dibuka secara umum melalui liputan berbagai media.
Karena, apapun alasannya, yang tampak adalah bahwa Puti Guntur – Surya Paloh yang nota bene seorang pimpinan parpol pendukung Khofifah – Emil telah mengadakan pertemuan di Kantor DPP NasDem. Berarti, pertemuan itu dilakukan secara resmi.
Andai pertemuan itu di luar masa kampanye, tentu saja alasan tersebut masih bisa diterima banyak pihak. Apalagi, dalam pertemuan itu Puti Guntur diantar Wakil Sekjen PDIP yang juga Ketua Tim Pemenangan Pilkada Jatim 2018 Ahmad Basarah.
“Itu pertemuan pribadi yang diantar kolega Surya Paloh. Hanya pemelintiran sepihak yang tanpa konfirmasi ke NasDem atau Surya Paloh. Saat ini Ipul – Puti sudah kewalahan, dan mulai main propaganda politik,” ungkap seorang tokoh relawan Khofifah – Emil.
“Makanya, kita juga harus pandai membaca fakta sebenarnya, bukan pemelintiran fakta,” lanjut tokoh relawan yang sering mendampingi Khofifah – Emil itu kepada Pepnews.com. Karena, fakta di lapangan paslon ini lebih unggul daripada Gus Ipul – Puti Guntur.
Hal senada disampaikan Ketua Bidang Pemenangan DPP NasDem Effendy Choiri alias Gus Choi. Bahwa keluarga Bung Karno seperti Guntur Soekarno berkawan sangat dekat dengan Surya Paloh. “Apalagi, ayahnya Pak Surya itu Soekarnois,” kata Gus Choi.
Saat Puti Guntur diusulkan, sebenarnya keluarga Puti Guntur tidak mengizinkan. “Jika kalah, ini satu-satunya cucu langsung anaknya dari pihak laki-laki dari anaknya Soekarno, kalah kan malunya luar biasa, apalagi di Jatim. Tanah kelahiran kakeknya,” lanjutnya.
“Ya tentu saja pikirannya kemudian bisa macam-macam. Saya juga kaget waktu itu, ketika mengetahui Puti dan Basarah datang, karena saya waktu itu ada di situ. Kata Pak Surya, ini ponakan saya, datang ya saya terima,” ungkap Gus Choi mengutip Surya Paloh.
Menurutnya, Siswono itu juga teman dekat Guntur. “Begitu naik ke atas lift saya tidak ikut dalam perbicangan itu. Ada juga beberapa pengurus DPP di luar, sehingga tidak tahu apa saja yang dibicarakan di dalamnya,” lanjutnya seperti dikutip sumber Pepnews.com.
Apa yang dilakukan Puti Guntur itu, lanjutnya, adalah bentuk kegalauan Puti Guntur sendiri yang tidak siap dalam menghadapi lawan dalam Pilkada Jatim 2018 itu. “Puti Guntur tidak siap untuk dipertarungkan di medan laga Pilkada Jatim,” ungkapnya.
“Kalau siap gak mungkin datang ke NasDem. Jadi, sebaiknya mereka konsolidasi di dalam tokoh-tokoh pendukungnya saja. Kita tidak terpengaruh dengan manuver itu. Sehingga tidak ngefek. Karena di lapangan sudah jalan,” tegas sumber Pepnews.com.
Menurut tokoh relawan Khofifah – Emil itu, apa yang dilakukan Puti Guntur itu bagian dari sesuatu yang sudah diantisipasi sebelumnya. “Propaganda dan agitasi serta pemelintiran dari fakta-fakta di lapangan seperti itu tidak ada pengaruhnya,” tegasnya.
Jika mau jujur, rasanya kurang logis kalau pertemuan tersebut bersifat pribadi. Padahal, bagaimanapun massa pendukung Khofifah – Emil sudah tahu kalau NasDem itu adalah pendukung utama saat pencalonan Khofifah untuk maju dalam Pilkada Jatim 2018.
Dengan adanya pertemuan itu, “Sama dengan menurunkan kenegarawanan Surya Paloh. Orang awampun banyak yang berkata, dia kurang etis dan tidak bijak. Apalagi, partainya mendukung Kofifah, dia malah menemui lawannya. Itu sama halnya dia kepeleset dirinya sendiri,” ujar sumber Pepnews.com yang lain.
Bersama NasDem, Khofifah – Emil didukung oleh Partai Golkar, Demokrat, PPP, PAN, dan Hanura. Diantara parpol pendukung itu, barulah Golkar yang tampak gebyarnya menyokong paslon ini. Yang lainnya, masih terkesan ogah-ogahan dan cuek saja.
Jika melihat realitas politik tersebut, jelas sekali bahwa dukungan parpol pengusung Khofifah – Emil atas paslon ini hanya sebatas di atas kertas saja (baca: Rekomendasi). Tak salah kalau kemudian dikatakan, Khofifah hanya terima “pepesan kosong”.
Sebenarnya pertemuan Puti Guntur – Surya Paloh tersebut tidak boleh begitu saja diartikan sebagai bentuk dukungan NasDem kepada paslon Gus Ipul – Puti Guntur. Tapi, bisa saja ini dibaca sebagai strategi piawai yang “dimainkan” Surya Paloh.@
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews