Sebenarnya cara berpolitik santun dan elegan yang dicotohkan Presiden Joko Widodo adalah cara berpolitik yang sangat sesuai dengan falsafah hidup bangsa kita, yaitu Pancasila.
Mengapa begitu? Karena Jokowi bisa secara luwes ke mana saja dan tanpa sungkan menghadapi siapa saja. Meskipun yang dihadapinya adalah tokoh-tokoh politik, yang selama ini berseberangan, bahkan termasuk orang yang pernah "dipecatnya" dari jajaran kabinet.
Apa yang dilakukan Jokowi semata untuk kebaikan bangsa, karena Indonesia adalah milik bersama, bukan milik penguasa saja.
Pertemuan-pertemuan antara Jokowi dan para ketua umum partai di Istana, jadi bukti bahwa untuk mengelola negeri sebesar Indonesia, dibutuhkan kerja sama antara Pemerintah dan mereka yang ada di luar Pemerintahan. Sikap Jokowi semacam ini akan menghilangkan kesan angkernya Pemerintahan Jokowi.
Untuk kepentingan negara, Jokowi tidak hanya mempercayakan segalanya kepadanya orang-orang yang selama ini mendukung kemenangannya dalam Pilpres 2014. Namun, Jokowi juga mengangkat beberapa tokoh nasional yang dianggapnya kompeten, meskipun termasuk orang yang diketahui mendukung rival politiknya.
Misalnya, mengangkat Prof Mahfud MD yang pernah menjadi Ketua Tim Sukses Prabowo-Hatta sebagai salah satu anggota Dewan Pengarah dan Kepala UKP-PIP. Begitu juga mengangkat Din Syamsuddin menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.
Apa yang dilakukan Jokowi tentu saja perlu menjadi cotnoh politikus lain, sehingga ketegangan yang sempat terjadi sebelum pertarungan politik, bisa diredakan untuk diajak bersama melihat masa depan Bangsa yang lebih baik. Ketegangan antara Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono sepertinya juga sudah semakin reda, siapa lagi kalau bukan ada campur tangan Jokowi di dalamnya.
[irp posts="12128" name="Jokowi Terjebak Politik Sendiri, Pamornya Makin Hari Makin Redup"]
Ke depannya, peran Jokowi ini masih tetap diharapkan untuk menyelesaikan "ketegangan" lainnya yang masih dirasakan antara Megawati dan Prabowo Subianto akibat rivalitas politik Pilpres 2014 lalu. Kalau hari ini masih tampak sulit, mugkin karena keduanya masih dalam ajang pertarungan.
Meskipun begitu, tetap saja ada pihak-pihak yang mencoba memperkeruh situasi yang ada. Penangkapan yang dilakukan aparat keamanan terhadap Saracen dan MCA merupakan bagian dari meredakan ketegangan di negeri Ini. Semuanya untuk Indonesia yang damai.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews