Ahok Makin Kaya di Penjara, Kapokmu Kapan Bro?

Senin, 12 Maret 2018 | 08:33 WIB
0
903

Ahok itu manusia aneh. Sensasi bagai tak pernah kapok hinggap padanya. Orang lain masuk penjara jadi bangkrut, dia malah tambah kaya. Korupsi atau jadi bandar narkobakah dia di penjara?

Banyak orang ngeri masuk penjara, selain kemerdekaan sebagai manusia direnggut juga cap negatif sebagai narapidana tersemat seumur hidup. Hal tak kalah pentingnya adalah tak bisa cari duit, yang berarti bakal kekurangan duit.

Pengeluaran jalan terus sementara pemasukan tak ada. Tekor bandar kate bang Togel. Apalagi kalo udah biasa hidup enak dan jadi sosialita waktu masih jadi manusia merdeka, hadooh! Gantengnya hilang. Kecantikan luntur. Keseksian pun terkikis.

Seorang koruptor beda dengan bandar narkoba Jaman Now. Kalo bandar yang bisa kendalikan peredaran narkoba di balik terali besi maka makin kayalah dia. Sementara koruptor kalau tak punya badan usaha di luar, maka tabungannya bakal banyak print debetnya.

[irp posts="11396" name="Mengapa Banyak Orang Ketar-ketir saat Ahok Ajukan PK?"]

Kalau napi politik tertentu kadang masih mendingan dikit. Para pengikutnya bisa bantu-bantu adakan program pengumpulkan koin dari para simpatisannya. Tapi sampai kapan? Mosok tiap bulan ada program “kumpul koin”. Bosan, aah! Malu dong sama tukang parkir liar dan tukang ngamen tepi jalan. Mereka lebih pantas dapat koin hasil kerja kerasnya.

Lebih parah lagi kalau si narapidana itu dulu cuma orang gajian atau istilah prokemnya “ciak kuli”, jangankan cap debet di tabungan, lama-lama duit yang mau didebet pun udah gak ada, sampai buat beli kolor mungkin mesti pinjem duit sipir penjara. Betul?

Balik lagi ke laptop. Ahok itu narapidana abu-abu. Dikatakan narapidana politis --bakal banyak orang yang tak terima. Dikatakan narapidana non-politis, tapi aroma politisnya kuat. Apalagi dia tokoh politik seksi di negeri ini yang masuk penjara karena tekanan arus politik surga-neraka.

Posisi jadi napi abu-abu ternyata bikin Ahok beruntung dibanding sejumlah napi selevel dirinya. Dia tak perlu repot-repot minta pengikutnya kumpulkan koin di jalanan, tempat ibadah, sekretariat ormas, atau di posko anu untuk nambah kredit tabungannya. Dia tak perlu kendalikan narkoba di penjara karena dia bukan bandar narkoba. Dia bukan pula koruptor OTT KPK.

Dengan pesona integritasnya, sebuah judul buku bisa mendatangkan uang bagi Ahok. Judul bukunya “Ahok Di Mata Mereka” yang ditulis 51 orang berlatar belakang profesi yang berbeda.

Dari buku itu, sehari Ahok bisa tanda tangan 50 judul buku untuk dijual yang konon harga 1 buku menacapai Rp750 ribu. Ada pihak yang pesan sampai 100 buku di luar negeri.

[irp posts="6397" name="Ahok, Kenapa Kau Dulu Ada"]

Seseorang tambah kaya secara halal di penjara adalah keberuntungan. Itu bagian rencana Tuhan paling Indah. Tapi menjadi manusia merdeka tetaplah hal yang tak ternilai harganya dibanding bertambahnya cap kredit di buku tabungan.

Seorang Ahok tentu mendambakan kebebasan daripada berdiam lama-lama di penjara dan uangnya bertambah di penjara. Itulah mengapa dia mengupayakan PK (Peninjauan Kembali) kasusnya. Nilai kemerdekaan sebagai manusia itu lebih penting daripada sederet angka nol di uang kertas rupiah.

Bila melihat keberuntungan Ahok di penjara; ini bukan main, dan ini main yang (tidak) bukan-bukan. Sepintas bisa bikin banyak orang jadi iri dan betah jadi napi atau calon pasti napi atau yang tinggal menunggu hari pelantikan jadi napi.

Waduuh! Mosok iri sama sesama napi?

Kalo begini terus, kapokmu kapan, bro?

Peb2018

***

Editor: Pepih Nugraha