“Jika datang kepada kalian seorang pelamar putri kalian yang kalian ridhoi akhlaknya dan agamanya maka nikahkanlah, jika kalian tidak melakukannya maka akan terjadi fitnah (bencana) di muka bumi dan kerusakan yang luas.” (Sabda Nabi Muhammad s.a.w. dalam Jami at-Tirmidzi, Sunan Ibn Majah)
Dalam Faidh al-Qadir, Imam Al-Munawi berkata fitnah ini antara lain nikah makin susah (banyak laki tanpa istri dan sebaliknya), lalu merebak zina dan lain-lain. Menurutnya, ini adalah ketika wali si putri lebih condong melihat harta dan kedudukan dan bukannya akhlaq dan agama.
Memang betul: nikah makin dipersulit = zina akan makin mudah. Ini betul dalam tatanan individu maupun masyarakat luas.
Tapi perenungan lebih dari hadits ini menghasilkan sesuatu yang ekstra. Jangan-jangan kenapa yang disebut hanyalah putri saja (bukan putra) adalah karena seorang wali bisa secara hukum menghalangi nikah seorang perempuan.
Kalau laki-laki, orangtua tidak bisa menghalangi secara hukum. Jika demikian, mungkin kita bisa bertadabbur lebih.
Kalau hikmah di balik hadits tersebut adalah dihalanginya nikah akan berakibat fitnah dan bencana.
Maka, jika ada sebuah keadaan di mana si laki-laki dapat dihalangi nikahnya (dengan cara-cara non-hukum) padahal calonnya adalah yang bagus akhlaq dan agamanya, tentu fitnah dan bencana sebagaimana disebutkan di hadits tadi akan terjadi juga.
wallaahu’alam.
***
Sumber tulisan: fajrimuhammadin.staff.ugm.ac.id
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews