Berkat Olahraga, Ketegangan Korut dan Korsel Mengendur

Kamis, 8 Maret 2018 | 08:14 WIB
0
844
Berkat Olahraga, Ketegangan Korut dan Korsel Mengendur

Ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan sempat mengendur, bahkan seperti kekasih yang terpisah sekian lama, mesra bukan main. Itu karena keduanya dipersatukan dalam sebuah peristiwa besar olahraga bernama Olimpiade. Persisnya Olimpiade Musim Dingin.

Saat olimpiade usai, sesungguhnya ketegangan masih ada, namun saling berkunjungnya petinggi kedua negara itu masih menyisakan kemesraan. Semoga tidak tersisa saling curiga di antara keduanya. Meminjam istilah lama anak-anak Baby Boomers, "Make love better, not make war!"

Ketegangan yang sering terjadi antara dua negara serumpun itu karena perang, sebuah konflik di Semenanjung Korea yang imbasnya berbuntut sampai sekarang, sampai Korea terbelah; Utara dan Selatan. Utara bercirikan tertutup, kolot dan miskin. Sebaliknya, selatan terbuka, modern dan kaya.

Perang Korea dimulai sejak tanggal 25 juni 1950 sampai dengan 27 Juli 1953 dan belum ada perjanjian damai sampai sekarang, bahkan seperti perang dingin dan konflik yang sewaktu-waktu bisa pecah kapan saja seperti jerawat matang di wajah gadis berangkat pubertas.

[irp posts="8212" name="Jangan Sampai Terjadi Lagi Perang di Semenanjung Korea"]

Korea Utara beberapa bulan yang lalu sempat membuat ketar-ketir Korea Selatan, Jepang dan Amerika karena sering melakukan uji coba senjata rudal balistik yang sanggup membawa senjata dengan hulu ledak nuklir. Ini tentunya membahayakan keamanan di Semenanjung Korea dan dunia.

Bahkan Korea Utara dengan sengaja mengarahkan uji coba rudal balistik yang melewati wilayah Jepang atau Korea Selatan. Dan kedua negara ini tentu meminta bantuan kepada sekutunya, yaitu Amerika Serikat.

Saling ancam antara Amerika dan Korea Utara seperti perang urat syaraf, Korea Utara mengancam akan merudal wilayah Guam dan Amerika juga tak kalah sengitnya akan meluluhlantakan korea Utara kalau sampai berani meyerang wilayah Guam.

Bahkan pesawat-pesawat tempur Amerika seperti F-22 Raptor, F-35 dan pesawat B2 atau pesawat pengebom canggih telah siap di Korea Selatan. Kapal-kapal tempur juga merapat di Korea Selatan. Rudal-rudal seperti rudal Patriot atau rudal lainya telah dengan posisi siap untuk menembak ,apabila sewaktu-waktu ada perintah.

Perang sewaktu-waktu bisa pecah tinggal siapa yang berani mendahului, karena baik Korea Utara dan Amerika telah siap untuk perang.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, pernah berbicara terkait ketegangan antara Amerika dan Korea Utara, yaitu perang tidak akan terjadi kalau Korea Utara tidak diserang lebih dulu oleh Amerika.

Seakan saling menunggu siapa yang akan menyerang lebih dahulu dan kalau benar-benar terjadi perang bisa berakibat musnahnya sebagian umat manusia karena perang ini akan menggunakan senjata nuklir.

Rupanya lambat laut perang urat syaraf mulai mengendor dan tidak saling ancam, ketegangan sedikit mereda.

Selama ada keinginan damai dari kedua belah pihak pasti ada jalan sekalipun itu juga tidak mudah.

Dan untuk mencairkan ketegangan antara kedua Korea maka diadakan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang di Korea Selatan yang mengundang Korea Utara untuk turut ikut serta dalam olimpiade antar beberapa negara. Bahkan dalam Olimpiade ini Korea Utara dengan delegasi yang dipimpin langsung oleh adik perempuan Kim Jong Un, yaitu Kim Yo Jong. Sekalipun dalam Olimpiade musim dingin ini ada penolakan sebagian dari warga Korea Selatan.

[irp posts="7941" name="Perundingan Dua Korea di Balik Bayang-bayang Kecemasan"]

Berawal dari ikut sertanya tim Korea Utara dalam olimpiade, maka hubungan kedua Korea mulai mencair. Dan, Korea Selatan mengirim Delegasi ke Korea Utara untuk bertemu dengan pimpinan Kim Jong Un, tentu ini kunjungan yang bersejarah dari kedua negara untuk meredakan ketegangan.

Pimpinan Korea Utara, yaitu Kim Jong Un menerima dan menyambut kedatangan petinggi Korea Selatan dalam sebuah jamuan makan malam di Pyongyang, Senin 5 Maret 2018.

Ini pertemuan untuk pertama kalinya Kim Jong Un dengan para petinggi Korea Selatan sejak ia menjabat presiden Korea Utara.

Jamuan makan malam berlangsung sekitar 4 jam berdasarkan dari keterangan juru bicara Korea Selatan. Dalam jamuan makan malam tersebut Kim Jong Un juga ditemani oleh adik perempuannya,yaitu Kim Yo Jong.

Dari Delegasi Korea Selatan juga ikut serta Kepala Badan IntelijennSuh Hoon dalam jamuan makan malam tersebut.

Tujuan diadakan pertemuan dari kedua Korea yaitu untuk menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea bebas dari senjata nuklir dan memperbaiki hubungan.

Dan tentunya akan ada perundingan selanjutnya dan mungkin akan melibatkan Amerika sebagai negara yang ingin berunding secara langsung dengan pihak Korea Utara.

Mudah-mudahan ketegangan dan uji coba senjata nuklir tidak lagi dilakukan oleh Korea Utara demi keamanan di Semenanjung Korea.

***

Editor: Pepih Nugraha