Sepeda Motor Listrik dari Takeran dengan Baterai Dibuat di Madura

Rabu, 28 Februari 2018 | 18:00 WIB
0
522
Sepeda Motor Listrik dari Takeran dengan Baterai Dibuat di Madura

Lama tak ada beritanya, pengembangan sepeda motor listrik Take Run ternyata terus berjalan. Kabar barunya, Dr Ir Bambang Prihandoko, ahli baterai lithium dari LIPI minta agar sepeda motor listrik Take-Run bikinan SMK Pesantren Sabilil Muttaqin Takeran, Magetan itu, dikirim ke LIPI.

Bambang, ahli lulusan Delf Belanda ini akan mendisainkan baterai yang sesuai dengan tipe dan desain motor yang sudah jadi, agar bisa diproduksi masal.

Hal itu disampaikan Bambang dalam pertemuan di Rumah Disway, Surabaya, Senin lalu, 26 Februari 2019.

Selain Bambang, hadir juga ahli sistem manajemen baterai, Dr Ir Eko Fajar (ITB/Jepang), pemilik PT Ikari yang akan mendesainkan sistem manajemen baterainya.

Dahlan Iskan yang juga bagian dari keluarga pesantren tersebut menyanggupi mengirim sepeda motor Take Run ke LIPI minggu ini untuk kemajuan penelitian bidang baterai.

Yang menarik, Bambang ternyata sudah menemukan bahwa bahan-bahan baterai lithium akan bisa diperoleh sepenuhnya dari dalam negeri.

Dengan demikian pendapat lama yang mengatakan kita akan tergantung bahan baku rare earth dari Tiongkok bisa dia bantah.

Bahkan untuk bahan baku lithium Bambang akan mendapatkannya dari tambak garam. Asal tambak garamnya menggunakan membran. Ini sinkron dengan program membranisasi tambak garam Madura yang pernah dipelopori Dahlan Iskan.

Air garam yang mengendap di membran tersebut menjadi bahan baku lithium. Menurut hasil penelitian LIPI terbaru endapan air garam di atas membran tersebut mengandum lithium 1000ppm.

Bahan baku lainnya, fospat akan didapat dari Petrokimia Gresik. Mangaan akan diambil dari Trenggalek. Bahkan banyak sekali mangaan yang jauh lebih baik dari sekitar Kupang, NTT.

Berkali-kali Dahlan mengkonfirmasi kebenaran baterai lithium itu nanti tidak perlu bahan baku impor dari Tiongkok. Mengingat, kata Dahlan, selama ini Tiongkoklah sumber utama dunia. Bambang menegaskan bahwa semua bahan baku sudah bisa didapat di Indonesia. Tiongkok pun, katanya, banyak juga mengambil dari Afganistan. “Afganistan itu kaya rare earth. Murah sekali,” ujar Bambang pada Dahlan.

Selama di Rumah Disway tersebut Bambang dan Eko menganalisa dua sepeda motor listrik yang dibuat tim Disway. Yang satu lagi buatan tim Aling Surabaya.

Hadir juga tim ITS dan seorang aktivis mobil listrik dari Belanda, Weibe Wekker. Dia datang ke Surabaya mengendarai VW Golf yang sudah dimodifikasi menjadi mobil listrik.

Saat ini Dahlan Iskan juga sedang minta timnya memodifikasi mobil Jaguarnya untuk menjadi mobil listrik.

***