Cak Imin Yang Kepengen Jadi Calon Wakil Presiden

Selasa, 27 Februari 2018 | 22:22 WIB
0
418
Cak Imin Yang Kepengen Jadi Calon Wakil Presiden

Bursa calon wakil presiden saat ini paling ramai dan menarik, seolah-olah yang terjadi nanti adalah Pilwapres, bukan Pilpres. Soalnya, sampai saat ini belum ada satu politikus pun yang berani memajukan dirinya sebagai calon presiden. Tidak seperti cawapres yang tiba-tiba banyak bermunculan bak jerawat remaja di masa puber pertama.

Setiap partai pendukung pemerintah atau koalisi ingin kadernya menjadi calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo sebagai calon presiden. Alhasil, Jokowi ibarat putera mahkota raja yang diperebutkan kaum perempuan, tapi tidak Cinderella. Semua perempuan menunjukkan kecantikannya, bedanya melalui baliho sebesar lapangan badminton yang diberdirikan.

Di antara bursa calon wakil presiden yang sudah mempersiapkan diri dan pembentukan relawan adalah ketua umum PKB Muhaimin Iskandar atau yang lebih dikenal Cak Imin. Boleh dibilang, Cak Imin lebih awal dan lebih mantap mendeklarasikan dirinya sebagai "sekadar" calon wapres jauh-jauh hari sebelum Zulkifli Hasan dari PAN dan Romahurmuziy dari PPP, hanya kalah oleh Agus Harimurti (AHY) yang ketika gagal sebagai gubernur sudah langsung dipersiapkan menjadi calon presiden maupun wapres.

Kalau membaca pikiran keempatnya, setidak-tidaknya punya gede rasa (GR) yang berbeda terhadap Jokowi dan juga mengukur kekuatan masing-masing. Cak Imin misalnya pernah sekereta dengan Jokowi, dia juga ketua PKB yang siap meraup suara Nahdliyin. Rommy pernah semobil dengan Jokowi dan dia juga mewakili suara Islam yang dibutuhkan Jokowi. AHY tentu saja anak Susilo Bambang Yudhoyono yang "SBY effect"-nya selaku presiden masih melekat di samping dia anak milenial dan tentu saja berparas "good looking".

Sedangkan Zulkifli menjual posisinya sebagai pejabat tinggi negara, yakni Ketua MPR, yang kedudukannya dalam ketatanegaraan setara dengan Presiden. Di sini jelas, lembaga Presiden lebih bergengsi dari MPR karena seorang Ketua MPR pun bahkan mau-maunya mengejar posisi wakil presiden.

Begitulah gede resa mereka. Salahkah? Tentu tidak, sebab dengan modal gede rasa inilah mereka berani menyatakan diri maju sebagai cawapres yang siap mendampingi Jokowi. Bayangkan kalau mereka kebalikan dari gede rasa sikap inferiority complex alias "krocojiwo" mereka akan malu sendiri untuk sekadar pamer foto di baliho-baliho.

Realitas politik kekinian, di jalanan atau tempat-tempat strategis banyak terpasang baliho, spanduk-spanduk besar-besar di papan reklame gambar Cak Imin dan dengan tulisan calon wakil presiden. Yang dimaksud calon wakil presiden tentu untuk dipasangkan dengan Joko Widodo sebagai calon presiden. Kira-kira bayar pajak iklan reklame gaa yaaa? Pasti bayarlah, 'kanharus ngasih contoh yang baik kepada rakyat.

[irp posts="10330" name=" Positioning" Cak Imin Segaris dengan John Naro di Zaman Soeharto"]

Berdasarkan keterangan wakil Sekretaris Jenderal PKB, yaitu Daniel Johan, bahwa pemasangan-pemasangan baliho, spanduk dan reklame itu bukan instruksi dari DPP partai, tetapi murni dari arus bawah atau relawan yang menginginkan Cak Imin sebagai calon wakil presiden mendampingi Joko Widodo sebagai calon presiden. Biasa politikus kalau berkilah atau ngeles seperti itu, mengatasnamakan arus bawah atau relawan untuk tidak mengatakan "kehendak rakyat".

Dan sampai sekarang partai PKB juga belum secara resmi mencalonkan Joko Widodo sebagai calon presiden sekalipun partai PKB termasuk partai koalisi atau pemerintah. Tentu akan ada tawar-menawar  kalau partai PKB memberikan dukungan kepada Joko Widodo sebagai calon presiden dapat posisi apa ketua umum PKB, apakah calon wakil presiden atau harus bersaing dengan calon wakil presiden lainnya?

Karena partai pendukung Joko Widodo jumlahnya bisa di atas lima partai dan semuanya minta prioritas. Atau partai PKB baru akan memberikan dukungan kalau sudah ada kepastian Cak Imin sebagai calon wakil presiden Joko Widodo?

Atau partai PKB tidak mencalonkan Joko Widodo sebagai calon presiden lagi dan mencalonkan Prabowo sebagai calon presiden dengan jaminan Cak Imin menjadi calon wakil presiden? Bisa jadi juga sih, apa yang tidak mungkin dalam politik, coba?

Tentu partai PKB akan berusaha dan berjuang supaya Cak Imin bisa menjadi calon wakil presiden Joko Widodo, bisa  melalui para sesepuh para Kyai yang akan menjadi perantara supaya Cak Imin menjadi calon wakil presiden, apalagi  didengungkan bahwa calon wakil presiden lebih baik dari kalangan santri atau NU untuk menangkis atau sentimen keagamaan yang saat ini sering menyerang pribadi Joko Widodo.

PKB dengan gencarnya mengerahkan relawan atau arus bawah untuk memasang spanduk,baliho dan reklame sebagai bentuk dukungan untuk Cak Imin sebagai calon presiden. Tentu ini ada sponsornya karena pemasangan iklan di jalanan sangat banyak dan besar-besar. Akankah dengan iklan-iklan ini bisa mengantarkan Cak Imin sebagai calon presiden Joko Widodo?

Dengan bursa calon wakil presiden yang banyak tentu akan semakin ramai dan dinamis,ada tarik ulur, ada yang jual mahal atau akan menarik dukungan kalau tidak jadi calon wakil presiden. Akan lebih baik kalau posisi calon wakil presiden,Joko Widodo sebagai calon presiden diberi kebebasan untuk memilih sendiri tanpa paksaan dan tekanan dari partai pengusung.

Seperti Susilo Bambang Yudhoyono pada periode kedua yang dengan tenang memilih sendiri calon wakil presidennya.

Bisa ga sih ngasih kesempatan yang sama kepada Jokowi?

***

Editor: Pepih Nugraha