Jika Tuduhan Nazaruddin Terbukti, Karir Politik Fahri Hamzah Tamat

Kamis, 22 Februari 2018 | 18:52 WIB
0
460
Jika Tuduhan Nazaruddin Terbukti, Karir Politik Fahri Hamzah Tamat

Dikutip dari Tribunnews.com, Senin 19 Februari 2018, setelah Muhammad Nazaruddin melaporkan Fahri Hamzah ke KPK, selanjutnya dia akan segera menyerahkan berkas ke KPK sebagai bukti bahwa Fahri terlibat korupsi. Peristiwa tersebut terjadi ketika Fahri Hamzah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR.

Nazaruddin yakin bukti yang akan diserahkannya tersebut cukup untuk membuat Fahri Hamzah menjadi tersangka. Karena menurut Nazaruddin bukti yang dia miliki menjelaskan secara detail jumlah dan waktu pemberian uang kepada Fahri Hamzah.

Mendengar berita tersebut, Fahri Hamzah menanggapinya dengan santai. Bisa juga pura-pura santai atau mungkin nyalinya sudah mulai "ciut". Fahri malah menuduh Nazaruddin kecewa karena asimilasinya ditolak KPK. Yang kedua Fahri menuding bahwa Nazaruddin dan KPK telah bersekongkol untuk menjatuhkannya.

Bagi Fahri dan pendukungnya, Fahri bersih. Fahri tidak pernah terlibat dalam korupsi apapun. Ia tak pernah memakan uang negara yang bukan haknya. Demikian menurut pengakuannya.

Tetapi tak perlu heran. Semua koruptor yang sudah berstatus sebagai narapidana, yang sekarang di bui ditahanan KPK atau Lapas lainnya, juga mengatakan hal yang sama. Mereka bersih dan tidak ada memakan uang rakyat satu rupiah pun. Lagian "Mana ada maling yang mengaku maling", kata pepatah.

Kita tidak tahu apakah tuduhan Nazaruddin akan terbukti. Ataukah Nazaruddin memang benar-benar hanya sekedar mencari sensasi dan beremaksud mematikan karier politik Fahri?

Kalau memang itu tujuan Nazaruddin, alangkah jahatnya Nazaruddin? Tetapi saya pikir Nazaruddin tidak mau main-main kasus sebesar ini. Nazaruddin pasti tidak mau mengambil risiko. Dituntut balik oleh Fahri atas pencemaran nama baik dan kesaksian palsu.

Tetapi masyarakat juga tahu betapa Fahri sangat "membenci" KPK. Alasan macam-macam dituduhkannya terhadap KPK. Sebagai bukti bahwa lembaga anti-rasuah tersebut "tidak berguna" dan lebih baik dibubarkan.

Ketika masyarakat berharap agar KPK diperkuat, Fahri malah bolak-balik mengemukakan agar KPK dibubarkan saja. Ada apa antara Fahri dengan KPK. Takutkah dia melihat lembaga tersebut seperti tikus melihat perangkap?

[irp posts="9741" name="Balada Kartu Merah Fahri Hamzah"]

Seharusnya jika Fahri merasa tidak terusik dengan keberadaan KPK, kalau tidak berniat menguatkannya paling tidak jangan membubarkannya. Kalau dia menganggap dirinya bersih dan memang benar-benar suci, tidak mungkin KPK akan "mencelakai" dirinya.

Tetapi jika tuduhan Nazaruddin terbukti melalui berkas-berkas yang akan diserahkannya ke KPK. Dan KPK berlaku netral tanpa ada faktor like or dislike. Dan ternyata Fahri benar-benar menjadi tersangka, maka tamatlah karier politik Fahri Hamzah. Tahun ini juga.

Kita tahu bahwa Fahri sekarang dalam masalah besar. Setelah partainya yang lama PKS memecatnya, dia sekarang sedang mencari partai tempat dia berlabuh. Sebagai kendaraan politik agar bisa eksis pada periode berikutnya di DPR.

Beberapa partai seperti Golkar, Demokrat dan PAN mungkin berpikir 1.000 kali untuk menerimanya sebagai kader. Kecuali Gerindra. Mungkin Gerindra akan menerimanya karena Fahri cukup akrab dengan Fadli Zon, salah seorang petinggi elit Gerindra.

Jika tuduhan Nazaruddin benar-benar terbukti dengan minimal dua alat bukti. Maka habislah riwayat politik Fahri tahun ini juga.

[irp posts="6092" name="Fahri Hamzah, Anomali Politik Kekinian Indonesia"]

Di saat dia sedang mencari partai tempat dia berteduh, untuk melangsungkan karier politiknya, kasus ini akan membuat partai mengunci diri. Parpol tentu saja menjaga imejnya menjelang pemilu 2019. Partai tidak mau rusak gara-gara nila setitik.

Saya teringat terhadap seorang politikus yang sudah alamarhum. Ketika masih berkuasa, dia terkenal sangat vokal menyuarakan suaranya. Tetapi ketika dia tidak menang dalam pileg 2014, suaranya mulai parau untuk bersuara.

Dan berita buruk menimpanya. Alat bukti yang cukup membuat dia menjadi tersangka kemudian menjadi terdakwa lalu mendekam di penjara. Karier politiknya tamat. Masa kejayaannya habis. Kemudian dia sakit lalu pergi untuk selamanya ke alam baka.

Kita boleh belajar dari mana saja, dari siapa saja, kapan dan di mana saja. Agar hal buruk yang sama yang menimpa orang lain tidak pernah menimpa kita.

Jika Anda menganggap keledai sebagai binatang yang paling dungu, saya mau mengatakan, keledai tidak pernah jatuh ke lobang yang sama dua kali.

Saya mengetahuinya dari orang bijak. Saya belum pernah melihat keledai secara langsung kecuali di tv. Di tv banyak keledai dungu yang jauh lebih dungu dari keledai sungguhan.

Selamat pagi.

***

Editor: Pepih Nugraha