Barbarian Mengamuk, GBK Dirusak dan Tamannya Porak-poranda

Rabu, 21 Februari 2018 | 06:43 WIB
0
460
Barbarian Mengamuk, GBK Dirusak dan Tamannya Porak-poranda

Apakah Barbarian itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), barbarian adalah orang atau kelompok barbar. Sedangkan pengertian barbar menurut KBBI, adalah tidak beradab atau biadab.

Masih menurut KBBI, biadab berarti:

 

 

  • Belum beradab; belum maju kebudayaannya. Misalnya: Bangsa atau kelompok yang masih suka makan orang.

 

 

  • Tidak tahu adat (sopan-santun); kurang ajar. Tidak segan mengucapkan kata-kata kotor di hadapan umum.

 

 

  • Tidak beradab atau kejam.

 

 

Dikutip dari Wikipedia Berbahasa Indonesia, pengertian barbar dijelaskan lebih detail dan kekinian, yaitu:

 

 

  • Istilah untuk orang yang tak beradab,

 

 

  • Penjelasan secara umum kepada salah satu anggota masyarakat dari sebuah bangsa atau ethnos,

 

 

  • Penjelas sifat inferior peradaban masyarakat kota,

 

 

  • Sebagai idiomatis dalam penggunaan sebagai figuratif

 

 

Sedangkan kata biadab dapat merujuk kepada:

 

 

  • Kelompok atau individu yang brutal dan kejam.

 

 

  • Penggunaan kekerasan secara fisik antara lain dengan teror, intimidasi, adu pedang, tombak dan panah.

 

 

  • Menjelaskan pada sebuah masyarakat yang tanpa adanya hukum ketertiban umum

 

 

Kelompok seperti inilah yang mengamuk di Gelora Bung Karno (GBK) pada putaran final Piala Presiden antara Kesebelasan Persija Jakarta versus Bali United, Sabtu malam 17 Februari 2018 lalu.

Dikutip dari Kompas.com 19 Februari 2019, dengan judul: Kerusakan di GBK, dari Pembatas Akrilik hingga Taman, merinci kerurasakan di GBK meliputi:

 

 

  • Pintu 7 dan pintu 9

 

 

  • Pembatas penonton dengan lapangan ada frame kerangka akrilik, 7 segmen roboh, 1 segmennya 1 meter total 7 meter.

 

 

  • Kerusakan taman mencapai 80 persen dan membutuhkan waktu lama untuk memperbaikinya

 

 

Inilah ulah barbarian. Brutal bagi mereka adalah sebuah budaya. Merusak bagi mereka adalah sebuah kebanggaan. Memelihara dan menjaga ketertiban umum bagi mereka adalah lelucon dan sebuah kekejian.

Mereka sudah lama tinggal di kota megapolitan Jakarta tetapi sifat dan sikap mereka masih tertinggal jauh di masa lampau, dimasa jahiliah.

Mereka sudah mengenyam pendidikan bahkan mungkin sudah banyak yang "memakan bangku kuliahan" tetapi mental mereka tetap tertinggal jauh di abad kegelapan.

[irp posts="8677" name="Ketidakadilan Stadion GBK dan Semangat Jakarta untuk Semua"]

Mental-mental anarkis seperti inilah sebenarnya yang merusak bangsa ini dan sangat perlu "direvolusi mental"-nya, tetapi sepertinya butuh waktu yang sangat lama.

Mungkin mereka ini adalah seperti tokoh dalam puisi Chairil Anwar: "mereka adalah binatang jalang dari kumpulan yang terbuang, yang ingin hidup 1000 tahun lagi.

Semoga mereka cepat berlalu....

***

Editor: Pepih Nugraha