Pengesahan UUD MD3 yang kontroversial oleh DPR seperti menyiramkan bensin ke api yang lama menyala. Api itu adalah perasaan muak di masyarakat melihat kelakuan para anggota DPR yang terhormat, di mana lembaga ini masih menyandang predikat lembaga terkorup 2016, entah yang 2017 karena belum dirilis, atau tidak berani dirilis karena ada ancaman dari UUD MD3 pada pasal 73, 122 dan 245. yang isinya begitu lucu melindungi dirinya seolah bak malaikat yang kalis akan dosa.
Hujatan dan cibiran dari banyak orang kepada DPR adalah karena kelakuannya bukan dibuat-buat oleh orang yang kurang kerjaan, karena rakyat ini bukan politisi atau oposisi DPR, anggota DPR adalah pilihan rakyat bagaimana mungkin menjadi musuh kalau tidak karena kelakuan yang bersangkutan setelah di Senayan jadi kayak setan.
[irp posts="10536" name="Jadi Anggota DPR Itu Berat, Kau Tak Akan Kuat Kalau Tak Gila Hormat"]
Di sini sebenarnya partaipun harus harakiri karena kadernya secara massif jadi koruptif, tapi apa hendak dikata karena si koruptor menjadi penyumbang dana partai, malah ada partai berbasis agama yang mengatakan mereka sedang mendapat cobaan, kena OTT diseret KPK karena maling kok cobaan, kelas ketua partai atau petinggi negeri pikirannya miskin moral.
Bapak-bapak yang terhormat, gampang saja kalau masih mau menjadi orang terhormat, berbuat baik saja sesuai amanah yang Anda emban, bukan jadi tukang embat uang rakyat, berlaku jujur, bantu pemerintah bekerja, jadilah oposisi yang punya hati untuk negeri bukan pembenci yang akut hanya karena calonnya tak terikut nyangkut.
Sangat mudah membuat kalian menjadi baik dimata rakyat, jangan ketahuan tidur di ruang sakral, jangan mengkritik orang yang kerja baik, rakyat 256 juta ini tidak beloon-beloon amat, malah kalian membeloonkan diri menjadi bunglon murah, parah.
Tiga pasal di atas tidak otomatis menjadikan kalian menjadi terhormat, seperti apa yang disampaikan ketua DPR katanya untuk menjaga kehormatan. Sejak nenek moyang kita masih ngemut paku kita semua tau menjaga kehormatan itu ya pakai kelakuan, bukan sesuka hati berkelakuan lantas minta perlindungan dengan jeruji UUD, jujur aman di badan kalian tapi tak enak diperasaan karena dalam hati kecil kalian pasti masih mampu memilah mana kebaikan mana kemunafikan.
Jadi simpel saja, berlindunglah dengan akhlak dan kepribadian bukan dengan UUD yang dipaksakan, karena toh hidup kalian tidak tahan lama-lama amat apalagi kalau cuma duduk 5 tahunan, toh kuburan juga tempat peristirahatan untuk mempertanggung jawabkan perbuatan dan kelakuan.
Jangan jadikan Masuk kantor, Duduk, Duit dan Diam.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews