Hari ini, Jumat, tanggal 9 Februari 2018, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) di kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Sebelumnya Jokowi telah melakukan kunjungan kerja di beberapa daerah di Sumbar dalam rangka kunjungan kerja tersebut.
Kita menyaksikan dan memperhatikan selama ini, kunjungan kerja ini sering dilakukannya jika ingin menghadiri momen-momen penting di daerah yang akan dikunjunginya. Berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya, jika berkunjung ke suatu daerah, ya, momen penting itu saja yang dikunjunginya.Kunjungan kerja terpisah dari kunjungan resmi.
Jokowi sepertinya tidak ingin memisahkan kunjungan utamanya ke setiap daerah dengan kunjungan kerjanya. Kunjungan kerjanya bisa dilakukan sebelum atau sesudah kunjungan utamanya. Dalam rangka Hari Pers Nasional kali ini, Presiden Jokowi telah lebih dahulu berada di Sumbar mendahului kunjungan utamanya menghadiri Hari Pers Nasional.
Sangatlah istimewa dalam memperingati Hari Pers Nasional di kota Padang, Sumbar kali ini. Di Sumbar ini pula kita menemui penulis-penulis Minangkabau yang kemudian mempengaruhi perkembangan bahasa dan sastra melalui berbagai karya tulis.
Sebut saja Marah Rusli, Abdul Muis, Idrus, Hamka, Taufiq Ismail dan Sutan Takdir Alisyahbana, novelis, sekaligus ahli tata bahasa dalam rangka melakukan modernisasi bahasa Indonesia hingga bisa menjadi bahasa persatuan nasional.
Novel-novel karya sastrawan Minangkabau, seperti "Siti Nurbaya," Salah Asuhan," Tenggelamnya Kapal van Der Wiji," Layar Terkembang," dan "Robohnya Surau Kami," telah menjadi bacaan wajib bagi siswa-siswa sekolah di Indonesia dan Malaysia.
[irp posts="9347" name="Siapa John McBeth yang Menyerang Presiden Joko Widodo?"]
Khusus di Hari Pers Nasional, 9 Februari 2018 di Gedung Olahraga Haji Agus Salim, akan diselenggarakan diskusi di mana materinya diambil dari salah satu tesis, karya Hetta Manbayu tahun 2017, "Penegakan Hukum Pidana Terhadap Kasus Politik Uang (Money Politic) dalam Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD tahun 2009 di Kota Payakumbuh."
Diskusi akan dipandu saya sendiri, Dasman Djamaluddin dengan menghadirkan pembicara dari Dekan Fakultas Hukum Universitas Andalas.
Diharapkan diskusi atas kerja sama Fakultas Hukum Unand dan Perpustakaan MPR RI ini mampu memberikan berbagai masukan tentang penegakan hukum dalam kasus politik, di mana para orang Minangkabau banyak juga tersangkut dalam masalah ini. Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi, jika kita kembali mencontoh perilaku dan sikap hidup Bung Hatta yang bersih dari hal-hal tersebut.
Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews