Jatuh cinta memang manis awalnya tetapi sering kali berakhir tragis atau duka.
Usia remaja memang usia yang sangat rawan bagi pasangan remaja karena dua insan berlainan jenis ini dipengaruhi oleh hormon Testosteron dan Estrogen di mana dua hormon ini sangat berperngaruh dalam seksualitas.
Dan kalau sudah jatuh cinta hormon ini sangat berperan besar pada orang yang lagi kasmaran. Kalau dalam dunia hewan dinamakan masa-masa siap kawin, tidak pakai nikah. Lha, jangan tiru hewanlah, Mas Bro, Sista!
Tetapi, kalau remaja yang lagi di mabuk kasmaran kadang suka kebablasan yaitu siap kawin-mawin tetapi tidak siap nikah.
Seperti yang terjadi sepasang remaja dari Klaten di mana yang perempuan kuliah di Universitas Negeri Surakarta dan yang cowok dari universitas swasta. Usia mereka 20 tahun, menjalin cinta sejak SMU dan dari sekolah yang sama.
Mereka pergi ke Pantai Parangtritis, yang wanita naik motor sendiri dan yang cowok berboncengan dengan temannya. Di tengah perjalanan karena hujan mereka berhenti di Jembatan Kretek Bantul, jembatan yang membelah sungai Opak.
Rupanya niat jahat sudah direncanakan oleh sang cowok dari awal karena cekcok di Jembatan, si perempuan ini yang tak lain pacarnya didorong dari Jembatan yang tingginya kurang lebih 20 meter. Didorong keras ya terceburlah perempuan itu ke dalam sungai. Motor si perempuan juga ikut diceburkan dalam sungai untuk menghilangkan jejak.
Ruapanya Tuhan masih memberi umur panjang pada si perempuan itu. Karena kejadiannya malam, perempuan itu berteriak-teriak minta tolong dan ada bapak-bapak yang mendengar. Make the long story short, akhirnya bapak-bapak itu dengan tali yang panjang melemparkannya ke arah perempuan itu untuk menariknya ke arah pinggir sungai.
Dan alhamdulilah selamat nyaris tidak ada luka hanya kedinginan karena lama berendam dalam air.
Usut punya usut ternyata motif cowoknya mendorong ke sungai dari jembatan karena si perempuan hamil dan cowoknya tidak mau tanggung jawab. Padahal cowok ini selain kuliah juga nyambi jadi guru agama di sekolahan dasar.
Dan akhirnya ia menyerahkan diri di Polsek Ajibarang, Banyumas, kena pasal percobaan pembunuhan berencana.
Banyak kasus-kasus seperti ini menimpa pasangan remaja yang awalnya manis dan berakhir duka. Kita sering menyaksikan berita di TV seorang wanita dibunuh oleh pasangannya karena hamil dan tidak mau tanggung jawab.
Banyak wanita remaja jadi korban kriminal oleh pasangannya yang berakhir kematian dan tentu membawa kesedian bagi orang tuanya. Apalagi anak jaman sekarang usia masih SD sudah Akhil Baligh, tidak seperti dulu-dulu. Artinya anak sekarang lebih cepat dewasa, ibarat buah mah seperti dikarbit, gitu, dipaksa masak sebelum mateng.
Bahkan di Sumatera Barat, ada anak SD kelas lima hamil oleh orang terdekatnya karena pelecehan seksual. Anak sekecil itu harus menanggung beban yang begitu berat, baik sanksi dari masyarakat atau kejiwaan si anak itu pasti akan terganggu.
[irp posts="8517" name="Pelajaran Cinta dari Sisi Seorang Isteri"]
Makanya bagi orangtua yang punya anak perempuan remaja tentu was-was dengan pergaulan anak jaman sekarang.S alah-salah bisa kebablasan.
Bagi wanita yang usia masih remaja kalau pernah melakukan hubungan seks juga rentan terhadap penyakit dan penyakit itu sangat berbahaya yaitu kanker Serviks. Penyakit ini masuk 10 besar yang bisa menyebabkan kematian bagi wanita.
Bagi laki-laki melakukan hubungan tentu akan mendapatkan kepuasan yang tiada tara (katanya....), tetapi bagi wanita akan membawa risiko-risiko yang harus ditanggung seorang diri.
Bagi suami-istri kalau mendengar kabar berit "positif" tentu sebagai kabar gembira yang sudah ditunggu-tunggu yaitu kehamilan. Tetapi bagi pasangan remaja yang belum menikah mendengar kabar "positif" tidak lebih sebagai mimpi atau kabar buruk yang tidak ingin didengar karena bisa berarti kehamilan yang tidak di kehendaki.
Untuk itu bagi laki-laki yang karena tidak bisa hamil, jangan bertelor sembarangan karena telor itu kalau menetas bisa membawa malapetaka bagi kaum wanita.
Jiaaaah teloorrr...... ayam kali, Neng!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews