Nggak Bisa Terima, Gue Punya Presiden Dihina Orang Asing!

Selasa, 30 Januari 2018 | 16:56 WIB
0
487
Nggak Bisa Terima, Gue Punya Presiden Dihina Orang Asing!

Maaf pemirsa, gue lagi uring-uringan nih. Gue ini nasionalis. Nggak bisa denger ada orang asing yang berani menghina gue punya Presiden, gue punya darah langsung mendidih. Gue denger ada orang yang namanya John McBeth nulis di Asia Times. Nulis nggak bener soal Presiden gue. Gue nggak bisa terima!

Kurang ajar betul nih orang. Masa Presiden gue dibilang penipu, pembohong, menutupi kebenaran dengan pencitraan. Emangnye dia siape? Pasti nih bule kebanyakan makan micin. Namanya aje mirip jenderal Macbeth dalam kisah tragedi karya Shakespeare. Jenderal Macbeth yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kekuasaan. Jenderal Macbeth menjadi raja Skotlandia setelah membunuh raja Duncan. Coba itu. Jangan-jangan si McBeth juga sengaja membunuh karakter gue punya Presiden dengan tujuan yang nggak bener.

Satu hal yang pasti, John Mcbeth pasti anti Pancasila. Ini tugas berat Pak Yudi Latif dan rombongannya buat menatar si Mcbeth agar dia menjadi pancasiliais sejati. Kalau dia mengamalkan Pancasila nggak bakalan dia menulis kaya gitu. Dia juga pasti anti NKRI. Suruh pindah aje dia jangan tinggal di sini (Eh, emang dia nggak tinggal di sini ya?). Jangan-jangan Pak Mcbeth bergaulnya dengan kaum radikalis. Jangan-jangan dia dulu ikutan aksi dua satu dua.

[irp posts="9347" name="Siapa John McBeth yang Menyerang Presiden Joko Widodo?"]

Gue nggak bisa terima! Masa Presiden gue yang selalu menetapi janjinya dibilang tukang tipu, yang bener aje. Dulu waktu kampanye Presiden gue berjanji akan menyusun kabinet anti transaksional. Dan telah dibuktiin. Nggak ada transaksi. Partai mana aje yang mau ikut die, die kasih kursi gratis. Kalau ada yang nuduh transaksional, mana bukti kwitansinya?

Waktu kampanye gue bangga banget Presiden gue bilang anti impor beras. Sekarang udah dibuktiin, pemerintah nggak lagi impor beras. Kalau ada yang impor beras pasti itu kerjaan IMPORTIR bukan Presiden, bukan juga menteri.

Satu lagi yang bikin gue bangga, dulu banyak menteri rangkap jabatan. Sekarang nggak ada lagi. Buktinya, Pak Muhaimin Iskandar nggak mau jadi menteri karena dia memilih menjadi ketum PKB. Pak Wiranto pas ditunjuk menjadi Menko langsung berhenti jadi ketua umum Hanura. Sudah, sampai di Pak Wiranto saja, jangan diterusin.

Gue nggak bisa terima! Si Mcbeth kurang ajar banget. Masa katanya media kita nggak berani kritis terhadap penguasa. Nggak bener banget tuh. Buktinya MetroTV, Kompas TV, CNN Indonesia hampir tiap hari “ngebully” Anies-Sandi. Anies-Sandi 'kan penguasa. Walaupun tingkat provinsi, tapi 'kan judulnya tetap saja penguasa. Iya, nggak?

Maaf pemirsa. Gue lagi uring-uringan gara-gara John Mcbeth nulis di Asia Times pake bahasa Inggris. Soalnya gue nggak ngerti bahasa Inggris. Kurang ajar!

***

Editor: Pepih Nugraha