Musik dangdut tidak ada matinya, bahkan sekarang musik ini bisa diterima masyarakat dari segala lapisan, apakah itu dari masyarakat bawah, menengah hingga pejabat. Bahkan di stasiun TV swasta hampir tiap malam ada dangdut akademi yang menampilkan bakat-bakat anak muda dalam menyanyikan lagu dangdut.
Di tengah mati-surinya lagu-lagu pop atau grup band, lagu dangdut tetap eksis dan makin digemari masyarakat, bahkan bisa mengisi kekosongan musik pop atau band.
Musik/lagu dangdut ini mempunyai keunggulan tersendiri dibanding musik/lagupop/band. Maksudnya kalau seorang penyanyi pop atau band ingin dikenal di musik hiburan, mereka harus punya lagu sendiri atau album, lalu masuk dapur rekaman serta ada produser yang akan mengorbitkannya.
Dan dalam groub band sering kali penyakitnya bubar dengan alasan sudah tidak cocok lagi dan mengandalkan penjualan CD atau ring back tone. Beda dengan musik/lagu dangdut, mereka mateng di lapangan atau pahit getirnya menjadi penyanyi dangdut yang belum terkenal atau belum punya nama. Dan, banyak penyanyi dangdut bisa terkenal tapi tidak punya lagu, tetapi membawakan lagu-lagu orang lain yang sudah terkenal.
Ada yang gara-gara salah alamat/palsu bisa menjadi penyanyi terkenal dan kaya raya seperti Ayu ting-ting. Itu hanya satu lagu bukan album.
Ada juga seperti Inul Daratista dan Dewi Persik, mereka ini awalnya heboh karena goyangan atau gaya dalam menyanyi, tetapi penyanyi dangdut biasanya mempunyai vokal yang lebih baik dibanding penyanyi band, yang kalau masuk dapur rekaman dibantu alat "mixer" supaya suaranya bagus.
Nella Kharisma dan Via Valen
Musik dangdut mengalami perkembangan atau perubahan tidak seperti dulu jenis musiknya, tetapi mulai memasukkan unsur-unsur daerah dalam hal musiknya atau liriknya. Jadi lagu dangdut dengan memasukan bahasa daerah.
Seperti campursari, dangdut Pantura dan dangdut Koplo.Musik/lagu jenis ini yang sekarang lagi tren di masyarakat.
Lirik-lirik lagu dangdut koplo atau pantura lebih lugas dan jelas apa adanya dan tidak basa-basi atau puitis.Karena ini menggambarkan curahan hati masyarakat bawah, misal soal patah hati, ditinggal bojo (suami/istri) atau poligami (rabi maneh).
Sekarang yang lagi fenomenal dalam musik dangdut pantura atau koplo adalah Nella Kharisma dan Via Valen.
Dua biduan ini dari Jawa Tiumur dan seakan sudah menjadi pakem kalau bintang-bintang penyanyi dangdut itu dari Jawa Timur, kalau pop/band itu dari Bandung.
Dua penyanyi Nella Kharisma dan Via Valen ini dalam menyanyi cukup sopan dan tidak seronok seperti anggapan masyarakat terhadap musik dangdut pantura atau koplo. Bahkan dua-duanya mempunyai fans sendiri yang sangat fanatik.
[embed]https://youtu.be/UtjFu8c_goE[/embed]
Via Valen hanya dengan lagu “Sayang” bisa menjadi terkenal dan fenomenal, lagu ini banyak digemari masyarakat dari segala lapisan. Dia tidak perlu rekaman karena Via Valen mengandalkan manggung dari suatu daerah ke daerah lainnya atau mengisi di acara TV.
Penyanyi dangdut kalau sudah terkenal seperti Via Vallen atau Nella Kharisma, pundi-pundi materi akan mengalir deras. Mirip seperti ular phyton, sekali makan bisa untuk makan sebulan atau dua bulan. Penyanyi ini sekali manggung bisa mendapatkan bayaran antara Rp50-100 juta. Beda dengan band yang haru dibagi, kalau penyanyi dangdut ya ditelan sendiri.
Apalagi sekarang masuk musim pilkada, dua penyanyi ini sudah mendapat kontrak dari calon gubernur Jawa Timur yaitu Gus Ipul-Puti Soekarno. Tentu akan mendapat bayaran yang di atas Rp1 miliar.
[irp posts="4022" name="Hidup di Antara Nella Kharisma dan Via Vallen"]
Nella Kharisma, juga lebih fenomenal karena lagu-lagunya lebih banyak yang hit dan disenangi masyarakat, misal Jarang Goyang (pelet jawa kuno), Bojoku Galak, Ditinggal Rabi dan masik banyak lagu lainnya.
Dua penyanyi ini mempunyai jenis musik/lagu yang hampir sama dengan lirik-lirik yang sedikit agak nakal dan fakta yang terjadi di masyarakat. Dan jangan lupa, dua-duanya punya paras cantik dan enak dipandang mata, khususnya mata kaum laki-laki.
Ini bisa masuk kategori produk UKM di kalangan masyarakat bawah, dari pencipta lagu, penyanyi dan pemusik, masyarkat bawah dalam bermusik lebih kreatif dan kadang menabrak pakem-pakem.
Industri musik dangdut tidak ada matinya di kalangan masyarakat bawah, sekalipun dari panggung satu ke panggung laiinya,dari acara pernikahan atau hajatan lainnya.
Silahkan kalau dari daerah-daerah luar Jawa yang ingin menampilkan musik/lagu daerahnya supaya bisa masuk atau terkenal di pentas nasional.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews