Hanura Terbelah Dua, Ke Mana Pemerintah Melabuhkan Dukungan?

Jumat, 19 Januari 2018 | 08:50 WIB
0
507
Hanura Terbelah Dua, Ke Mana Pemerintah Melabuhkan Dukungan?

Partai Hanura latihan konflik. Membelah diri ala amoeba. Makluk hidup yang sangat kecil. Hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Amoeba membelah diri demi beranak pinak.

Cara ini adalah khasnya Partai Golkar. Terkenal penuh konflik. Tapi tetap tangguh dalam berjuang.

Pertanyaannya adalah apakah Hanura sanggup bertahan seperti Golkar? Belum tentu bisa.

Bedalah, Golkar itu sudah berkuasa selama 32 tahun. Sedangkan Hanura? Ya, baru ikut pemilu berapa kali? Sudahilah, mana sanggup pecah dan tetap bertahan seperti Golkar.

Parahnya, masalah perpecahan di Hanura berlangsung di tahun politik. Tahun ini Pilkada Serentak Jilid III. Seiringan dengan tahapan peserta pemilu 2019.

Seakan-akan Hanura merasa bagaikan buah simalakama. Milih Oesman Sapta Odang (OSO) atau Syarifuddin Suding.

Tapi di balik perpecahan Hanura, ada kisah yang lucu. Bagaikan permainan politik. OSO diberikan waktu ngurusin partai. Sampai penetapan peserta pemilu. Habis itu? Konflik lagi.

Sampai Hanura benar-benar mematuhi Perintah Penguasa saat ini. Bayangkan saja, dua petinggi Hanura sudah menjadi orang dekat Presiden Jokowi. Wiranto menjadi menteri. Sedangkan Moeldoko baru saja dilantik sebagai pemimpin Kantor Staf Kepresidenan.

Dua mantan Panglima TNI sudah menjadi tangan kanan Presiden. Apakah mereka membiarkan Hanura pecah? Pastinya tidak. Konflik harus selesai. Bagaimanapun cara penyelesaiannya.

Namun, kedua pihak yang berseteru harus memahami kondisi. Sekuat-kuatnya pertempuran. Ingatlah, kelompok manapun akan menggunakan tangan Kementrian Hukum dan HAM dalam pengesahan kepengurusan.

Secara tidak langsung. Kodenya jelas. Pihak yang mendapat restu Wiranto dan Moeldoko. Adalah pemilik Hanura ke depan.

Sudah ada wacana, andai Hanura terbelah dua dan tidak bisa disatukan kembali, kepada Hanura yang mana pemerintah Jokowi melabuhkan dukungan? Ini penting, sebab sekecil apapun partai, perannya sangat besar pada Pilpres 2019 mendatang.

Jangan sia-siakan uang untuk konflik. Ingat tahun ini pilkada. Dan tahun depan pemilu. Mau main api? Siapkan dana yang berlebih. Atau siap-siap kalah dalam pilkada dan pemilu.

Sungguh permainan yang cantik. Mengganggu saat keharusan bekerja sangat penting. Hanura oh Hanura. Jangan coba-coba berkonflik. Kalau tidak siap miskin mendadak.

***

Editor: Pepih Nugraha