Partai Hanura latihan konflik. Membelah diri ala amoeba. Makluk hidup yang sangat kecil. Hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Amoeba membelah diri demi beranak pinak.
Cara ini adalah khasnya Partai Golkar. Terkenal penuh konflik. Tapi tetap tangguh dalam berjuang.
Pertanyaannya adalah apakah Hanura sanggup bertahan seperti Golkar? Belum tentu bisa.
Bedalah, Golkar itu sudah berkuasa selama 32 tahun. Sedangkan Hanura? Ya, baru ikut pemilu berapa kali? Sudahilah, mana sanggup pecah dan tetap bertahan seperti Golkar.
Parahnya, masalah perpecahan di Hanura berlangsung di tahun politik. Tahun ini Pilkada Serentak Jilid III. Seiringan dengan tahapan peserta pemilu 2019.
Seakan-akan Hanura merasa bagaikan buah simalakama. Milih Oesman Sapta Odang (OSO) atau Syarifuddin Suding.
Tapi di balik perpecahan Hanura, ada kisah yang lucu. Bagaikan permainan politik. OSO diberikan waktu ngurusin partai. Sampai penetapan peserta pemilu. Habis itu? Konflik lagi.
Sampai Hanura benar-benar mematuhi Perintah Penguasa saat ini. Bayangkan saja, dua petinggi Hanura sudah menjadi orang dekat Presiden Jokowi. Wiranto menjadi menteri. Sedangkan Moeldoko baru saja dilantik sebagai pemimpin Kantor Staf Kepresidenan.
Dua mantan Panglima TNI sudah menjadi tangan kanan Presiden. Apakah mereka membiarkan Hanura pecah? Pastinya tidak. Konflik harus selesai. Bagaimanapun cara penyelesaiannya.
Namun, kedua pihak yang berseteru harus memahami kondisi. Sekuat-kuatnya pertempuran. Ingatlah, kelompok manapun akan menggunakan tangan Kementrian Hukum dan HAM dalam pengesahan kepengurusan.
Secara tidak langsung. Kodenya jelas. Pihak yang mendapat restu Wiranto dan Moeldoko. Adalah pemilik Hanura ke depan.
Sudah ada wacana, andai Hanura terbelah dua dan tidak bisa disatukan kembali, kepada Hanura yang mana pemerintah Jokowi melabuhkan dukungan? Ini penting, sebab sekecil apapun partai, perannya sangat besar pada Pilpres 2019 mendatang.
Jangan sia-siakan uang untuk konflik. Ingat tahun ini pilkada. Dan tahun depan pemilu. Mau main api? Siapkan dana yang berlebih. Atau siap-siap kalah dalam pilkada dan pemilu.
Sungguh permainan yang cantik. Mengganggu saat keharusan bekerja sangat penting. Hanura oh Hanura. Jangan coba-coba berkonflik. Kalau tidak siap miskin mendadak.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews