Pentagon telah menyatakan tidak ingin mengulang kesalahan di Irak. Untuk itu, pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya tetap berada di Irak dan Suriah.
Demikian pernyataan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis belum lama ini. Menurutnya setelah gerilyawan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) secara resmi dinyatakan berakhir, tindak selanjutnya bagaimana menjaga stabilitas negara itu dan memastikan ISIS tidak bangkit lagi.
ISIS muncul di Irak pertama kali seusai terjadi invasi AS di Irak pada tahun 2003. Pada waktu itu ada tiga tujuan AS yaitu ingin menghancurkan senjata pemusnah massal, menyingkirkan ancaman teroris internasional dan membebaskan rakyat Irak dari penindasan rezim Saddam Hussein dengan cara memulihkan demokrasi di Irak.
Setelah Presiden Irak Saddam Hussein jatuh, seluruh Irak diduduki oleh AS. Bermula dari semangat mengusir AS, Al-Qaeda dari Afghanistan dipimpin oleh Abu Mush'ab al-Zarqawi masuk ke Irak dan membentuk jamaah At-Tauhid wal-Jihad.
Selanjutnya mereka akan bergabung dengan Dewan Syuro Mujahidin Irak yang terdiri dari delapan kelompok milisi bersenjata di Irak.
Tahun 2006, Abu Mush'ab Al-Zarqawi tewas dan digantikan oleh Abu Umar Al-Baghdadi, selanjutnya Abu Umar mendirikan Negara Islam Irak yang berpusat di Baquba, Provinsi Diyala.
Jadi cikal bakal ISIS itu telah tumbuh dan berkembang di provinsi-provinsi Barat Irak. Tahun 2006 itu, tepatnya pada 15 Oktober 2006, resmi dideklarasikan Negara Islam di Irak yang kemudian menjadi payung organisasi bagi gerilyawan yang ada di Irak.
Lama-kelamaan Negara Islam di Irak ini berkembang ke Suriah. Pada saat terjadi pergolakan di Suriah, Al-Qaeda telah mendukug oposisi dengan membentuk Front Al-Nusra untuk melawan pemerintahan Suriah. Banyak para mujahid dari negara-negara Islam yang bergabung dengan kelompok ini, termasuk ada juga dari Indonesia.
Tanggal 9 April 2013, Abu Bakar Al-Baghdadi mendeklarasikan berdirinya Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS), gabungan Negara Islam Irak dengan Front Al-Nusra yang berada di Suriah.
Tanggal 29 Juni 2014, ISIS mendeklarasikan berdirinya Khikafah Islam dengan membaiat Abu Bakar Al-Baghdadi sebagai Khalifah.
Itulah sejarah berdirinya ISIS. Ketika kita menyaksikan kampanye untuk pemilihan Presiden AS beberapa tahun yang lalu, ia pernah menuduh Barack Obama, presiden sebelumnya yang membentuk ISIS. Benarkah demikian?
Yang jelas gempuran AS ke Irak dan berhasil menggantung Presiden Irak Saddam Hussein, apa yang dicari AS dan sekutunya tentang senjata pemusnah massal Irak, hingga hari ini tidak pernah ditemukan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews