Calon "Belum Clear", Tahapan Pilkada Jatim 2018 Terancam Molor!

Jumat, 5 Januari 2018 | 08:24 WIB
0
334
Calon "Belum Clear", Tahapan Pilkada Jatim 2018 Terancam Molor!

Selang sehari setelah pengasuh Ponpes Tebuireng KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah mengaku tidak khawatir bila ada parpol yang mengusung keponakannya, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid, malamnya ia “mundur”.

Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut Yenny Wahid tak diizinkan oleh keluarganya untuk maju dalam Pilkada Jatim 2018. Prabowo pun menghargai keputusan putri Gus Dur itu. Rabu malam 3 Januari 2018, Yenny bertemu Prabowo.

“Beberapa pekan lalu ada wacana meminta beliau untuk maju di Pilkada Jatim. Setelah beliau mengambil waktu konsultasi, hingga akhirnya beliau datang hari ini dan menyampaikan tidak diizinkan keluarganya untuk maju pilgub,” kata Prabowo di Jakarta.

Prabowo mengaku tidak jadi masalah terkait dengan keputusan yang diambil oleh Yenny. Dia yakin kontribusi Yenny akan tetap ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Saya kira itu, saya menghormati keputusan Gus Dur, keluarga besar NU,” ujarnya.

[irp posts="7277" name="Menolak Dicalonkan di Pilkada, Yenny Wahid Berpeluang di Pilpres 2019"]

“Dan kami yakin beliau akan terus berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Prabowo lagi. Mantan Danjen Kopassus ini lantas bicara sosok Yenny. Menurutnya, Yenny merupakan salah satu putri terbaik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

[caption id="attachment_7291" align="alignright" width="508"] Yenny Wahid (Foto: Sayacintaindonesia.com)[/caption]

“Saya menilai dari dulu beliau adalah kader bangsa, salah satu putri bangsa yang terkemuka, yang punya wawasan yang sangat luas. Selalu kami berharap akan terus-menerus memberi sumbangannya kepada kita semua dalam bangsa kita,” ungkap Prabowo.

“Dengan sedih saya menerima dan menghormati, tapi ya mau diapain lagi,” lanjut Prabowo. Sebelumnya, peta pertarungan pada Pilkada Jatim 2018 mendatang sepertinya bakal berubah. Ini terjadi jika Yenny diusung koalisi Partai Gerindra, PAN, dan PKS.

Sebelumnya, nama Yenny disebut bisa menumbangkan pasangan Saifullah Yusuf – Abdullah Azwar Anas dan Khofifah Indar Parawansa – Emil Elistianto Dardak pada konstelasi Pilkada Jatim 2018 sebagai bacagub-bacawagub Jatim pada 2018 mendatang.

Gus Ipul – Azwar Anas diusung PKB dan PDIP, Khofifah – Emil diusung oleh Partai Golkar dan Partai Demokrat. Gus Ipul masih menjabat Wakil Gubernur Jatim, Azwar Anas menjabat Bupati Banyuwangi, Khofifah menjabat Mensos, Emil Bupati Trenggalek.

Gus Sholah menegaskan, tak masalah bila Yenny diusung oleh parpol maju dalam Pilkada Jatim 2018, meskipun Yenny dan Khofifah sama-sama memiliki basis masa di Nahdlatul Ulama (NU). Ia meyakini bahwa keduanya adalah sosok yang baik dalam memajukan Jatim, begitu juga Gus Ipul.

“Ya enggak apa-apa biar ramai-lah. Enggak ada masalah, Saifullah Yusuf juga ponakan saya,” katanya. Meski begitu, bagi dirinya, Khofifah merupakan yang terbaik untuk didukungnya. Karena itu, Gus Sholah akan terus menyuarakan Ketum Muslimat NU itu dalam pesta demokrasi Pilkada Jatim 2018.

“Kami pilih yang terbaik, dari ketiga itu yang terbaik ya Khofifah. Jelas yang terbaik,” kata Gus Sholah. Ditanya alasan kenapa lebih memilih Khofifah, Gus Sholah mengklaim lantaran Khofifah lebih memenuhi syarat daripada Yenny dan Gus Ipul.

“Lebih memenuhi syarat (Khofifah). Cuma itu saja. Ini kan memilih yang terbaik, bukan saudara atau bukan. Andai yang maju itu anak saya pun tetap Khofifah, karena anak saya tidak lebih baik daripada Khofifah,” tegas Gus Sholah, seperti dikutip Viva.co.id.

Saat ditanya langsung seolah mundurnya Yenny itu karena adanya desakan dari Gus Sholah, dijawab: “Saya tidak pernah kontak Yeni untuk masalah tawaran Prabowo itu. Saya yakin,  Yenny bisa menanggapi tawaran itu secara cerdas,” katanya kepada PepNews.com.

Khofifah akan mundur

Jika benar tidak ada lagi perubahan sikap Yenny dalam Pilkada Jatim 2018 nanti, ini bukan berarti Khofifah – Emil dan Gus Ipul – Azwar Anas bisa berjalan mulus. Apalagi, Khofifah belum juga mendapat “Surat Izin Maju” (SIM) dari Presiden Joko Widodo.

Gus Ipul sendiri hingga kini juga belum memegang Rekomendasi Tertulis dari PKB, meski PDIP dan PKB menyatakan dukungannya. Makanya, pada Jum’at 5 Januari 2018, Gus Ipul dan Azwar Anas dipanggil untuk menghadap DPP PKB tanpa tahu agendanya.

Menurut Gus Ipul, ia dan Azwar Anas mengaku sudah menerima undangan dari DPP PKB di Jakarta. “Sudah ada undangan dan kami siap hadir. Saya belum tahu apa yang dibahas nanti, tapi yang pasti koordinasi karena pilkada sudah semakin dekat," katanya.

Apakah pemanggilan itu terkait pemberian surat rekomendasi untuk pasangan keduanya, Gus Ipul belum berani memastikan dan memilih menunggu petunjuk dari DPP. “Tapi yang pasti PKB bersama PDIP sudah berkoalisi dan sampai sekarang masih menunggu rencana bergabungnya partai politik lainnya. Mohon doanya,” katanya, dilansir Republika.co.id.

[caption id="attachment_6473" align="alignleft" width="454"]

Khofifah Indar Parawansa (Foto: Jawapos.com)[/caption]

Khofifah yang kini masih menjabat Mensos mengatakan, kepastian mundur dari jabatannya sebagai menteri akan disampaikan saat mendaftar ke KPUD Jatim. Mengutip Kompas.com, “Nanti pada saat saya mendaftar, saya akan menyampaikan,” ujar Khofifah.

Hanya saja, Khofifah tak menyebutkan kapan ia dan pasangannya, Emil Elistianto Dardak, akan mendaftarkan diri sebagai bakal calon peserta Pilkada Jatim 2018. Pendaftaran Pilkada Serentak 2018 dibuka secara nasional pada 8-10 Januari 2018.

“Insya Allah sesuai jadwal KPUD, antara tanggal 8-9-10 Januari. Bismillah, saya dan Mas Emil akan mendaftarkan diri sebagai paslon cagub dan cawagub Jatim,” ujarnya. “Sudahlah mau di awal atau di akhir,” kata Ketua Umum PP Muslimat Nahdhatul Ulama ini.

Apa yang disampaikan Khofifah itu tidak semudah yang dibayangkan. Pasalnya, sebagai Pembantu Presiden, hingga kini ia belum mengantongi “SIM” dari Presiden Jokowi. Kalau Khofifah mau mundur, itu juga tidak semudah yang dibayangkannya.

Ingat, nama Khofifah Indar Parawansa dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri Sosial RI dalam Kabinet Kerja itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 pada 27 Oktober 2014. Jadi, penguduran dirinya nanti diikuti dengan Keppres yang baru.

Bagaimana andai Presiden Jokowi ternyata menolak pengunduran dirinya? Jika ini terjadi, maka Khofifah tidak akan bisa maju pada kontestasi Pilkada Jatim 2018 nanti. Indikasi itu sebenarnya terlihat sejak Khofifah mengajukan izin kepada Presiden Jokowi.

[irp posts="6976" name="Yenny Wahid Mau Dicalonkan Prabowo, Khofifah dan Gus Ipul Bisa Tewas"]

Sayangnya, selama ini sinyal yang diberikan Presiden Jokowi itu oleh Khofifah dan Tim 9 yang selama ini mengawal Khofifah tidak ditangkap dengan cermat, apa maunya Presiden Jokowi tersebut. Khofifah mungkin tidak sadar, bahwa ia itu Pembantu Presiden.

Mundur dari jabatan menteri pun ada aturannya. Makanya, kalau selama ini terkesan bahwa Khofifah dicuekin Presiden Jokowi, itu lebih karena ada yang kurang sreg dengan pilihan dan sikap Khofifah selama ini terkait bacawagub yang dipilihnya, Emil Dardak.

Karena, sejak Emil Dardak ditetapkan untuk mendampingi Khofifah, justru membuat PDIP marah besar, karena Demokrat dianggap telah “membajak” kadernya. Itulah yang sejatinya dihindari Presiden Jokowi. Nah, sinyal inilah yang dicuekin oleh Khofifah.

Jika akhirnya Khofifah benar-benar tidak diizinkan dan ditolak pengunduran dirinya oleh Presiden Jokowi, maka yang muncul nanti adalah Calon Tunggal: Gus Ipul – Azwar Anas. Tapi, ini pun juga belum aman, karena mereka masih menunggu rekom PKB.

Konon, hingga kini Gus Ipul masih belum bisa memenuhi persyaratan agar bisa memperoleh rekomendasi dari PKB sendiri. “Jadi, justru di PKB itulah Gus Ipul masih bermasalah. Kalau di PDIP sih sampai sekarang ini aman-aman saja,” ujar sumber PepNews.com.

Jadi, kalau kedua pasangan tersebut masih “bermasalah” ya, Pilkada Jatim 2018 tentunya bisa diundur dan dimulai lagi dari Nol lagi. Semoga saja ini tidak terjadi. Ketika Anies Baswedan dipecat dari Mendikbud, tentu tak perlu surat pengunduran diri seperti Khofifah.

Andai Yenny mendapatkan izin dari para sesepuh untuk maju Pilkada Jatim 2018, tentu saja masih ada harapan rakyat Jatim memilih figur di luar Khofifah dan Gus Ipul yang dua kali pernah bertarung seolah tiada akhir. Semoga saja niatan Yenny berubah kembali.

Apalagi, kini beredar kabar yang menyebutkan duet Gus Ipul - Azwar Anas pada Pikada Jatim 2018 digoyang. Azwar Anas disebut-sebut akan dicongkel dari posisi cawagub. Isu yang beredar menyebutkan Azwar Anas akan digantikan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

***