Percaya Diri Islam Tak Perlu Diucapkan lewat Kata-kata

Kamis, 4 Januari 2018 | 12:15 WIB
0
338
Percaya Diri Islam Tak Perlu Diucapkan lewat Kata-kata

Kalau kita yakin Islam itu agama yang sempurna, lengkap dan penutup semua agama samawi setelah Yahudi dan Kristen yang diturunkan Tuhan Pencipta alam semesta, maka sebenarnya tidak perlu kita meneriakkan atau menuliskan kalimat-kalimat yang ingin menegaskan kebenaran Islam kepada pihak-pihak lain seperti: "Islam itu cinta damai," "Islam itu agama toleran," "Islam itu moderat," "Islam bukan agama kekerasan," "Islam bukan teroris," dan seterusnya.

Kalau kita yakin Islam itu agama yang paling benar, maka yang baik-baik dan yang benar-benar itu semua ada dalam Islam. Maka, PASTI dan PASTI Islam itu agama cinta damai, agama toleran, bukan agama kekerasan apalagi terorisme dan seterusnya. Persoalan perilaku umatnya yang berbeda, maka kita harus tahu, agama dan manusia itu dua substansi yang berbeda. Islam sudah sempurna, penganutnya hanya harus berusaha mengarahkan diri pada kesempurnaan agamanya.

Namun demikian, walau umat Islam tidak menunjukkan kesempurnaan karena mereka adalah manusia, tapi silakan bandingkan sepanjang sejarah umat manusia. Seburuk-buruknya orang beriman atau kaum Muslim tetap yang terbaik dibandingkan dengan umat-umat lain di muka bumi. Buktinya, jawablah tiga pertanyaan ini saja:

(1) Adakah umat Islam melakukan invasi apalagi demi kekuasaan dengan mengusir penduduk asli setempat bahkan meminggirkannya seperti dilakukan bangsa Amerika (asalnya Eropa) kepada penduduk Indian? Bangsa Australia (asalnya Eropa) kepada bangsa Aborigin? Atau Amerika kepada pendudukans sekitar tambang emas raksasa PT Freeport di Papua? Emasnya mereka angkut penduduk sekitarnya tak berbaju dan memakai koteka?

(2) Adakah umat Islam dalam sejarahnya melakukan pembunuhan masal kepada kelompok, etnis, suku, agama dan bangsa lain seperti dilakukan Adolf Hitler di Jerman kepada bangsa Yahudi, Pemerintah Yahudi Israel di Palestina, Pemerintan Amerika terhadap penduduk Irak dan Afghanistan? Pemerintah Serbia kepada bangsa Muslim Bosnia Herzegovina, Pemerintah Budha Myanmar kepada etnis Muslim Rohingya?

(3) Adakah sejarah umat Islam melakukan penjajahan atau kolonialisme kepada bangsa lain seperti dilakukan bangsa-bangsa Eropa (Portugis, Inggris, Perancis, Spanyol dan Belanda kepada bangsa Asia dan Afrika? Untuk tujuan penguasaan politik dan mengurus sumber daya alam dan ekonomi?

Jawabannya semua TIDAK ADA!!!

Pertanyaan lebih lanjut datang dari Erkebuan Makhambet yang mengutip ucapan seorang muallaf Jerman yang memberikan serangkaian pertanyaan: "Siapa yang memulai Perang Dunia I? Muslim? Siapa yang memulai Perang Dunia II? Muslim? Siapa yang membunuh 20 juta orang Aborigin di Austrlia? Muslim? Siapakah yang menjatuhkan bom nuklir ke Hiroshima dan Nagasaki? Muslim? Siapa yang membunuh lebih dari 100 juta orang Indian di Amerika Utara? Muslim? Siapa yang membunuh lebih dari 50 juta orang Indian di Amerika Selatan? Muslim? Siapa yang menjadikan sekitar 180 juta orang Afrika menjadi budak dan 88 persen dari mereka tewas dan dibuang ke Samudra Atlantik? Muslim? Tidak, mereka bukan Muslim!!

Dari segudang fakta sejarah ini semua, lebih dari cukup untuk menyebut bahwa umat islam (bukan agamanya) adalah umat yang terbaik sepanjang sejarah, cukup untuk menilai siapa yang sesungguhnya teroris, yang sesungguhnya kolonial, yang sesungguhnya tidak damai, yang sesungguhnya intoleran, yang sesungguhnya biang kekerasan, yang sesungguhnya tidak pluralis, yang sesungguhnya rasis dan jahat kepada kelompok lain.

Maka, kembali ke soal di awal, dalam demo, dalam aksi-aksi umat, dalam dalam menentang Barat, dalam menyuarakan dan menuntut keadilan, dalam menghadapi fundamentalisme Islam liberal, dalam menghadapi Muslim sekuler, dalam status-status Facebook, dalam tulisan, dalam gambar dan sebagainya, sangat tidak perlu kaum Muslim yang benar menyebutkan atau menegaskan slogan-slogan "Islam itu cinta damai," "Islam itu agama toleran," "Islam itu moderat," "Islam bukan agama kekerasan," "Islam bukan teroris," dan seterusnya.

Kalimat-kalimat begitu justru ekspresi rendah diri. Semakin banyak disebutkan, semakin menunjukkan ketidakpercayaan diri atas Islam yang paling benar, luhur dan agung itu.

Islam pasti benar dan agungnya, tak perlu kalimat-kalimat seperti itu diteriakkan oleh mulut karena, jangankan agamanya, sejarahnya pun sudah terbukti umat yang paling mulia!!

Artinya, kita harus menyadari, keagungan dan kemuliaan Islam itu ada pada para pemeluknya untuk menjadi "khaira ummah ukhrijat linnaas" dengan cara "ta'muruna bil ma'ruf watanhauna 'anil munkar." Keagungan Islam itu di situnya, hilang salah satunya, "ta'muruna bil ma'ruf" atau "tanhauna 'anil munkar"-nya maka bakal lemahlah Islam.

Bangkitlah dan bangunlah percaya diri Islam. Jangan rendahkan dan hinakan agama Allah ini di depan para pembencinya.

Wallahu 'alam.

***