Seri ponsel pintar terbaru Apple akan meluncur secara resmi di Indonesia mulai besok, Jumat, 22 Desember 2017. Distributor resmi produk-peoduk Apple, Teletama Artha Mandiri (TAM) yang merupakan anak dari Erajaya Group, hari ini merilis harga iPhone X, iPhone 8 dan iPhone 8 Plus.
Untuk harga iPhone di Indonesia sudah bisa dilihat di laman erafone.com. Untuk varian 64 gigabita, iPhone X dibanderol seharga Rp 17,999 juta. Sedangkan varian 256 gigabita tembus Rp20,799 juta. Sementara iPhone 8 dengan memori 64 gigabita dijual seharga Rp12,599 juta, iPhone 8 256 gigabita harganya Rp15,399 juta. Sedangkan 2 varian iPhone 8 Plus, memori 64 gigabita dijual seharga Rp14,499 juta, dan iPhone 8 Plus 256 gigabita Rp17,199 juta.
Berdasarkan laporan Tempo.co, harga di Indonesia sangat jauh berbeda dibandingkan dengan harga di pasaran Amerika, tempat asal ponsel pintar dengan logo Apel ini.
Varian iPhone X 64 gigabita dijual di pasar global US$ 999, atau sekitar Rp 13,5 juta. Sedangkan 256 gigabita dijual US$ 1.149, atau sekitar Rp 15,1 juta. Sementara iPhone 8 di pasar global dijual mulai harga US$ 699 (Rp 9,2 juta) untuk varian 64 gigabita dan US$ 849 untuk varian 256 gigabita. Sementara iPhone 8 Plus mulai dijual dengan harga US$ 799 untuk 64 gigabita dan US$ 949 untuk 256 gigabita. Sudah hal biasa sih, harga iPhone di Indonesia akan lebih mahal, biasanya, naik sekitar 30 persen.
Tapi sepadan ga sih harga segitu untuk sebuah ponsel? Maksudnya secanggih apa sih yang ditawarkan Apple? Baru banget?
Yah, kata Tim Cook sih iPhone X ini iPhone tercanggih yang pernah dibuat. “iPhone X adalah iPhone paling tangguh yang pernah kami buat [...] ini sungguh merupakan masa depan ponsel pintar.” Begitu kata Tim Cook saat penutupan presentasi Apple Selasa 12 September 2017 seperti dikutip dai Tirto.id.
Secara spesifikasi, iPhone X ini dikemas baru lah kalau bisa dibilang. Prosesor A11 dengan fitur neural engine alias fitur yang biasa ditemui di mesin kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
iPhone X layarnya berukuran 5,8 inci yang terbilang Ukuran juga terbilang besar dari para pendahulunya. Padahal sang pendiri Steve Jobs pernah berpesan bahwa ukuran ponsel paling ideal adalah ponsel yang masih bisa digenggam. Kata Steve Jobs gak akan ada yang mau beli ponsel yang ukurannya besar. Buktinya, iPhone juga akhirnya mengikuti trend para pesaingnya dengan mengeluarkan ponsel pintar berukuran bongsor.
Mungkin yang paling bikin para fanboy, sebutan pecinta iPhone, konsep layar edge-to-edge alias layar yang membentang dari ujung-ke-ujung dengan ukuran 1.125X2.436 pixel, membuat iPhone X begitu diidam-idamkan.
Saat seseorang melihat iPhone X dari depan, ponsel itu akan 82,9 persen terlihat didominasi layar. Ini hal baru? Tentu bukan! For your information aja nih, dalam menghadirkan konsep seperti itu, Apple mengusung teknologi layar OLED buatan Samsung.
Bukan hal baru lah ya konsep edge-to-edge ini. Bahkan para kompetitor udah mengusung konsep ini tuh dari setahun yang lalu. Tercatat ada 3 ponsel dari 3 produsen ponsel berbasis Android yang telah mengusung konsep tersebut sebelum iPhone X hadir. Ada Xiaomi Mi Mix, ada LG G6, dan yang pasti Samsung dengan keluaran teranyar Galaxy S8.
Ketiga ponsel pintar berbasis Android yang mengusung konsep edge-to-edge telah hadir dalam rentang setahun hingga setengah tahun lalu. Ini artinya perubahan radikal iPhone X dengan konsep edge-to-edge bukanlah perubahan yang benar-benar baru dan hanya merupakan kelanjutan tren semata. Atau kalau boleh meminjam istilah Tirto.id, Apple hanya mengekor dari kompetitor.
iPhone X mengusung fitur dual camera atau kamera wide-angle dan telephoto. Dengan begitu pengguna iPhone X bisa menghasilkan foto dengan beragam gambar. Hal baru? Gak juga! Malah P9, ponsel pintar buatan Huawei menjadi salah satu ponsel pintar pelopor konsep dual camera dan bahkan sudah di luncurkan April 2016. Gabungan sensor RGB dan sensor monokromnya membuat hasil foto P9 bagai menggunakan kamera profesional.
Belum selesai, iPhone X menggunakan iOS 11 yang disinyalir meniru sistem operasi BlackBerry 10 soal gestures user interface.
Namun, terlepas dari fakta 'menyakitkan' buat fanboy Apple, tetap saja ponsel pintar keluaran Apple tidak akan pernah kehilangan user garis keras. Bahkan rela mengantre lama demi mendapatkan ponsel keluaran terbaru tersebut.
Mari kita lihat, apakah user di Indonesia juga akan mengantre di jaringan ritel Erajaya, seperti iBox, outlet Erafone, dan Urban Republic di seluruh Indonesia besok?
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews