Nalar Jeblok

Selasa, 19 Desember 2017 | 18:30 WIB
0
440
Nalar Jeblok

Sekarang lagi tren nyebut "Islam itu Indah, jadi jangan bawa-bawa Islam".

Bagi yang nalarnya sehat tentu janggal melihat kalimat di atas. Bagaimana mungkin sesuatu yang indah gak boleh dikenakan. Seharusnya keindahan digunakan dan dibanggakan, bukan disembunyikan.

Saat ini kita seperti dihipnotis dengan statement yang memutarbalikan logika. Sesuatu yang baik dan logis, diputar menjadi tidak baik sekaligus tidak logis. Inilah proses sekularisasi dan perang pemikiran yang sedang terjadi.

LGBT tidak bisa dipidanakan, logikanya itu ranah pribadi sekalipun prilaku LGBT bertentangan dengan adat dan etika di masyarakat, apalagi bertentangan dengan agama.

Di lain hal, memang sanksi LGBT tidak ditemukan dalam UU di negeri ini. Tapi sesuatu yang tidak di atur UU nya, maka aturan dan etika masyarakat yang berlaku. Semua dikembalikan ke adat dan istiadat masyarakat setempat. Jika ini digunakan, situasi makin panas.

Tren memutarbalikkan logika pemikiran, disyiarkan secara masif sejak Ahok yang digadang-gadangkan menjadi pemimpin di negeri ini. Kata Ahok, "kalaupun Tuhan salah, dia akan lawan". Ini sama aja akal-akalan setan, seolah-olah benar tapi sesat dalam pemahaman dasar, karena bagaimana mungkin Tuhan bisa salah (yang seharusnya kita meyakini bahwa Tuhan tidak pernah salah).

Menghadapi logika sesat tersebut, kembalikan saja kepemahaman dasarnya, jika salah maka salah semua argumennya.

Beberapa ahli psikologi memperingatkan, bahwa kelompok mereka memiliki kemampuan memutar logika menjadi seolah-olah logis. Jika tidak memiliki keyakinan, keimanan dan keilmuan yang kuat, argumentasi mereka tentu ditelan menjadi kebenaran.

Jadi jangan heran, banyak yang terjebak dengan nalar akal-akalan. Seolah-olah berakal, padahal diakal-akali.

***