Setelah sukses memompa semangat umat di Aksi Akbar Reuni 212, kini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menjadi bintang utama di Aksi Bela Palestina.
Pertautan ketokohan Anies dalam arus gerakan umat Islam semakin solid, terposisi karismatik serta mendapat sorotan yang terus diperhitungkan jelang Pilpres 2019.
Wajar bila hal itu menimbulkan sinisme dan sikap iri Istana. Terlebih munculnya insiden penolakkan kepada Menteri Agama, sudah jelas Jokowi dan kroni-kroninya sangat terpukul.
Andai Jokowi bertindak nekat nimbrung di Aksi Bela Palestina, saya kira reaksi kegusaran umat akan jauh lebih mendidih.
Untung saja rencana pihak terkait di GNPF-MUI untuk menggiring Jokowi di Aksi 1712 berhasil dipatahkan. Dugaan adanya perundingan di pintu belakang Istana terpaksa gagal total.
Para tokoh GNPF-MUI mesti lebih hati-hati dan menyadari bahwa umat Islam makin cerdas. Jangan pernah bertindak gegabah dan terjebak kemunafikan.
Reaksi penolakkan umat terhadap kehadiran Menteri Agama di aksi Bela Palestina merupakan peringatan serius kepada rezim Jokowi dan sekaligus koreksi bagi oknum GNPF-MUI.
[irp posts="5929" name="Retorika Anies-Sandiaga Bikin Jakarta Kian Terisolir"]
Sebaliknya Anies mendapat apresiasi dan dukungan, sebab visi dan sikapnya selaras dengan aspirasi umat. Kenyataan yang kontradiktif dengan rezim Jokowi yang telanjur dicurigai berbau komunis.
Jadi sudah tepat sikap umat menolak mencampuradukan kemunafikan dan kebenaran.
Kita berharap agar GNPF-MUI perlu lebih istiqomah dalam menyuarakan aspirasi umat. Jangan melenceng apalagi mulai tercium bermain mata dengan Istana, jelas umat akan marah besar!
Faizal Assegaf, Ketua Progres 98
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews