Prabowo Subianto Semakin Meneguhkan Dirinya sebagai "Kingmaker"

Rabu, 13 Desember 2017 | 09:11 WIB
0
855
Prabowo Subianto Semakin Meneguhkan Dirinya sebagai "Kingmaker"

Jika tidak ada banjir besar menenggelamkan Jakarta, Rabu 13 Desember 2017 hari ini, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto akan mendeklarasikan dukungan untuk Pilkada Jawa Tengah, yakni memajukan Sudirman Said sebagai bakal calon Gubernur provinsi tersebut. Deklarasi dilakukan di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan.

Sudirman Said bukan nama asing lagi di blantika perpolitikan nasional. Ia adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang "dilepeh" Presiden RI Joko Widodo. Sebagai bakal calon gubernur, Sudirman mempunyai tugas berat; menghadang gubernur petahana Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan.

Sudirman Said sendiri sebelumnya didapuk membantu Partai Gerindra pada Pilkada DKI Jakarta sebagai ketua tim sinkronisasi pasangan gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Tim sinkronisasi bertugas menyusun program-program janji kampanye Anies-Sandi agar bisa direalisasikan saat keduanya mulai bertugas.

[caption id="attachment_5798" align="alignleft" width="556"] Sudirman Said dan Ganjar Pranowo (Foto: Merdeka.com)[/caption]

Sampai kemarin nama Sudirman Said alias "SS" masih disembunyikan, tetapi bukan rahasia umum kalau nama inilah yang digadang-gadang bakal bersaing dengan Ganjar di Jawa Tengah. Meminjam istilah Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade, bahasa dan gesture Prabowo itu "mengarah ke SS".

Ada yang sumringah, ada pula yang resah. Itulah real politik Gerindra di bawah Prabowo. Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono, "kader tulen partai", misalnya mengaku pasrah pada keputusan partai yang dibesut mantan Pangkostrad itu. Pasalnya, nama Ferry inilah yang sebelumnya santer disebut bakal maju pada Pilkada Jateng.

 

[irp posts="4879" name=" Copy Paste" Pilkada DKI Jakarta di Pilgub Jawa Tengah oleh PKS"]

Sudirman Said sendiri mengomentari datar kabar dirinya akan dimajukan Prabowo pada Pilkada Jateng 2018. "Soal pengumuman cagub Jateng kita lihat saja besok (maksudnya Rabu hari ini). Tapi, saya memang diundang untuk hadir di kediaman Pak Prabowo besok pukul 12.00 WIB," kata Sudirman sebagaimana disampaikan kepada Kompas.com,  Selasa 12 Desember 2017 kemarin.

Kabar semakin kuat dan mencuat karena muncul melalui surat undangan dari DPD Gerindra Jateng kepada pengurus DPD Gerindra Jateng, ketua DPC Gerindra se-Jateng, anggota DPR RI Fraksi Gerindra Dapil I-X Jateng, dan anggota Fraksi Gerindra DPRD I Jateng.

Dalam surat undangan yang ditandatangani Ketua DPD Abdul Wachid dan Sekretaris Sriyanto Saputro itu disebutkan, mereka harus hadir dalam pengumuman penetapan calon gubernur Jateng oleh Ketua Umum Prabowo Subianto.

Jadi "Kingmaker"

Boleh saja Prabowo dua kali gagal menjadi Presiden dan sekali kurang beruntung menjadi Wakil Presiden, tetapi sebagai "Kingmaker", Prabowo Subianto sudah teruji. Fakta membuktikan, dua kali Prabowo berhasil menggolkan calonnya selaku Gubernur DKI Jakarta.

Pertama saat ia berhasil menjadikan Joko Widodo yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI Jakarta 2012 selaku Gubernur/Wagub. Kedua, yang paling anyar menggolkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur/Wagub baru DKI Jakarta.

Belum sepekan lalu, Prabowo atas nama partainya juga mengumumkan Mayjen (Purn) TNI Sudrajat sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada Jabar 2018. Ia memperkenalkan Sudrajat kepada sejumlah awak media di Pendopo Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Sabtu 9 Desember 2019 lalu.

Pada deklarasi itu Prabowo sempat berseloroh, Sudrajat merupakan putra daerah asli Jawa Barat yang disebutnya sebagai "USA" alias Urang Sunda Asli."

[irp posts="5593" name="Pilgub Jabar 2018: Mayjen Sudrajat - Ahmad Syaikhu?"]

Predikat "Kingmaker" yang menggetarkan lawan ini boleh jadi bakal terus disandangnya, bahkan sampai Pilpres 2019. Meski nama Prabowo masih dielu-elukan kader Gerindra bakal kembali diusung menjadi Capres di Pemilu 2019, namun belum ada pernyataan eksplisit kesediaan Ketua Dewan Pembina Gerindra bersedia bertarung lagi melawan Joko Widodo.

Bahkan survei Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) memiliki prediksi tersendiri perihal manuver politik Prabowo ke depan sebagaimana pernah disampaikan Direktur SMRC Sirojudin Abbas, bahwa ada kemungkinan Prabowo tidak maju lagi di Pilpres 2019 karena bakal memilih menjadi "Kingmaker".

Menjadi "Kingmaker" tidak lain memberi kesempatan kepada kader lain yang didukungnya dan tidak lagi "ngotot" menjadi Capres, apalagi Cawapres, meski ia tetap berpeluang maju di Pilpres 2019.

Secara psikologis, predikat atau sebutan "Kingmaker" akan menguntungkan dirinya, setidak-tidaknya bisa menghapus kekecewaan masa lalunya akibat gagal dan selalu gagal dalam kontestasi berebut Kursi RI-1 maupun RI-2. Prabowo akan dikenang sebagai sosok politikus yang hebat dan andal dalam mengatur strategi.

Ia tidak akan memposisikan dirinya sebaya "Raja" datau "Menteri" dalam permainan catur, tetapi lebih memilih menjadi pecatur itu sendiri yang memainkan pion dan bidak-bidak catur itu sesuka hatinya. Tentu dengan strategi menang yang diterapkannya.

Dengan demikian, hanya ada dua pilihan bagi Prabowo Subianto untuk mengakhiri karier politiknya di Pilpres 2019 dengan keuntungan dan kerugiannya masing-masing, yaitu bertarung lagi menjajal Jokowi atau cukup menjadi "Kingmaker" saja.

[irp posts="5215" name="Jokowi Keder, Prabowo Jadi King Maker" Siapkan Duet Gatot dan Anies"]

Jika menang lawan Jokowi, berarti dia berhasil melakukan balas dendam politik menyakitkan yang dibawa perasaan para pendukungnya sampai sekarang. Jika kalah lagi, ya malu lagi dalam arti, ia mengakhiri karier politiknya dengan citra buruk.

Berbeda jika ia menjadi "Kingmaker" di Pilpres 2019. Kalaupun pasangan jagoannya kalah dilumat Jokowi, malu dan kecewa tidak akan langsung menimpanya seketika.

Dan, tanda-tanda menjadi "Kingmaker" pada Pilpres 2019 sudah mengarah pada sosok Anies Baswedan yang diskenariokan mengiktui langkah Jokowi; menjadi Gubernur DKI Jakarta sebentar, lalu jadi Presiden RI. Prabowo bisa memasangkan Anies dengan Gatot Nurmantyo yang tempo hari dipercepat pensiunnya selaku Panglima TNI oleh Jokowi.

Atau, Prabowo sendiri yang mau mencoba sekali lagi dengan menggandeng Anies sebagai wakilnya?

Bisa juga sih.

***