Yaman Yang Kini Sedang Menangis Darah

Selasa, 12 Desember 2017 | 21:15 WIB
0
601
Yaman Yang Kini Sedang Menangis Darah

Tujuh belas juta lebih penduduk muslim Yaman kelaparan, cemas dan kehilangan harapan akibat invasi sesama Muslim yang dipimpin oleh Arab Saudi.

Menurut UNICEF setiap 10 menit anak Yaman tewas karena kurang gizi, diare, kolera, sesak nafas, akibat tidak langsung dari perang yang terus berkecamuk. PBB merilis data bulan agustus 2016 sudah lebih dari 10 ribu penduduk Yaman yang mati akibat perang.

Bagaimana mau bicara peradaban Madani seperti zaman nabi, subur makmur loh jinawi sehat badan kuat ruhaninya kalau untuk satu piring sorgum saja, rakyat yaman masih berebut, dan konyolnya mereka sengsara seperti itu justru di sebabkan oleh saudara sesama muslim yang mengeroyok negrinya?

Jadi intropeksilah soal retorika: "Barat memusuhi Islam", kalau di antara pengucap syahadat yang sama, nabi yang sama, kiblat yang sama dan Tuhan yang sama, masih berkecamuk perang dan saling bakubunuh.

Yang lebih miris berikutnya adalah mereka saling bunuh dengan menggunakan senjata pabrikan dari AS, Ukraina, Belgia, China, bahkan mungkin Israel, dan lain lain. Senjata itu di beli dari keuntungan minyak bumi yang sumbernya di sediakan Tuhan sebagai anugrah.

Al-Qur'an mengatakan "......siapa yang membunuh nyawa seorang mukmin, ia laksana membunuh semuanya dan siapa yang memberi kehidupan pada satu saja, ia laksana menghidupi semuanya".

Lalu apa jadinya dengan membunuh 10 ribu mukmin?

Sayup-sayup sabda Nabi agung Sayyidina Muhammad terdengar lembut : "Santunilah faqir miskin dan sayangilah anak yatim".

Perang yang dilakukan di setiap penjuru Timur Tengah kini, padahal negaranya mayoritas Muslim, telah memproduksi manusia fakir miskin dan yatim berlipat ganda dalam waktu yang cepat, kecepatan produksinya layaknya pabrikan modern yang full automatic, dan memang mesin pembunuh saat ini canggih.

Perang hanya menghasilkan manusia lemah dan cacat yang patut di lindungi dan di sayangi - lalu kau bicara tentang Islam madani, kebangkitan peradaban Islam, kekhalifahan Islam?

Kau pikir peradaban bisa dibangun dengan memenggal kepala banyak orang yang tidak sefaham, dengan sorti sekian skuadron pada anak anak, dengan tembakan AK47 sambil takbir, atau dengan makar pada pemerintahan yang sah?

Hentikanlah perang dan jangan membuat front baru lagi, hentikan...!!

Giringlah anak-anak muda ke majlis ilmu, pelajari saint, geografi, geopolitik, theologi, filsafat, ekonomi, financial, kedokteran, fiqih, hadits, Qur'an, klimtologi, kimia, biologi, sosiologi, dan lain-lain.

Peradaban dibangun dengan ilmu bukan kokangan senjata, siapapun yang membawa marwah perang ke NKRI adalah mereka yang akan membawa kegelapan bagi Muslim Indonesia. Jangan kau percayai mereka, sepanjang apapun gamis dan surban yang ia kenakan. Cerita tentang konspirasi itu hanya tipuan belaka, agar mudah kau diperdaya, beragama itu mencinta sesama, mencintai sekalipun berbeda, juga mencintai alam semesta, bukannya malah memporak poranda.

Duhai Yaman, negeri yang diberkahi, nasibmu kini menyayat hati. Yang mulia Syaikh Habibina Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam di tempat peristirahatanya yang damai, pencetus thariqot Alawiyin yang saya cintai - lihatlah....ditengah gemuruh suara lantunan dzikir dari lautan muridmu yang memuji asma-Nya di Tarim, Yaman kini sedang menangis darah...

***