Tujuh belas juta lebih penduduk muslim Yaman kelaparan, cemas dan kehilangan harapan akibat invasi sesama Muslim yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Menurut UNICEF setiap 10 menit anak Yaman tewas karena kurang gizi, diare, kolera, sesak nafas, akibat tidak langsung dari perang yang terus berkecamuk. PBB merilis data bulan agustus 2016 sudah lebih dari 10 ribu penduduk Yaman yang mati akibat perang.
Bagaimana mau bicara peradaban Madani seperti zaman nabi, subur makmur loh jinawi sehat badan kuat ruhaninya kalau untuk satu piring sorgum saja, rakyat yaman masih berebut, dan konyolnya mereka sengsara seperti itu justru di sebabkan oleh saudara sesama muslim yang mengeroyok negrinya?
Jadi intropeksilah soal retorika: "Barat memusuhi Islam", kalau di antara pengucap syahadat yang sama, nabi yang sama, kiblat yang sama dan Tuhan yang sama, masih berkecamuk perang dan saling bakubunuh.
Yang lebih miris berikutnya adalah mereka saling bunuh dengan menggunakan senjata pabrikan dari AS, Ukraina, Belgia, China, bahkan mungkin Israel, dan lain lain. Senjata itu di beli dari keuntungan minyak bumi yang sumbernya di sediakan Tuhan sebagai anugrah.
Al-Qur'an mengatakan "......siapa yang membunuh nyawa seorang mukmin, ia laksana membunuh semuanya dan siapa yang memberi kehidupan pada satu saja, ia laksana menghidupi semuanya".
Lalu apa jadinya dengan membunuh 10 ribu mukmin?
Sayup-sayup sabda Nabi agung Sayyidina Muhammad terdengar lembut : "Santunilah faqir miskin dan sayangilah anak yatim".
Perang yang dilakukan di setiap penjuru Timur Tengah kini, padahal negaranya mayoritas Muslim, telah memproduksi manusia fakir miskin dan yatim berlipat ganda dalam waktu yang cepat, kecepatan produksinya layaknya pabrikan modern yang full automatic, dan memang mesin pembunuh saat ini canggih.
Perang hanya menghasilkan manusia lemah dan cacat yang patut di lindungi dan di sayangi - lalu kau bicara tentang Islam madani, kebangkitan peradaban Islam, kekhalifahan Islam?
Kau pikir peradaban bisa dibangun dengan memenggal kepala banyak orang yang tidak sefaham, dengan sorti sekian skuadron pada anak anak, dengan tembakan AK47 sambil takbir, atau dengan makar pada pemerintahan yang sah?
Hentikanlah perang dan jangan membuat front baru lagi, hentikan...!!
Giringlah anak-anak muda ke majlis ilmu, pelajari saint, geografi, geopolitik, theologi, filsafat, ekonomi, financial, kedokteran, fiqih, hadits, Qur'an, klimtologi, kimia, biologi, sosiologi, dan lain-lain.
Peradaban dibangun dengan ilmu bukan kokangan senjata, siapapun yang membawa marwah perang ke NKRI adalah mereka yang akan membawa kegelapan bagi Muslim Indonesia. Jangan kau percayai mereka, sepanjang apapun gamis dan surban yang ia kenakan. Cerita tentang konspirasi itu hanya tipuan belaka, agar mudah kau diperdaya, beragama itu mencinta sesama, mencintai sekalipun berbeda, juga mencintai alam semesta, bukannya malah memporak poranda.
Duhai Yaman, negeri yang diberkahi, nasibmu kini menyayat hati. Yang mulia Syaikh Habibina Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Faqih al-Muqaddam di tempat peristirahatanya yang damai, pencetus thariqot Alawiyin yang saya cintai - lihatlah....ditengah gemuruh suara lantunan dzikir dari lautan muridmu yang memuji asma-Nya di Tarim, Yaman kini sedang menangis darah...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews