Setelah Amerika Serikat Akui Jerusalem Sebagai Ibukota Israel

Jumat, 8 Desember 2017 | 13:04 WIB
0
433
Setelah Amerika Serikat Akui Jerusalem Sebagai Ibukota Israel

Buat Amerika Serikat (AS) hal ini tidak mengejutkan, karena dengan janji kampanyenya inilah Donald Trump didukung kelompok Yahudi di AS, sehingga bisa terpilih sebagai Presiden AS. Kelompok Yahudi di AS sangat berpengaruh besar. Kadangkala juga sering masuk menjadi menteri dalam kabinet Presiden AS. Hal itu sudah berlangsung lama.Oleh karena itu Trump hanya mewujudkan janji kampanyenya. Tidak lebih.

Buat negara Arab, ini mengejutkan. Memang sejak Israel diakui sebagai negara merdeka oleh AS dan sekutunya terjadi beberapa kali perang dengan Israel, terutama perlawanan negara Arab yang dimotori Mesir dan Irak, karena dahulu dianggap negara yang kuat di bidang militer jika dibandingkan di antara negara Arab lainnya. Hasilnya? Negara-negara Arab selalu kalah. Dalam Perang Enam Hari, kekalahan negara Arab ini sangat terasa.

Ketika Jimmy Carter terpilih sebagai Presiden AS, ada sedikit harapan terjadi perdamaian antara negara Arab, terutama Mesir dengan Israel, yaitu dengan diselenggarakannya Perjanjian Camp David. Di sini nama Indonesia ikut terangkat, karena perjanjian di Camp David di AS itu diawali laporan Mayor Jenderal Rais Abin selalu Panglima Pasukan PBB di Timur Tengah yang bermarkas di Mesir, kepada Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Kurt Waldheim, bahwa dari hasil laporan di lapangan, Mesir dan Israel ada keinginan untuk berunding.

Memang Mayjen TNI Rais Abin (sekarang Letjen TNI/Purn yang masih memimpin Legiun Veteran RI di usia 91 tahun) bertanggungjawab langsung kepada Sekjen PBB. Berdasarkan laporan dari Indonesia itulah Perjanjian Perdamaian antara Mesir dan Israel tercapai.

Akan halnya Irak (saya ke Irak dua kali, Desember 1992 dan September 2014), menurut saya,  Irak diserang habis-habisan oleh AS dan sekutunya karena Irak menduduki Kuwait. Meski hanya sebentar, karena AS dan negara Arab lainnya ikut melakukan serangan kepada tentara Irak di Kuwait, sehingga pasukan Irak kembali mundur ke negaranya Irak.

[irp posts="5110" name="Akui Jerusalem sebagai Ibukota Israel, Trump Picu Perang Dunia III"]

Berakhirkah sengketa itu? Tidak. Setelah itu PBB melakukan embargo ekonomi dan melarang pesawat udara melintas di udara Irak. Waktu itu ketika saya, atau siapa saja ke Irak, harus melalui Jordania. Dari Jordania lalu naik jalur darat ke Irak. Serangan terakhir AS dan sekutunya ke Irak, betul-betul membuat Irak tidak berdaya. Kunjungan saya ke Irak tahun 2014, membuktikan hal itu.

Kembali ke masalah Palestina, nampaknya perdamaian dan niat rakyat Palestina untuk merdeka secara "de jure," dengan diakuinya Jerusalem sebagai ibukota Israel semakin jauh. Kenapa saya katakan "de jure" karena Palestina secara hukum internasional belum diakui, meski secara "de facto" sudah bernama Negara Palestina dengan menempatkan duta besarnya di beberapa negara, termasuk di Indonesia.

***