Penaklukan Mekkah oleh Rezim ibn Saud awal abad 19 yang di dukung penganut wahabi adalah kekerasan dan pembunuhan masal pertama terhadap kaum muslim sufi. Semua situs sejarah serta kuburan para sohabat dan ulama di sekitar Mekkah dan Madinah dibumihanguskan oleh gerombolan barbar ini.
Penembakan dan pengeboman di mesjid" kaum Sufi Mesir oleh ISIS, adalah tradisi yang terus dilanjutkan oleh gerombolan wahabi takfiri. Kekerasan itu mempunyai akar sejarah yang kuat di masa lalu - jauh sebelum kejadian penembakan di Masjid Rawadhah, seorang mursyid thariqot asal mesir "syaikh Sulaiman Abu Haraz" ulama sepuh berusia 100 tahun dipenggal oleh algojo ISIS dengan tuduhan parktik sihir dengan tanpa melalui proses pengadilan.
[irp posts="485" name="ISIS Redup, Jabhat al-Nusra Jadi Idola Baru Pengagum Teroris"]
Penghancuran situs situs sejarah, masjid tua, zawiah, ribath dan makam para ulama di Syiria dan Iraq oleh ISIS adalah sesuatu yang jamak (lumrah), percis prilakunya sama ketika penaklukan Mekkah oleh rezim Ibn Su'ud dan para pengikut Wahabinya.
Apakah di Indonesia ini mungkin akan terjadi ?
[caption id="attachment_5355" align="alignleft" width="400"] Patung dirubuhkan (Foto: Okezone.com)[/caption]
Sangat mungkin terjadi! Jika kaum ekstrimis dengan idiologi wahabi ini terus berkembang, maka semua situs budaya akan dihancurkan -bukankah pemanasannya sudah dilakukan dengan merobohkan patung patung di penjuru kota? Kelak tidak akan ditemukan lagi makam Wali Sanga, candi, masjid para wali, kelenteng tua, wihara, greja dan lain-lain.
Bahkan mungkin kita akan menyaksikan berondongan peluru atau ledakan bom, di Masjid Sunan Ampel, Luar Batang, Kudus, Banten, Cirebon, di gereja, kelenteng, wihara dan lain-lain.
Karena itu jangan biarkan BANSER bekerja sendirian, mari kita dukung Nanhdlatul Ulama, pemelihara persatuan, kedamaian dan memulikan Indonesia seperti cita cita para pendiri bangsa!!
Bagaimana nasibnya kaum minoritas jika mereka berkuasa? Kami Nahdlatul Ulama yang mayoritaspun akan terancam apalagi minoritas....
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews