Ramai setelah acara ILC di mana DS dan AJ seolah dikuliti oleh gerombolan ES dan FS serta kembar siam FZ dan FH. Seolah terjadi menang telak dari pasukan khilafah diperang badar.
DS dan AJ dua sosok anak muda penggiat medsos dengan tulisan yang mencerahkan dan memotivasi banyak anak muda menuju proses perbaikan agar membiasakan kebaikan. Dua motivator ini adalah termasuk Indonesia ke depan, Indonesia tidak boleh diambil oleh gerombolan pemangsa peradaban.
Persoalan di ILC seolah menjadi "the killing field" bagi kedua manusia berpotensi ini tidak terlalu penting, karena esensi keperpihakan kita kepada kebaikan tidak boleh disurutkan oleh mulut menang-menangan yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
[irp posts="444" name="Senyum Koruptor di Koran dan Televisi"]
Sementara bonus yang kita terima dari acara yang menjadikan DS dan AJ dijadikan ayam sayur adalah, bahwa makin jelas siapa gerombolan itu. Tulang putihnya menyeruak dari daging dan kulitnya, bahwa mereka termasuk penggerak dibentuknya sistim khilafah di Indonesia. Bila kita sepakat khilafah haram di Indonesia, maka gerombolan manusia murah di dalamnya juga haram berada di Indonesia, hanya bagaimana kita bisa menyamaknya.
Menulis di medsos adalah pekerjaan sepihak karena tidak berhadapan dengan mulut orang di depan kita, sehingga dibutuhkan kepiawaian untuk menjawab dan bertanya, saat acara debat dan sejenisnya, jujur mungkin DS dan AJ masih kurang jam terbangnya dan pada acara itu sebenarnya mereka dikeroyok oleh pasukan lawan sekaligus oleh TV One.
Amati pertanyaan-pertanyaan Karni dalam alur diskusi itu, dia tendensius, dan kita tau siapa dia, sejak PS batal sujud di Pilpres 2014, TV ini menjadi tidak netral dalam mengemas beritanya yang menyangkut pemerintahan JKW.
Pak Mahfud sebagai penyelamat dan sekaligus membantai konsep khilafah menjadi kelihatan mentah untuk bisa menggantikan Pancasila, inilah deep closed acara itu.
DS dalam balasannya masih terasa kurang bisa menerima komentar Pak Mahfud menjadi salah gaya, DS tidak perlu mengatakan bahwa Pak Mahfud enak karena berkomentar di ujung acara, mau di ujung mau di awal kalau ilmunya dangkal ya pasti mental. Jadi saya pikir harus diterima secara rasional jangan dengan rasa kesal.
DS harus piawai mengatur hati, sepiawai tulisannya yang menyemangati, ngapain juga gerombolan perusak ketentraman diambil hati karena bila salah menyikapi kita rugi sendiri. Indonesia butuh DS bukan ES.
Tidak perlu memberi 5 bintang kepada Denny karena dia memang bintang sejati, beda dengan yang sono.
Hayuk perbanyak Denny-Denny yang lain, jangan berhenti karena dikerjai Karni. Indonesia adalah masa depan, ILC cuma kejar rating dan setoran.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews