Poltracking Indonesia merilis hasil survei kandidat calon gubernur pada Pilkada Jawa Barat 2018, Selasa 5 Desember 2017. Survei tersebut dilakukan pada 10-15 November 2017 dengan 1.200 responden se-Jawa Barat. Hasilnya? Ridwan Kamil jadi figur yang paling diinginkan untuk memimpin warga Jabar. Artinya, jika pilkada Jabar digelar saat ini atau saat periode survei dilaksanakan, Kang Emil kemungkinan besar akan memenangi pertarungan Jabar I.
Tapi, ada dua penantang lainnya, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang melengkapi urutan tiga besar. Dalam simulasi 3 nama kandidat tersebut, Kang Emil unggul dengan gap elektabilitas yang cukup signifikan, sekitar 19.2 persen. Dalam angka, Ridwan Kamil (46.8%), Deddy Mizwar (27.6%), dan Dedi Mulyadi (10.3%).
Kang Emil unggul di semua karakteristik personal yang ditawarkan Poltracking Indonesia. Seperti peduli dan perhatian, berprestasi, cerdas dan pintar, mampu memimpin, menarik, mempertahankan budaya Sunda, religius hingga dinilai membela umat Islam.
[caption id="attachment_2862" align="alignleft" width="255"] Puti Guntur Soekarno (Foto: Detik.com)[/caption]
Tidak hanya melakukan survei untuk kandidat calon Gubernur, tapi juga ada nama-nama kandidat calon wakil gubernur pilihan rakyat. Tiga nama yang punya elektabilitas tinggi ada Daniel Mutaqien (10.6%), Ahmad Syaikhu (8.2%), dan satu-satunya sosok perempuan yang melengkapi formasi tiga besar, Puti Guntur Soekarno (5.4%).
Meski sebenarnya ada nama-nama seperti Dede Yusuf, Abdullah Gymnastiar hingga Desy Ratnasari, namun Poltracking mengerucutkan nama-nama yang berputar dalam peta koalisi partai. Hingga dapatlah nama-nama kandidat calon wakil gubernur pilihan rakyat, katanya loh ya, ini masih hasil survei.
Sehingga, Poltracking Indonesia membuat simulasi tiga pasang kandidat. Kang Emil-Mutaqien, Demiz (panggilan akrab Deddy Mizwar) dengan Syaikhu, serta Demul (Dedi Mulyadi) berpasangan dengan Puti Guntur. Hasilnya sama saja, pasangan Ridwan Kamil-Mutaqien unggul dengan urutan sama. Bahkan jika kandidat pasangan Kamil-Mutaqien head to head melawan Demiz-Syaikhu, perbedaan suara cukup signifikan yakni 13.6%. Figur Ridwan Kamil emang belum terkalahkan.
Bahkan, hasil survei partai politik di daerah Jabar juga tidak jauh berbeda dengan pemenang pemilu tahun 2014 silam. PDI Perjuangan masih bercokol di posisi atas yang banyak dipilih warga. Kemudian Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat, PKB, Nasdem, PAN, dan partai lainnya.
Namun, hasil survei ini masih akan terus berubah menjelang Pilkada Serentak Juni 2018 mendatang. Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha menyebut elektabilitas Kang Emil hari ini masih belum aman. Sebab, perilaku pemilih di Jabar amat sangat dinamis.
"Tapi posisi itu belum aman, karena ada faktor wakil, ada faktor isu, ada faktor pelaku pemilih yang belum mantap," kata Hanta di Hotel Pan Facific Jakarta 5 Desember 2017.
Sebab, masih berdasarkan hasil survei, sekitar 47 persen yang menyatakan pilihannya masih bisa berubah (swing voters).
[irp posts="4729" name="Mungkinkah Ridwan Kamil Berjodoh dengan Puti Guntur Soekarno?"]
Oleh karenanya, Wakil ketua umum Partai Demokrat Roy Suryo mengaku masih optimistis Deddy Mizwar bisa mengejar keunggulan Kang Emil menjelang pilkada 2018 nanti. Terlebih survei ini dilakukan saat Demokrat belum satu suara mendukung Deddy Mizwar.
"Masih ada waktu untuk kemudian proses sampai dengan pilkada 2018. Insya Allah kami optimis untuk bisa mengejar sebaik-baiknya," kata Roy Suryo saat hadir pada rilis hasil survei tersebut.
Berbeda dengan Gerindra yang hingga saat ini belum menentukan sikap pada Pilgub Jabar tahun depan. Apakah Gerindra bergabung dengan salah satu dari dua poros koalisi yang ada. Atau memilih untuk membuat koalisi sendiri, dengan PDIP mungkin. Mengingat kedua partai yang punya suara banyak itu sama-sama masih 'bingung'.
Dalam acara yang sama, Ferry Juliantoro selaku Wakil Ketua Umum Gerindra menyebut partainya sudah punya nama dari internal. Namun katanya belum bisa dibocorkan sebab harus dilakukan uji kelayakan publik dulu. Kemungkinan bergabung dengan koalisi Demokrat-PKS-PAN juga masih terbuka. Atau jika Golkar mendukung Dedi Mulyadi, bisa jadi Gerindra berubah haluan bergabung dengan partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Kita juga melihat dinamika dari partai lain," kata Ferry.
Ferry juga terang-terangan bilang tuh kalau hasil munaslub Golkar nanti, yang dalam waktu dekat, juga akan mempengaruhi keputusan partainya mendukung kandidat yang dinilai bisa memenangi pertarungan.
Waah, tapi Kang Emil jangan jumawa dulu yaa. Pilkada masih cukup lama loh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews